"Harimau" sebagai binatang memang jaleh ado, banyak gambarnyo, dapek pulo 
dicaliak jaleh di berbagai Kabun Binatang. MakNgah pun alah mancaliak Harimau 
Tigo Baranak di dalam rimbo, maloncek maindaan MakNgah lalu dakek tampek 
istirahatnyo di suatu sore hari tahun 1960. Sadangkan jajak-jajak Harimau 
banyak nan lah acok MakNgah caliak di dalam rimbo.

Tapi "Inyiak Balang" mungkin ado cuma marupokan mitos dengan berbagai versi 
fantasi si Tukang Kaba. MakNgah alun panah basuo jo "Inyiak Balang" diracak 
urang. Munkgin pasti alun ado pulo urang nan pernah mancaliak "Inyiak Balang" 
kanai racak... kecuali dalam gambar-gambar fantasi nan MakNgah copy-pastekan 
sabalunnyo...

https://www.google.com/search?q=harimau&client=firefox-a&hs=kcY&rls=org.mozilla:en-US:official&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ei=ChqBUayqJI3PiwKetYCACQ&ved=0CAoQ_AUoAQ&biw=939&bih=578#imgrc=B_W5D-CgHZlCwM%3A%3BSuS0RZQz_12UzM%3Bhttp%253A%252F%252Fmedia.halomalang.com%252Fmedia%252F2012%252F12%252FNews%252F06%252Fsahabat-harimau-1.jpg%3Bhttp%253A%252F%252Fhalomalang.com%252Fnews%252Fsholeh-pemuda-asal-malang-yang-bersahabat-dengan-harimau%3B620%3B401


Mitos, sebagai gejala budaya ko, mungkin bakarimuak dan dikarehkan jo landasan 
ajaran agamo nan awak misti picayo ka nan ghaib.

Carito-carito maracak "Inyiak Balang" ko mungkin diilhami, diparalelkan atau 
dicampuabauakan jo carito Nabi Muhammad s.a.w tabang malam maracak "Buraq". 
Banyak pulo mitos-mitos lain tantang berbagai "Inyiak Kiramat" nan sadang 
bacukua manghilang "tabang" ka Makah katu ado "kabakaran" di Makah...

Rancak pulo dicaliak Salam dari harimau bersaudara ko...

http://fc08.deviantart.net/fs71/f/2012/360/0/1/harimau_bersaudara_by_maipau-d5payud.jpg

Salam,
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif
Di Tapi Riak nan Badabua



--- In rantau...@yahoogroups.com, "Zubir Amin" <zubir.amin@...> wrote:
>
> Knkn MM nn kritis n sanak Palanta nn baik.
>     Curito 'inyiak balang'(harimau),curitonyo memang ado.Harimau balang tigo 
> tantu ado juo.
>    Nan jadi permasalahan apo io ado harimau jinak nn baasa dari leluhur suatu 
> kaum nn bisa di-suruah2?
>    Di Kampuang JB,Piaman,itu cuma curito nn dilabiah-labiahkan.Umpamo 'e 
> ,Sinan punyo Inyiak balang tu bisa ka 'Darek',istilah ughang Piaman ka Kik 
> Tinggi or Pdg Panjang maracak si Inyiak tu samalam pp.Musim Duren si Inyiak 
> ko mancari Duren jatuah,n mambawo duren tu ka rmh tuannyo.Dlsb.Apo io tu.
>    JB sampai kini alun picayo lai.Tapi baa kok ado curitonyo nn turun 
> tamurun.Antahlah!
>   JB,DtRJ,74thn,sk Mandahiliang,Padusunan,Pariaman,kini di Bonjer,Jakbar.
> Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
> 
> -----Original Message-----
> From: Muchwardi Muchtar <muchwardi@...>
> Sender: rantaunet@googlegroups.com
> Date: Wed, 1 May 2013 11:15:40 
> To: <rantaunet@googlegroups.com>
> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
> Subject: Re: [R@ntau-Net] Re: inyiak balang?
> 
> *(--).....apo inyiak balang itu sabana ado Mak Datuak Rajo Jambi?
> 
> *
> * *
> 
> *(+) Mengenal Cindaku : Manusia Harimau Asal Kerinci*
> 
> Cindaku adalah sebutan untuk manusia harimau yang berasal dari daerah
> Kerinci, Jambi. Menurut kepercayaan masyarakat Kerinci, manusia memiliki
> hubungan batin dengan harimau.
> 
> "bahwasanya di bumi sakti ini tumbuh suatu kepercayaan magis spritual
> tentang hubungan bathin manusia dengan harimau, sehingganya kemudian tidak
> mengherankan di tengah masyarakat Kerinci ada pula yang berkeyakinan kalau
> nenek moyang mereka adalah harimau."
> 
> Kepercayaan yang dianut oleh masyarakat Kerinci tentang harimau merupakan
> warisan dari nenek moyang mereka yang konon telah berperan serta dalam
> melestarikan hutan di wilayah Kerinci yang merupakan habitat asli dari
> harimau Sumatra. Diceritakan dalam cerpen Cindaku tentang adanya perjanjian
> yang dilakukan oleh nenek moyang mereka yang disebut Tingkas, dengan
> harimau yang tinggal di suatu hutan di wilayah Kerinci. Perjanjian tersebut
> berisi tentang pembagian wilayah, antara wilayah hunian harimau dan wilayah
> manusia.
> 
> "Ini tidak terlepas dari legenda yang berkembang di mana di sebutkan dahulu
> Tingkas nenek moyang orang Kerinci telah menjalin hubungan dengan harimau,
> dan dalam hubungan itulah terbentuk perjanjian yang membatasi dan mengatur
> hubungan manusia dengan alam terutama hutan rimba. Perjanjian itulah yang
> mengontrol nafsu masing-masingnya sehingga tidak sampai memakan wilayah
> satu sama lainnya. Hutan rimba adalah wilayah hunian harimau. Tingkas dan
> anak cucunya tidak boleh merampas hak itu. Sementara kampung dan kota
> adalah wilayah manusia, harimau pun tidak akan pernah berani berkuasa atau
> menunjukkan kebuasannya di sini."
> 
> Perjanjian tersebut merupakan suatu penggambaran sifat manusia yang mau
> menghargai kehidupan sesama makhluk ciptaan Tuhan. Hal tersebut dapat pula
> dihubungkan dengan kearifan lokal atau local wisdom, dimana suatu
> masyarakat mampu menyerap pesan-pesan yang disampaikan oleh para nenek
> moyang melalui cerita-cerita atau dongeng-dongeng yang bersifat peringatan
> maupun pendidikan. Dalam kasus ini, pesan yang disampaikan adalah sebuah
> peringatan tentang adanya pembagian antara wilayah harimau dan wilayah
> manusia yang harus dihormati keberadaannya. Kearifan lokal itu sampai saat
> ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Kerinci.
> 
> Selain sebagai suatu penghargaan terhadap nenek moyang, tetap dipegang
> teguhnya warisan nenek moyang tersebut berhubungan dengan konsekuensi yang
> berat terhadap orang yang berani melanggarnya. Konsekuensi yang dimaksud
> dapat berhubungan dengan kematian yang disebabkan oleh serangan harimau,
> juga dihubungkan dengan kemunculan cindaku yang merupakan pelindung bagi
> harimau sekaligus penjaga wilayah hunianya.
> 
> "Perjanjian itulah yang disebut perjanjian garis tanah, yang berlaku selama
> ranting mati yang ditanam di tanah waktu itu tidak tumbuh berdaun apalagi
> berbunga. Ini berarti ini berarti perjanjian itu akan berlaku
> selama-lamanya, karena ranting mati yang di tanam itu mustahil akan hidup
> dan tumbuh seumur-umur dunia."
> 
> Kutipan diatas menunjukkan adanya unsur-unsur estetis yang diungkapkan
> melalui perumpamaan ranting kering yang tak mungkin bisa tumbuh lagi.
> Perumpamaan tersebut digunakan untuk menegaskan bahwa pejanjian antara
> manusia dan harimau berlaku untuk selama-lamanya.
> 
> "Untung dada nak Saketi ini tidak sampai menyentuh tanah......Karena kalau
> sampai menyentuh tanah maka wujud nak Saketi inipun akan berubah jadi
> harimau pula. Sebenarnya dia sudah tahu lawan yang dihadapinya itu adalah
> adalah salah satu sisi dari dirinya sendiri, eksistensi kehidupannya
> sebagai manusia yang terlahir dari tanah Kerinci. Dan rupanya makluk makluk
> berwujud setengah harimau setengah manusia yang disebut cindaku itu, juga
> cukup menyadari akan hal ini..."
> 
> "Nak Saketi, ternyata baru hari ini memasakkan ilmu batinnya, dan ini
> berjalan secara alami". Ujar dukun memberitahukan. Para lelaki itu masih
> belum mengerti dan tetap tak mengerti sampai ketika erangan kembali
> terdengar. Kali ini lebih mirip erangan seekor harimau. Tiba-tiba mata
> saketi terbuka menikam langit-langit dan alangkah kagetnya keempat lelaki
> itu menyaksikan mata Saketi, ternyata telah berubah jadi hijau dan tajam
> sekali. Dan semakin terkejut mereka ketika di tubuh Saketi bermunculan
> bulu-bulu kasar bercorak loreng. Terus tumbuh sampai akhir menutupi tubuh
> lelaki muda itu."
> 
> Kepercayaan tentang cindaku hanya terdapat di wilayah Kerinci saja. Orang
> Kerinci yang berkemampuan cindaku hanya bisa berubah menjadi harimau bila
> dadanya menyentuh tanah Kerinci, tanah yang merupakan tempat berpijak
> harimau Sumatra, yang berkaitan dengan hak-hak hidup harimau dan manusia
> yang harus senatiasa dijaga keharmonisannya. Cindaku adalah jelmaan dari
> manusia yang terlahir dari tanah Kerinci. Tidak semua orang Kerinci adalah
> cindaku, hanya sebagian orang saja yang mempunyai darah Tingkas (nenek
> moyang orang Kerinci) dan orang tertentu saja yang mampu berubah menjadi
> harimau.
> 
> Orang tertentu yang dimaksud adalah orang-orang yang mempunyai bakat
> supranatural dan mampu menyerap ilmu yang diberikan oleh cindaku. Lebih
> khusus lagi, tidak semua keturunan Tingkas mampu mengubah diri menjadi
> cindaku, dalam legenda Kerinci, cindaku akan menampakkan diri jika ada yang
> mencoba untuk melanggar perjanjian garis tanah saja, sehingga keturunan
> Tingkas tidak bisa sesuka hatinya untuk mengubah diri menjadi harimau. Dari
> hal tersebut dapat dikatakan bahwa suatu kekuatan besar tidak bisa
> seenaknya digunakan untuk hal-hal yang kurang bermakna, karena dengan
> kekuatan tersebut para cindaku mempunyai tanggung jawab besar untuk menjaga
> apa yang seharusnya tetap terjaga.
> 
> Perilaku manusia yang mengetengahkan ambisi dan dendam banyak tertuang
> dalam cerpen Cindaku. Diceritakan tentang Martias, seoarang pimpinan suatu
> perusahaan developer raksasa berusaha memenangkan tender dari pemerintah
> untuk mebuat jalan yang melintasi Muaro Bungo-Kerinci, melewati hutan rimba
> TNKS - yang merupakan habitat harimau Sumatra - tembus di Renah Pemetik.
> Tentu saja Cindaku tidak tinggal diam. Pada saat melakukan observasi, salah
> satu anak buah Martias tiba-tiba menghilang dan ditemukan kembali dalam
> keadaan mati dengan tubuh tercabik-cabik harimau. Kematian itu sebenarnya
> merupakan sebuah pesan, lebih tepat lagi ancaman terhadap pelanggar
> perjanjian garis tanah. Saketi sebagai orang kepercayaan Martias telah
> mengingatkan atasanya itu agar membatalkan rencananya, namun peringatan itu
> tidak menyurutkan ambisi Martias.
> 
> Martias pada akhirnya memenangkan tender. Hal itu disebabkan oleh kematian
> salah satu anak buah Martias yang mati akibat terkaman harimau yang
> menciutkan nyali saingan Martias. Sikap yang diambil Martias untuk
> meneruskan proyek pemerintah tersebut banyak memakan korban. Sikap tersebut
> sangat bertentangan dengan apa yang menjadi kepercayaan masyarakat Kerinci.
> Keadaan yang semula tenang secara tiba-tiba berubah menjadi suatu konflik
> yang berakibat fatal.
> 
> "Pada hari pertama jatuh satu korban. Ini sempat membuat nyali para buruh
> dan ciut.."
> 
> Peringatan sudah diberikan, namun orang-orang Martias belum mampu terbangun
> dari ketidaksadaran mereka akan bahaya yang mereka ciptakan sendiri.
> Ketidaksadaran tersebut terkait dengan sifat manusia yang berpandangan
> sempit dan sepele terhadap hal-hal yang seharusnya dihormati eksistensinya.
> Manusia terkadang kurang menghargai adanya pesan-pesan leluhur yang
> berelevansi dengan keseimbangan alam. Terkadang pula manusia mudah
> melupakan tanda-tanda dan peringatan yang telah dilontarkan oleh alam. Oleh
> karena itu sering terjadi bencana yang menyebabkan manusia bertanya-tanya
> apa gerangan yang menjadi sebabnya.
> 
> "Pada hari ketiga jatuh lagi satu korban, sementara pembangunan sudah
> semakin jauh masuk ke dalam hutan. Dan pada hari kelima jatuh lagi satu
> korban. Para buruh semakin gempar dan geger mentalnya. Seakan telah jadi
> satu hukum kepastian dalam selang waktu dua hari maka hutan ini menuntut
> tumbal, nyawa manusia. Pertanyaan-pertanyaan siapa yang akan jadi korban
> berikutnya senantiasa menghantui benak mereka."
> 
> Keadaan semakin memburuk, orang-orang Martias mulai sadar akan kejadian apa
> yang sedang dan akan menimpa mereka. Mereka sadar bahwa apabila tidak
> segera diakhiri, proyek tersebut akan memakan lebih banyak korban lagi.
> 
> "Martias terobsesi untuk menciptakan prestasi terbesar dalam sejarah
> perjalanan karir hidupnya sebagai developer."
> 
> Namun Martias yang telah dibutakan oleh obsesinya tidak memperlihatkan
> tanda-tanda untuk menghentikan proyeknya. Obsesi manusia merupakan penyulut
> bagi hadirnya ambisi. Tidak sedikit manusia yang menghalalkan segala cara
> untuk mewujudkan suatu obsesi, walaupun harus mengorbankan sesamanya.
> 
> Diantara gencarnya peringatan dengan cara kekerasan yang dilakukan cindaku,
> masih ada sebuah kebijakan yang dilakukannya, yaitu dengan memberi
> peringatan secara halus. Sebagai seorang kakek, ia menyatakan bahwa proyek
> tersebut merupakan bumerang bagi masyarakat Kerinci, dan menggambarkannya
> seperti pintu bendungan. Perumpamaan tersebut mengandung nilai-nilai
> estetis yang membangun pernyataan yang dinyatakan oleh cindaku untuk
> meyakinkan Martias.
> 
> "Tidak anakku, orang-orang Kerinci belumlah siap dengan semua itu.
> Pembukaan jalan ini malah bisa menjadi bumerang, dan membawa bencana
> seperti pintu bendungan yang akan menghantarkan air bah kepada mereka, dan
> ini bisa menghanyutkan atau menenggelamkan mereka dalam arus dunia yang
> ganas seperti sekarang ini."
> 
> Pada akhirnya, harimau-harimau yang menghuni TNKS (Taman Nasional Kerinci
> Seblat) melakukan penyerangan terhadap orang-orang Martias. Harimau-harimau
> tersebut menyerang bukan tanpa alasan, mereka menyerang karena habitat
> mereka terusik. Ada tradisi yang mnyatakan bahwa harimau Sumatara hanya
> akan menyerang orang yang berada di pihak yang salah. Harimau pada dasarnya
> bersifat "pemalu" dan "sopan", sifat yang seringkali tertutup akibat
> reputasinya yang mnyeramkan. Karena sifat alaminya tersebut, harimau lebih
> sering menarik diri sebelum terjadi kontak dengan manusia. Legenda setempat
> mengatakan bahwa jika seekor harimau bertemu dengan seseorang, maka ia
> harus membayar dendanya dengan tidak makan sepanjang 40 hari dan malam.
> 
> Permasalahan harimau memang sering menjadi kontroversi di derah Kerinci,
> Jambi. Para anti konservasi yang menganggap harimau sebagai pengganggu
> manusia sering melakukan perburuan terhadap harimau yang justru perlu
> diselamatkan dari kepunahan. Pada dasarnya dapat dikatakan bahwa perburuan
> itulah yang menjadi penyebab harimau mengganggu manusia. (dari : *
> www.indospiritual.com*)
> 
> *Catatan Panungkek:*
> 1)*Bue**k ambo pribadi*, adonyo samantaro urang nan mampicayoi ado makhluk
> aluih nan banamo cindaku (di Karinci), inyiak balang (Minangkabau) atau Si
> Gulambai (di Palembang) adolah samato-mato kurenah dari jin. Karano dalam
> hiduik ko ado istilah "manusia setan" dan ado pulo "jin setan", mako anggap
> sajolah cindaku atau inyiak balang nantun bagian dari mukhaluak jin (setan)
> tadi.
> 
> 2)*Untuak Mak Abraham Ilyas* n.a.h & a.c, nan mangomentari *threat* ko
> partamo kali, paralu saketek dipaelok, bahaso novel Mochtar Lubis nan bajudul
> *Harimau!, Harimau!*...., adolah salah satu dari novel baliau (Mudah-2-an
> Allah SWT menempatkan almarhum di tampaik nan elok & indah....Amin YRA..==>*
> mm*) nan bacarito tantang inyiak balang. Tapi inyiak balang --nan
> manggaduah tujuah urang pancari dama di dalam novel-- indak saroman nan di
> mukasuik Si Pananyo partamo (umua?, gala?, asa? indak dicantumkannyo---->*mm
> *), tapi sacaro simbolik Mochtar "manyidia" supayo anak manusia di ateh
> dunia ko labiah utamo lai untuak bisa mangalahkan "harimau" nan bakambang
> dalam dado masiang-masiang.
> 
> Kutiko novel ko tabik partamo kali (1975) baruntuang ambo bisa manumpang
> mambaconyo di kantua majalah sastra Horison, Jl. Gereja Theresia 47,
> Jakarta Pusek. Pangarangnyo sandiri (Mochtar Lubis) nan manyuruah Bang
> Hamsad (Hamsad Rangkuti) manyalangkan novel nantun bake "anak mudo anyia"
> nan bacito-cito ukatu tu ka manjadi wartawan sakaliber Mochtar Lubis. He he
> he...
> 
> Kaba-kabanyo, sampai kini alah 6 X novel sastra nantun ditabik-an dek barbagai
> "Tukang Tabik" di ateh dunia. Kalau ditanyo apo reaksi ambo kutiko mambaco
> novel rancak nantun, iyo.... taruih tarang.... jakun ambo (sabagai anak
> mudo anyia) turun naiak, kutiko sampai ka halaman "Wan maintip Siti Rubiah
> bini(ka ampek) Wak Hitam mandi batilanjang di batang aia.....". (Maaf Bundo
> di PonInd, Bundo Mudo di Serpong.., maaf Rina di Batam, maaf Reini
> Bintara....Sim.m
> bacarito apo adonyo. He he he.....====>*mm*)
> 
> Ukatu tu ambo sabana-bana "angek dingin" mambayangkan kalimaik-kalimaik nan
> ditulih dek wartawan, sastrawan & budayawan nan panah sikola di INS Kayuta
> nam, dan panah dipuruakan Soekarno ka "kandang situmbin" karano pena
> Mochtar Lubis ko sabana tajam dan (bahkan) malabiahi bom bake Presiden RI
> nan sadang bakuaso ukatu tu.
> 
> 3)*Buek **Si Pananyo nan partamo* (umua?, gala?, asa? indak
> dicantumkannyo---->*mm*), ingin tau bana carito "Inyiak Balang" nan sabananyo,
> rancak malah dicari di toko-toko buku (apo koh masih ado nan manjua?---==>*
> mm*) novel taba nan ditulih dek SB.Chandra (ado darah Bonjol campua
> Mandailiang) nan bajudul *Manusia Harimau*(1982) , Novel nan bacarito
> inyiak balang atau cindaku ko, alah panah difilemkan (1984) jo judul nan sam
> o.
> 
> Nah, sengan ko sajo dulu komentar talambek dari ambo. Maklum kutiko
> manulihko ---kadang sinyal
> ado, kadang indak-- ambo sabana jauah dari karamaian ibukota, di baliak sinan
> nampak gunuang Tanggamus dibaluik awan kalabu putiah.
> 
>  Salam........................,
> *mm***** **
> *
> 
> Pada 1 Mei 2013 11.07, Zubir Amin <zubir.amin@...> menulis:
> 
> > Sia nn lah pernah menunggangi Inyiak Balangko. Kecek urang2 Tuo di
> > Kampuang JB(Padusunan,Piaman),kalau ka maracak Inyiak Balang,jaan menghadap
> > kamuko tapi menghadap kaikua nyo n basipacik ka ikua Inyiak Balang tu.
> > Ndak kasado 'e Inyiak Balang nn bisa diracak,hanya nn 'punyo' si Inyiak tu
> > sajo.Konon si Inyiak tu jadia2an dari leluhur nn lah maningga tarutamo
> > leluhur tu maso idiuknyo jadi pareman tuak,bagi si pareman ko ndak bedo
> > hala jo haram.
> > Itulah tukuak tambah 'e curito si Inyiak Balang.
> > JB,DtRJ,ughang Piaman,ndak mamaliharo si Inyiak tapi kecek rang
> > kampuang,diru. mah JB ado 'panunggunyo' si Inyiak Balang,kini di Bonjer.
> > Sent from my AXIS Worry Free BlackBerry® smartphone
> > ------------------------------
> > *From: * "Rina Permadi" <rina@...>
> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com
> > *Date: *Wed, 1 May 2013 09:35:53 +0700
> > *To: *<rantaunet@googlegroups.com>
> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com
> > *Subject: *RE: [R@ntau-Net] Re: inyiak balang?
> >
> >  Untuak panukuak-nukuak sajo,****
> >
> > ** **
> >
> > Ambo rekomendasikan untuk baco Novel Life of Pi karya Yann Martel****
> >
> > Disitu banyak dibahas tentang kurenah Inyiak Balang ko.****
> >
> > Caritonyo adolah si PI ko tajebak di sekoci di tangah Samudra basamo jo
> > Harimau Bengal sabarek 225 kg tapi salamaik sampai tadampar di Meksiko
> > salamo 227 hari antaro th 1977-1978. Dan kabanyo caritoko nyata.****
> >
> > ** **
> >
> > Ciek li,****
> >
> > ** **
> >
> > Dari sekian banyak carito Inyiak balang ko, ambo sangat tertarik jo carito
> > Papa waktu PRRI bajalan mairiangi Inyiak Balang ko dari balakang,samo2
> > bajalan sajauah kurang labiah sakilo di rimbo Tilatang Kamang. Nan Papa
> > makonyo bagak mairiangi surang sajo, dek di tangan ado sinjato. Bukan
> > karano ado mistik-mistik.****
> >
> > ** **
> >
> > Papa salamat nan Inyiak Balangpun salamat lo sampai tujuannyo.****
> >
> > ** **
> >
> > Wassalam****
> >
> > Rina, 35, Batam****
> >
> > ** **


-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke