Salam Reni,

Buku Padusi ~ Perempuan Mendayung Biduk Ke Hulu yang ambo terbitkan bukan 
Novel. Tetapi dalam kategori buku non fiksi.
Ada 16 bab yang mengupas tatanan adat yang terinspirasi dari perdebadan saya 
dengan seorang penulis buku dari Gereja ke Gereja.

Beliau meminta saya agar " berhenti mengayuh biduk ke hilir, cobalah sekali 
kali mendayung biduk ke hulu air.

Saya menulis dalam text book cover :
Kalimat ini yang menginspirasi
buku ini, yang mencoba mengungkap asal-mula tatanan adat Minang sebagai alam
kultural khususnya dari perspektif adat matrilineal. Atas dasar ini pula saya
hendak membincang sebuah masalah perihal dunia perempuan, dari sisi naluriah
seorang perempuan pula. Masalah tersebut adalah wacana polemis tentang peran
sentral kaum perempuan di Minangkabau, Sumatera Barat. Sebagai perempuan yang
terlahir di ranah Minang, saya ingin merespon klaim dari segelintir orang
yang  mengatakan bahwa adat Minangkabau itu jahiliah adanya?
Kenapa adat Minangkabau memuliakan
perempuan? Apa yang diharapkan warga Minangkabau terhadap kaum perempuannya?
Bagaimana perempuan Minang menyikapi perubahan zaman?
Selain kebanggaan, buku ini juga banyak
mengungkap kerisauan. Sebab, telah muncul sejumlah gejala bahwa Rumah Gadang
yang menjadi simbol utama adat Minang yang menjadi kebanggaan orang Minang 
sedang
mengalami ketirisan.

Membicang Padusi memang mengasyikkan sebagaimana komentar seseorang tentang  
rencana pertunjukan drma tari yang disampaikan  seseorang pada page : 
Bundokanduang, sebagai berikut :.

Drama tari Padusi, sempat dikomentari seseorang di FB sebagai berikut :

        * Vitra Yozi Ranah Minang atau Tanah Minang....
Kemarin jam 11:55 · Suka
        * Novrial Padusi diranah minang ingin di giring ke paham 
sekuler/Feminisme
masalah utama padusi yang harus dibenahi adalah mendkatkannya ke Al Qur'an dan 
Hadist sesuai "Adat basandi syara' syara basandi kitabullah"


Ninik mamak harus introspeksi dengan gerakan ini yang cenderung memasarkan 
sekularisme feminisme. Gerakan Tom Ibnur ini harus segera dicegah sedini 
mungkin dalam upayanya yang dangkal dalam memahami permasalahan PADUSI 
khususnya di ranah minang

15 jam yang lalu · Suka
        * Bundo Kanduang Ini kan hanya seni pertunjukkan saja, yang secara 
realita ada dalam kehidupan Padusi sekarang. Dari pementasa 3 babak maka akan 
tampak posisi perempuan masa saisuak tidak jauh beda dengan sekarang. Sekarang 
terpulang bagaimana lelaki mengharga padusi Minang.
10 jam yang lalu · Suka
        * Novrial Realita yang ada terhadap padusi bukan hanya terjadi di ranah 
minang nagari awak se, tp seantero dunia lah tajadi (dunia ka kiamat). Nan 
seharusnya itu menjadi refleksi dan introspeksi wak terhadap kaum padusi yg 
kalau indak ati-ati menjaga dan membimbingnya akan menjerumuskan wak ke neraka 
(pa lagi terlibat memasarkan faham feminisme anta a nan ka tajadi jo wak di 
kubur jo dialam masyhar nanti-ambo nan ka ikuik do!!). Kalau si IBNUR no lai 
mangarati ADAT (antah nan takana jo inyo tu pitih jo duniawi se itu tasarah se 
jo pilihan e) dia membuat seni yang mengingatkan awak rang minang untuk kembali 
ke adat wa ADAT BASANDI SYARA SYARA BASANDI KITABULLAH.

cubo baco kompas minggu kemaren, statemen si IBNUR padusi minang lah dianiayo 
di poligami lai
itu kan menggambarkan urang nan berpikir SEMPIT nan indak tau ADAT jo agama 
manga terjadi itu??
Karena wak sado e hanya memikirkan DUIT/PITIH berikut urusan DUNIAWI. Nan indak 
tau bahwa karena itu semua terjadi wak lah lari jo al qur'an dan Hadist apo lai 
mengamalkannya

Tanggunglah itu doso wak secara pribadi sebagai suami dari isteri, orang tua 
dari anak padusi JO urang MINANG nan harus menyelamatkan adat

Singkat kata wak harus hati-hati jo gerakan nan HALUS untuk menjerumuskan 
PADUSI wak jo PADUSI RANAH MINANG.....
6 jam yang lalu · Suka
 
Sebagai padusi Minang tantu awak mandukuang acara ko yo Reni. Ambo ingin hadir, 
tapi baalah seharian ado acara. Nan Biduak lai ado tapi pandayuangnyo indak 
ado. he..he. :D

Wassalam,


3vy Nizhamul
(Kawasan Puspiptek, Kota Tangerang Selatan)





________________________________
 Dari: Reni Sisri Yanti <reni...@rantaunet.org>
Kepada: Rantau Net Groups <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Rabu, 8 Mei 2013 11:34
Judul: [R@ntau-Net] Pertunjukan Drama Tari Padusi : Percintaan, Kesetiaan, Dan 
Harga Diri Perempuan Di Tanah Minang
 


Bundo Evy
apo ado hubungan dgn novel bundo ndak ?

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke