Trailer

On 4/16/13, Muljadi Ali Basjah <mulj...@gmx.de> wrote:
> Assalamualaikum Wr.Wb. Yth. Bapak Indra J.Piliang & Bapak Joserizal.
>
> Pak Indra.....karano sabagian dari dunsanak di Palanta iko ado nan sadang
> wabah carito urang Bunian.... batambah pulo jo metabolish syndrom caro
> batanyo Buk Rina Permadi.....
>
> Batanyo lah ambo ciek gak duoo gaii.......yakni...........
> Baa pulo bantuak KTP urang Bunian ntun P'Indra nan di Pariaman?
> Sumbangan nan ala kadarnyo ka empunya KTP 'rang Bunian Pariaman, nan
> perehnyo Rp.10.000 itu baa pulo bantuek-eeeee?
>
> Bagarah ciek lai ambo Pak Indra, supayo gak lungga sangenek.
> Tampak2nyo banyak urang nan badendang jo suaro tenor & sopran lagu "satu
> gelas yang setengah kosong"
> sayangnyo.....  tonal nan  messo sopran sajo nan malagukan "satu gelas yang
> setengah penuh"
>
> Ambopun sabananyo nio maanarimo s'puluah ribu ntun Pak Indra, sayang KTP
> ambo KTP Bunian pulo.
> Pokonyo ambo dukluang jo doa samiang, mudah2an barakaik.
> Kalau dipiliah jadi Major kota Piaman P'Indra, ambo mintak sidakak ka
> P'Indra nasi tungkuih ciat........
>
> Wassalam,
>
> Muljadi Ali Basjah.
>
> PS. Maju terus duat P'Indra/P'Joss
>
>
> Gesendet: Dienstag, 16. April 2013 um 04:05 Uhr
> Von: "Darwin Chalidi" <dchal...@gmail.com>
> An: "Rantau Net" <rantaunet@googlegroups.com>
> Betreff: Re: [R@ntau-Net] Tentang Tim Kurcaci
> Kami dari Tangsel sangat menginginkan perubahan di kota kelahiran saya.
> Balai Kuraitadji Pakan Sinayan yang labiah terkenal dengan Katupek Gulai
> Paku.
>
> Semoga Dinda IJP diridhoi dan dilapangkan Allah jalannya untuk mambangkik
> batang tarandam Piaman Kota Tercinta.
>
> Salam, Darwin Chalidi, Tangsel
>
> 2013/4/16 <pi_li...@yahoo.com>
>>
>> Dari www.indrapiliang.com
>>
>> Tentang Tim Kurcaci
>>
>> Oleh
>>
>> Indra Jaya Piliang
>> Ketua Dewan Pendiri Nangkodo Baha Institute
>>
>> Jelang pukul 4 pagi, tanggal 12 April 2013 ini, pasangan Indra Jaya
>> Piliang dan Joserizal IJP-JOSS dinyatakan KPU Kota Pariaman memenuhi
>> syarat untuk tahapan berikutnya lewat jalur perseorangan. Walau tertatih,
>> deg-degan, serta sempat stress, tim IJP-JOSS mampu melewatinya dengan
>> hasil memuaskan. Tidak maksimal, namun penuh kegairahan.
>>
>> Selama ini, banyak masukan atau pertanyaan kepada saya tentang tim yang
>> selama ini mendampingi saya. Soalnya, dari sisi usia, mereka relatif muda.
>> Ada yang berumur 16 tahun, ada juga yang 40 tahun. Namun, diukur dari
>> rata-rata, usia mereka masih 22 tahun. Artinya, dari usia rata-rata,
>> mereka belum sekalipun ikut menjadi pemilih dalam pemilu. Tentu ada yang
>> sudah ikut pemilu legislatif 2009 dan pemilu presiden 2009, juga pilkada
>> gubernur Sumbar 2010.
>>
>> “Kenapa tim bapak berusia muda? Apa yang tua-tua tidak mampu?” begitu
>> antara lain bunyi pertanyaan via sms dalam dialog saya dengan pendengar
>> Radio Damai FM Kota Pariaman.
>> Pertanyaan yang sama saya hadapi ketika berjumpa dengan sejumlah orang.
>> “Apa itu NBI? Apa itu Alang Babega?” Begitu nadanya.
>>
>> NBI singkatan dari Nangkodo Baha Institute, sebuah lembaga think tank yang
>> saya dirikan di Kota Pariaman dan diawaki oleh anak-anak muda di bawah 30
>> tahun. Sementara Alang Babega adalah relawan yang saya latih selama tiga
>> hari dua malam di INS Kayu Tanam yang rata-rata usianya 22 tahun tadi.
>> Metode pelatihannya lumayan keras dan disiplin. Bahkan, Angkatan Pertama
>> sempat diinisiasi, dimandikan di dalam kolam pada pukul 02.00 dinihari.
>> Angkatan Kedua tidak bisa, mengingat cuaca sedang mendung dan beberapa
>> peserta jatuh sakit dan kesurupan.
>>
>> Kedua organisasi inilah yang menjadi relawan saya atau dikenal oleh
>> masyarakat sebagai “Tim IJP-JOSS”. Di luar itu, terdapat Tim IJP Center
>> yang merupakan veteran IJP 09 yang menjadi inti dari tim pemenangan saya
>> dalam pemilu legislatif 2009. Dalam masa kerja selama delapan bulan, Tim
>> IJP 09 berhasil meraih suara sebesar 26.599 untuk saya. Tentu, ada banyak
>> faktor lain yang menyebabkan suara itu didapat. Tapi inti dari tim yang
>> saya bentuk itu menjadi kekuatan utama.
>>
>> Praktis, sejak tahun 2009, saya berkembang bersama dengan alumni-alumni
>> IJP 09. Sebagian kecil berangkat ke Jakarta dan bekerja di kantor yang
>> saya dirikan. Sebagian lain melanjutkan kuliahnya.
>>
>> Tentu ada supervisor yang datang dari Jakarta, bahkan Malang, untuk
>> menetap berminggu-minggu dan berbulan-bulan di Pariaman. Saya menjadi
>> saksi akan dedikasi mereka, perjuangan mereka, serta cara mereka
>> menyembunyikan banyak masalah agar saya tidak tahu. Saya terpaksa
>> menggunakan insting untuk menemukan atau menanyakan masalah mereka. Tembok
>> yang tebal seolah berdiri ketika proses menemukan masalah itu terjadi.
>>
>> ***
>>
>> Ada juga Tim Keluarga yang juga berusia muda. Serta bantuan dari
>> orang-orang baik yang datang. Rata-rata mereka terpancing oleh ucapan para
>> relawan bahwa kami tidak ingin membeli KTP. Kalau memang mau membantu,
>> kami menyediakan biaya sekadarnya. Rupa-rupanya, para kandidat independen
>> lain sudah “merusak” pasar, yakni membeli KTP seharga Rp. 10.000,- sampai
>> Rp. 15.000,-. Kami tentu tidak cukup uang untuk itu. Sebab, kami perlu KTP
>> sebanyak 7.000 lembar.
>>
>> Untunglah, saya sudah terlebih dahulu melatih Relawan Alang Babega. Mereka
>> datang dari setiap desa dan kelurahan. Sempat muncul seloroh di mulut
>> mereka, “Pak IJP kabarnya mau jadi Walikota, kenapa bersikap keras kepada
>> kita?” Saya memang mengatakan kepada mereka untuk tidak terlibat dalam
>> politik praktis. Kalaupun mereka akhirnya terlibat, sifatnya bukanlah
>> paksaan. Relawan ini memang saya persiapkan sebagai cadangan sumberdaya
>> manusia di Kota Pariaman, dengan cara bekerja sama. Bayangkan, pergaulan
>> mereka semula hanya sebatas desanya atau keluarga dekatnya. Lalu, setelah
>> mengikuti pelatihan dan aktif, mereka menjadi memiliki banyak kawan di
>> seluruh Kota Pariaman dan di luar Pariaman.
>>
>> Mereka saya lantik sebagai relawan perubahan. “Sekalipun Superman yang
>> menjadi Walikota Pariaman, apabila masyarakatnya tidak mau berubah,
>> pastilah Superman akan gagal,” kata saya. Dengan semangat itulah, mereka
>> manjadi agen-agen perubahan, minimal berubah untuk diri sendiri, sikap,
>> posisi dalam keluarga, sampai bisa menjadi bagian perubahan di masyarakat.
>> Sebagian besar relawan ini bekerja, sehingga kesulitan mencari waktu.
>>
>> Saya sama sekali tidak meminta mereka melepaskan diri dari pekerjaannya,
>> bahkan relawan yang paling inti sekalipun. Bahkan, beberapa menjadi tulang
>> punggung keluarganya. Pekerjaan mereka macam-macam, mulai dari petani,
>> pengajar di Pendidikan Anak Usaha Dini (PAUD), pedagang keliling, kuli
>> bangunan, mahasiswa, bahkan ada yang menjadi debt collector bagi
>> perusahaan kendaraan bermotor, lalu memilih berhenti.
>>
>> Hanya sebagian kecil relawan yang aktif, bahkan sampai 24 jam, tidur di
>> Kantor NBI, bergelimpangan. Baru seminggu yang lalu mereka dibelikan
>> bantal. Biasanya, mereka berebut untuk memakai bantalan sofa ruang tamu
>> untuk dijadikan bantal. Seluruh supervisor juga tidur dalam keadaan yang
>> sama. Hanya saya yang tidur lebih enak, yakni di atas sofa di kamar kerja
>> saya. Sejak membentuk Tim IJP 09 dalam pemilu 2009 lalu, saya memang
>> membiasakan diri tidur di tempat tim saya tidur. Tanpa kasur.
>>
>> Tentu, saya punya rumah di Kota Pariaman, milik saudara. Namun, rumah itu
>> jarang saya pakai. Letaknya di pinggir laut. Saya baru tidur di rumah itu,
>> kalau badan terasa mulai tidak enak dan butuh istirahat. Pada awal tim
>> dibentuk, saya pernah sakit, terkilir di bagian pangkal lengan. Salah
>> urat. Butuh sebulan untuk menyembuhkannya, setelah saya datang ke dokter
>> akupuntur langganan di dekat Hotel Mulia, Jakarta. Alhamdulillah, di luar
>> penyakit itu, badan saya terasa sehat, walau kurang tidur. Sebab, saya
>> menghindari sarapan pagi dengan menu berat. Hanya makan roti dan bubur,
>> disertai buah-buahan dalam jumlah banyak.
>>
>> ***
>>
>> Suasana itulah yang membentuk tim. Sama sekali tidak ada jarak. Kadang,
>> muncul pertengkaran, akibat emosi sesama anak-anak muda. Saya
>> menyelesaikan setiap pertikaian itu dengan cara mendekati masing-masing
>> pihak. Untunglah, tim inti sudah saling mengenal selama lima tahun. Saya
>> percaya total kepada mereka. Dalam lima tahun ini, saya terus
>> berkomunikasi dengan mereka, bahkan mengajaknya sebagian ke Jakarta untuk
>> sekolah atau bekerja. Satu “jaminan” yang mereka ingat adalah: saya tidak
>> akan pernah melupakan mereka.
>>
>> Sekalipun gagal menjadi anggota DPR RI, walau suara yang saya peroleh
>> besar, tetap saja saya membina mereka sesuai dengan minat, bakat dan
>> cita-cita masing-masing.
>>
>> Militansi yang terjadi dalam tim saya sampai ke telinga dari orang-orang
>> lain yang mengamati. Mereka tahan bekerja di saat hujan atau panas. Ketika
>> saya datangi rumah mereka satu demi satu, terlihat kehidupan orang tuanya.
>> Ternyata, tidak semuanya miskin, melainkan juga terdiri dari anak-anak
>> orang berada di Kota Pariaman. Orang tua mereka seperti menyerahkan
>> anak-anak mereka untuk “bersekolah” di posko. Laki-laki dan perempuan.
>> Tapi ada juga orang tua yang meminta anak-anaknya bekerja untuk saya
>> secara sembunyi-sembunyi, mengingat posisi orang tuanya dalam
>> pemerintahan. Ya, orang tua mereka adalah anak buah dari incumbent.
>>
>> Tentu saya tidak ingin menyebut nama mereka satu demi satu, walau saya
>> mulai menghafalnya. Biarlah, suatu saat, nama itu saya tulis dalam data
>> yang sebenarnya. Mereka masih muda. Sebagian bahkan masih teramat muda,
>> belum mampu berbicara secara baik dan benar, sama sekali membisu dan hanya
>> tahu melakukan hal-hal teknis. Yang pandai bicara juga ada, menjadi
>> penyambung lidah teman-temannya kalau ada yang mereka mau sampaikan kepada
>> saya. Cara berbicaranya ada yang sangat sopan dan tertata, tetapi ada juga
>> yang ceplas-ceplos.
>>
>> Saya berterima kasih kepada mereka, Tim Kurcaci yang dipandang sebelah
>> mata. Namun, Tim Kurcaci inilah yang menunjukkan sebuah prestasi,
>> mengumpukan 7000 KTP dalam waktu kurang dari dua minggu, sesuatu yang
>> dikerjakan berbulan-bulan oleh tim lain.
>> Tentu, KTP tidak hanya datang dari mereka, juga dari tim yang lain, bahkan
>> ada seorang ibu yang sanggup mengumpulkan hampir 1.000 lembar KTP. Tetapi,
>> merekalah yang menemukan ibu-ibu itu, lalu mengerjakan bagian mereka:
>> menulis kembali alamat di dalam blangko, mengarsipkan, memasukkan ke dalam
>> komputer, sampai melakukan verifikasi selama bermalam-malam dalam wajah
>> yang mirip KTP juga.
>>
>> Selain kepada mereka, saya berterima kasih kepada masyarakat Kota
>> Pariaman. Satu bukti sudah terpampang bahwa tidak semua kerja politik
>> bernilai uang...
>> Sent from my BlackBerry®
>> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
>>
>> --
>> .
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
> - DILARANG:
> 1. E-mail besar dari 200KB;
> 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. One Liner.
> - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di:
> http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
> - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup
> Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim
> email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>
>
>

-- 
Sent from my mobile device

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke