MAGNIT BARU INVESTASI DI TIMUR KOTA PADANG
Ditulis oleh Teguh

Mengembangkan Padang ke timur dan utara, itu yang pernah ada dalam
pikiran Hasan Basri Durin ketika menjadi Walikota pada tahun 80an.
Ketika itu tidak ada pikiran akan ada gempa dan tsunami. Belum ada
prediksi bencana seperti sekarang yang akan mengancam warga di pusat
kota.

Ketika pada permulaan 1970an masalah yang dihadapi Padang di pusat
kota adalah soal banjir, maka semua upaya pemerintah kota ketika itu
tertuju bagaimana membuat warga di pusat kota  menjadi aman dan nyaman
tanpa diganggu banjir yang kadang bisa tiga kali setahaun.

Memang ketika itu ada bandjir kanaal yang dibuat Belanda, namun ketika
itu masalahnya seiring dengan bertumbuhnya pembangunan dan
berkembangnya jumlah penduduk, sistem Bandjir Kanaal tidak mencukupi
lagi. Daerah-daerah yang tadinya masih bisa dijadikan daerah serapan
air seperti Siteba, kini sudah berubah menjadi daerah pemukiman.

Maka dengan memanfaatkan dana loan yang dikucurkan Pemerintah pusat
lewat pemerintah Provinsi Sumatra Barat, proyek pengendalian banjir
dilakasanakan lagi dengan pola multiyears. Ujud pisiknya terutama
membangun dam yang lebih aman di semua pinggir sungai yang masuk ke
kota Padang disamping terus mengeruk bagian hilir dari sungai-sungai
itu.

Terlalu berat beban pusat kota terutama karena ada Universitas Andalas
di kawasan Jati, Air Tawar, Pondok dan sekitar Muara Padang. Ini
membuat berbagai pusat kegiatan mahasiswa menumpuk di pusat kota,
termasuk pemukiman mereka.

Hasan Basri Durin berpikir untuk memindahkan berbagai kegiatan yang
memusat di pusat kota itu ke pinggir kota. Salah satu yang mendesak
adalah memindahkan Universitas Andalas.

Selain kampus yang ada di Air Tawar sudah tidak memadai lagi karena
berdempetan dengan IKIP, para akademisi Unand berpendapat, kampus Air
Tawar ini sudah harus dipindahkan ke luar kota Padang lantaran sudah
tidak kondusif untuk proses perkuliahan. Ada yang mengusul ke Bukit
Tambun Tulang, ada yang ke Bukittinggi dan sebagainya. Walikota Hasan
Basri Durin Saya berpikir keras, kalau Unand pindah ke luar kota, ke
mana lagi anak-anak Padang akan berkuliah? Lagi pula sebagai sebuah
ibu Kota Provinsi, Padang harus malu lantaran tak bisa mempertahankan
keberadaan universitas tertua di luar Jawa ini.

Kesimpulan Pemda Padang krtika itu kampus Unand tidak boleh pindah ke
luar Padang, harus dipertahankan. Konsekwensinya harus dicarikan lahan
yang representatif untuk pembangunan kampus yang baru. Yang terpenting
saat ini adalah lahan, soal pembangunan kampusnya bisa dipikirkan
belakangan, sebab ini akan melibatkan beberapa departemen, Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen PU, Departemen Keuangan dan
Bappenas.

Akhirnya diperoleh lahan di daerah Limau Manih. Daerah ini terletak di
kawasan ketinggian sebelah Timur Kota Padang berbatasan langsung
dengan Kabupaten Solok dan berbatasan dengan kawasan hutan lindung.

Bersama Rektor Unand Prof. Mawardi Yunus kemudian Walikota Hasan Basri
Durin mulai mematangkan lahan di Limau Manih itu.

Akibat, pembebasan lahan berlangsung sangat alot dan masa yang cukup
panjang barulah ketika Hasan Basri Durin jadi Gubernur Sumatra Barat
lahan itu benar-benar bebas dan pembangunan kampus pun di mulai.
Termasuk membangun perumahan dosen yang terletak di Ulu Gadut tak jauh
dari kampus.

Apa artinya? Bahwa kemudian sebagian besar aktifitas di Jati
sekitarnya mulai berkurang kepadatannya. Bayangkan andai saja Unand
masih di pusat kota, alangkah memusingkan mengatur ketertiban lalu-
lintasnya sekarang ini.

Kini perlahan-lahan kawasan yang tadinya sepi di timur kota mulai
menarik bagi investor. Satu persatu pusat kegiatan masyarakat (centre
of community) bermunculan di kawaqsan Padang bypass sekitarnya.
Awalnya dimulai dengan membangun terminal regional (yang kemudian tak
jadi dipakai) di Aia Pacah. Lalu muncul kampus Universitas
Baiturrahmah, Rumah Sakit Siti Rahmah, RSUD dan sebagainya. Pascagempa
2009 kawasan itu menjadi magnit bagi investasi. Bemunculan pula
beberapa SPBU, pergudangan, perusahaan rokok, homebase sejumlah dealer
alat berat, otomotif, RS Semen Padang. Lalu dipuncaki dengan
ditetapkan eks terminal regional sebagai pusat perkantoran Pemko
Padang.

Maka apabila kini Basko Group ikut meramaikan kawasan itu dengan
membangun mall dan hotel baru, ini adalah sebuah langkah yang perlu
dicatat untuk secara perlahan memindahkan kegiatan masyarakat dari
zona merah ke zona yang lebih jauh dari sisi pantai.

Terbetik juga kabar bahwa sebuah Kota Mandiri juga akan dibangun oleh
investor di kawasan Sungai Bangek, maka semua itu akan membuat
aktifitas kehidupan masyarakat di pusat kota akan berkurang secara
perlahan. Bukankah salah satu harapan dari mitigasi bencana di Padang
adalah menghindarkan sebanyak mungkin warga tinggal atau beraktifitas
di zona merah?

Maka sebaliknya, apabila masih banyak bermunculan pusat kegiatan di
pusat kota dan sepanjang sisi pantai, justru semakin kontraproduktif
untuk mitigasi bencana. Investasi memang penting untuk menggenjot laju
pertumbuhan ekonomi Padang pascagempa, tetapi sebaiknya diarahkan ke
luar zona merah.***

Sabtu, 18 May 2013 01:10
http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=23496:magnit-baru-investasi-di-timur-kota-padang&catid=13:haluan-kita&Itemid=189

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke