Empat Kejahatan Orang Tua Terhadap Anak

Posted By Mochamad Bugi On 20 Februari 2008 @ 14:33 In Tarbiyatul Aulad | No
Comments

 

dakwatuna.com - Rasulullah saw. sangat penyayang terhadap anak-anak, baik
terhadap keturunan beliau sendiri ataupun anak orang lain. Abu Hurairah r.a.
meriwayatkan bahwa suatu ketika Rasulullah saw. mencium Hasan bin Ali dan
didekatnya ada Al-Aqra' bin Hayis At-Tamimi sedang duduk. Ia kemudian
berkata, "Aku memiliki sepuluh orang anak dan tidak pernah aku mencium
seorang pun dari mereka." Rasulullah saw. segera memandang kepadanya dan
berkata, "Man laa yarham laa yurham, barangsiapa yang tidak mengasihi, maka
ia tidak akan dikasihi." (HR. Bukhari di Kitab Adab, hadits nomor 5538).

 

Bahkan dalam shalat pun Rasulullah saw. tidak melarang anak-anak dekat
dengan beliau. Hal ini kita dapat dari cerita Abi Qatadah, "Suatu ketika
Rasulullah saw. mendatangi kami bersama Umamah binti Abil Ash -anak Zainab,
putri Rasulullah saw.-Beliau meletakkannya di atas bahunya. Beliau kemudian
shalat dan ketika rukuk, Beliau meletakkannya dan saat bangkit dari sujud,
Beliau mengangkat kembali." (HR. Muslim dalam Kitab Masajid wa Mawadhi'ush
Shalah, hadits nomor 840).

 

Peristiwa itu bukan kejadian satu-satunya yang terekam dalam sejarah.
Abdullah bin Syaddad juga meriwayatkan dari ayahnya bahwa, "Ketika waktu
datang shalat Isya, Rasulullah saw. datang sambil membawa Hasan dan Husain.
Beliau kemudian maju (sebagai imam) dan meletakkan cucunya. Beliau kemudian
takbir untuk shalat. Ketika sujud, Beliau pun memanjangkan sujudnya. Ayahku
berkata, 'Saya kemudian mengangkat kepalaku dan melihat anak kecil itu
berada di atas punggung Rasulullah saw. yang sedang bersujud. Saya kemudian
sujud kembali.' Setelah selesai shalat, orang-orang pun berkata, 'Wahai
Rasulullah, saat sedang sujud di antara dua sujudmu tadi, engkau
melakukannya sangat lama, sehingga kami mengira telah terjadi sebuha
peristiwa besar, atau telah turun wahyu kepadamu.' Beliau kemudian berkata,
'Semua yang engkau katakan itu tidak terjadi, tapi cucuku sedang
bersenang-senang denganku, dan aku tidak suka menghentikannya sampai dia
menyelesaikan keinginannya." (HR. An-Nasai dalam Kitab At-Thathbiq, hadits
nomor 1129).

Usamah bin Zaid ketika masih kecil punya kenangan manis dalam pangkuan
Rasulullah saw. "Rasulullah saw. pernah mengambil dan mendudukkanku di atas
pahanya, dan meletakkan Hasan di atas pahanya yang lain, kemudian memeluk
kami berdua, dan berkata, 'Ya Allah, kasihanilah keduanya, karena
sesungguhnya aku mengasihi keduanya.'" (HR. Bukhari dalam Kitab Adab, hadits
nomor 5544).

Begitulah Rasulullah saw. bersikap kepada anak-anak. Secara halus Beliau
mengajarkan kepada kita untuk memperhatikan anak-anaknya. Beliau juga
mencontohkan dalam praktik bagaimana bersikap kepada anak dengan penuh
cinta, kasih, dan kelemahlembutan.

Karena itu, setiap sikap yang bertolak belakang dengan apa-apa yang
dicontohkan oleh Rasulullah saw., adalah bentuk kejahatan kepada anak-anak.
Setidak ada ada empat jenis kejahatan yang kerap dilakukan orang tua
terhadap anaknya.

Kejahatan pertama: memaki dan menghina anak

Bagaimana orang tua dikatakan menghina anak-anaknya? Yaitu ketika seorang
ayah menilai kekurangan anaknya dan memaparkan setiap kebodohannya. Lebih
jahat lagi jika itu dilakukan di hadapan teman-teman si anak. Termasuk dalam
kategori ini adalah memberi nama kepada si anak dengan nama yang buruk.

 

Seorang lelaki penah mendatangi Umar bin Khattab seraya mengadukan
kedurhakaan anaknya. Umar kemudian memanggil putra orang tua itu dan
menghardiknya atas kedurhakaannya. Tidak lama kemudan anak itu berkata,
"Wahai Amirul Mukminin, bukankah sang anak memiliki hak atas orang tuanya?"

"Betul," jawab Umar.

"Apakah hak sang anak?"

"Memilih calon ibu yang baik untuknya, memberinya nama yang baik, dan
mengajarkannya Al-Qur'an," jawab Umar.

"Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya ayahku tidak melakukan satu pun dari
apa yang engkau sebutkan. Adapun ibuku, ia adalah wanita berkulit hitam
bekas hamba sahaya orang majusi; ia menamakanku Ju'lan (kumbang), dan tidak
mengajariku satu huruf pun dari Al-Qur'an," kata anak itu.

Umar segera memandang orang tua itu dan berkata kepadanya, "Engkau datang
untuk mengadukan kedurhakaan anakmu, padahal engkau telah durhaka kepadanya
sebelum ia mendurhakaimu. Engkau telah berbuat buruk kepadanya sebelum ia
berbuat buruk kepadamu."

 

Rasulullah saw. sangat menekankan agar kita memberi nama yang baik kepada
anak-anak kita. Abu Darda' meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda,
"Sesungguhnya kalian akan dipanggil pada hari kiamat dengan nama-nama kalian
dan nama ayah kalian, maka perbaikilah nama kalian." (HR. Abu Dawud dalam
Kitab Adab, hadits nomor 4297).

 

Karena itu Rasulullah saw. kerap mengganti nama seseorang yang bermakna
jelek dengan nama baru yang baik. Atau, mengganti julukan-julukan yang buruk
kepada seseorang dengan julukan yang baik dan bermakna positif. Misalnya,
Harb (perang) menjadi Husain, Huznan (yang sedih) menjadi Sahlun (mudah),
Bani Maghwiyah (yang tergelincir) menjadi Bani Rusyd (yang diberi petunjuk).
Rasulullah saw. memanggil Aisyah dengan nama kecil Aisy untuk memberi kesan
lembut dan sayang.

 

Jadi, adalah sebuah bentuk kejahatan bila kita memberi dan memanggil anak
kita dengan sebutan yang buruk lagi dan bermakna menghinakan dirinya.

 

Kejahatan kedua: melebihkan seorang anak dari yang lain

 

Memberi lebih kepada anak kesayangan dan mengabaikan anak yang lain adalah
bentuk kejahatan orang tua kepada anaknya. Sikap ini adalah salah satu
faktor pemicu putusnya hubungan silaturrahmi anak kepada orang tuanya dan
pangkal dari permusuhan antar saudara.

 

Nu'man bin Basyir bercerita, "Ayahku menginfakkan sebagian hartanya untukku.
Ibuku -'Amrah binti Rawahah-kemudian berkata, 'Saya tidak suka engkau
melakukan hal itu sehinggi menemui Rasulullah.' Ayahku kemudian berangkat
menemui Rasulullah saw. sebagai saksi atas sedekah yang diberikan kepadaku.
Rasulullah saw. berkata kepadanya, 'Apakah engkau melakukan hal ini kepada
seluruh anak-anakmu?' Ia berkata, 'Tidak.' Rasulullah saw. berkata,
'Bertakwalah kepada Allah dan berlaku adillah kepada anak-anakmu.' Ayahku
kemudian kembali dan menarik lagi sedekah itu." (HR. Muslim dalam Kitab
Al-Hibaat, hadits nomor 3055).

 

Dan puncak kezaliman kepada anak adalah ketika orang tua tidak bisa
memunculkan rasa cinta dan sayangnya kepada anak perempuan yang kurang
cantik, kurang pandai, atau cacat salah satu anggota tubuhnya. Padahal,
tidak cantik dan cacat bukanlah kemauan si anak. Apalagi tidak pintar pun
itu bukanlah dosa dan kejahatan. Justru setiap keterbatasan anak adalah
pemacu bagi orang tua untuk lebih mencintainya dan membantunya. Rasulullah
saw. bersabda, "Rahimallahu waalidan a'aana waladahu 'ala birrihi, semoga
Allah mengasihi orang tua yang membantu anaknya di atas kebaikan." (HR. Ibnu
Hibban)

 

Kejahatan ketiga: mendoakan keburukan bagi si anak

 

Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tsalatsatu
da'awaatin mustajaabaatun: da'watu al-muzhluumi, da'watu al-musaafiri,
da'watu waalidin 'ala walidihi; Ada tiga doa yang dikabulkan: doa orang yang
teraniaya, doa musafir, dan doa (keburukan) orang tua atas anaknya." (HR.
Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits nomor 1828)

 

Entah apa alasan yang membuat seseorang begitu membenci anaknya. Saking
bencinya, seorang ibu bisa sepanjang hari lidahnya tidak kering mendoakan
agar anaknya celaka, melaknat dan memaki anaknya. Sungguh, ibu itu adalah
wanita yang paling bodoh. Setiap doanya yang buruk, setiap ucapan laknat
yang meluncur dari lidahnya, dan setiap makian yang diucapkannya bisa
terkabul lalu menjadi bentuk hukuman bagi dirinya atas semua amal lisannya
yang tak terkendali.

 

Coba simak kisah ini. Seseorang pernah mengadukan putranya kepada Abdullah
bin Mubarak. Abdullah bertanya kepada orang itu, "Apakah engkau pernah
berdoa (yang buruk) atasnya." Orang itu menjawab, "Ya." Abdullah bin Mubarak
berkata, "Engkau telah merusaknya."

 

Na'udzubillah! Semoga kita tidak melakukan kesalahan seperti yang dilakukan
orang itu. Bayangkan, doa buruk bagi anak adalah bentuk kejahatan yang akan
menambah rusak si anak yang sebelumnya sudah durhaka kepada orang tuanya.

 

Kejahatan keempat: tidak memberi pendidikan kepada anak

 

Ada syair Arab yang berbunyi, "Anak yatim itu bukanlah anak yang telah
ditinggal orang tuanya dan meninggalkan anak-anaknya dalam keadaan hina.
Sesungguhnya anak yatim itu adalah yang tidak dapat dekat dengan ibunya yang
selalu menghindar darinya, atau ayah yang selalu sibuk dan tidak ada waktu
bagi anaknya."

 

Perhatian. Itulah kata kuncinya. Dan bentuk perhatian yang tertinggi orang
tua kepada anaknya adalah memberikan pendidikan yang baik. Tidak memberikan
pendidikan yang baik dan maksimal adalah bentuk kejahatan orang tua terhadap
anak. Dan segala kejahatan pasti berbuah ancaman yang buruk bagi pelakunya.

 

Perintah untuk mendidik anak adalah bentuk realisasi iman. Perintah ini
diberikan secara umum kepada kepala rumah tangga tanpa memperhatikan latar
belakang pendidikan dan kelas sosial. Setiap ayah wajib memberikan
pendidikan kepada anaknya tentang agamanya dan memberi keterampilan untuk
bisa mandiri dalam menjalani hidupnya kelak. Jadi, berilah pendidikan yang
bisa mengantarkan si anak hidup bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.

 

Perintah ini diberikan Allah swt. dalam bentuk umum. "Hai orang yang
beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya dari manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkanNya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (QS.
At-Tahrim: 6)

 

Adalah sebuah bentuk kejahatan terhadap anak jika ayah-ibu tenggelam dalam
kesibukan, sehingga lupa mengajarkan anaknya cara shalat. Meskipun kesibukan
itu adalah mencari rezeki yang digunakan untuk menafkahi anak-anaknya. Jika
ayah-ibu berlaku seperti ini, keduanya telah melanggar perintah Allah di
surat Thaha ayat 132. "Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan
shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki
kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu
adalah bagi orang yang bertakwa."

 

Rasulullah saw. bersabda, "Ajarilah anak-anakmu shalat saat mereka berusia
tujuh tahun, dan pukullah mereka (bila tidak melaksanakan shalat) pada usaia
sepuluh tahun." (HR. Tirmidzi dalam Kitab Shalah, hadits nomor 372).

 

Ketahuilah, tidak ada pemberian yang baik dari orang tua kepada anaknya,
selain memberi pendidikan yang baik. Begitu hadits dari Ayyub bin Musa yang
berasal dari ayahnya dan ayahnya mendapat dari kakeknya bahwa Rasulullah
saw. bersabda, "Maa nahala waalidun waladan min nahlin afdhala min adabin
hasanin, tak ada yang lebih utama yang diberikan orang tua kepada anaknya
melebihi adab yang baik." (HR. Tirmidzi dalam Kitab Birr wash Shilah, hadits
nomor 1875. Tirmidzi berkata, "Ini hadits mursal.")

 

Semoga kita tidak termasuk orang tua yang melakukan empat kejahatan itu
kepada anak-anak kita. Amin.

 

Article printed from dakwatuna.com: http://www.dakwatuna.com

 

URL to article:
http://www.dakwatuna.com/index.php/baitul-muslim/tarbiyatul-aulad/2008/empat
-kejahatan-orang-tua-terhadap-anak/




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Daftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke