Ruponyo iko disubaliak curitonyo,
http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=23808:hikmah-kesasar-di-rimba-dan-jalan-lain-ke-solok&catid=13:haluan-kita&Itemid=189 HIKMAH KESASAR DI RIMBA DAN JALAN LAIN KE SOLOK Ditulis oleh Teguh Jumat, 31 May 2013 02:03 Tersasarnya rombongan Ketua DPRD Kabupaten Solok Syafri Datuk Siri Marajo di perbukitan yang membatasi Kabupaten Solok dengan Kota Padang, mungkin hanya sebuah bencana atau kecelakaan biasa saja. Dan dari sisi penanggulangannya sudah dilakukan operasi pencarian dan penjemputan (SAR) oleh pemerintah daerah Kabupaten Solok. Tetapi ada hal lain yang patut diambil hikmahnya juga dari kejadian ini. Serupa dengan kejadian yang menimpa Gamawan Fauzi ketika menjadi Bupati di Solok tahun 1999 lalu, keduanya bisa dianggap bertalian. Terutama bertalian dalam hal maksud dan tujuan. Baik rombongan Gamawan Fauzi maupun rombongan Dt Siri Marajo, sama-sama ingin mencari rute alternatif jalan Solok – Padang tanpa melewati Sitinjau Laut lagi. Alasannya sangat jelas: bahwa jalan Sitinjau Laut itu sangat rawan dan lebih sering macet sehingga kadang membuat mobilitas tertegun-tegun bila melewati jalur ini. Memikirkan jalan baru untuk mengakses Padang ke ‘darek’ (ke Padang Panjang, Solok dan Bukittinggi) adalah hal yang sudah lama dilakukan pemerintah di daerah ini. Tiga jalur untuk menuju ke tiga kawasan tadi sama saja rawannya. Via Sitinjau Laut sudah berkali-kali runtuh dan terban. Lewat Lembah Anai, selain sempit juga sangat padat. Dan via Kelok 44 sama saja masalahnya. Ini masalah yang sudah menahun ada dalam lingkup Pekerjaan Umum atau Binamarga di Sumatera Barat. Ruas jalan Padang-Bukittinggi via Lembah Anai, sepanjang tahun ruas jalan yang panjangnya hanya sekitar lima kilometer itu senantiasa memusingkan masyarakat dan petugas Binamarga. Begitu juga dengan ruas Indarung-Aia Sirah, tiap sebentar longsor mendera membuat arus lalu-lintas sering terputus. Sudah saatnya pikiran benar-benar dikonsentrasikan guna mencarikan alternatif yang benar-benar bisa menjawab masalah dengan cepat. Istilah ‘cepat’ itu maksudnya benar-benar menjadi jalan keluar yang melegakan bagi pengguna jasa transportasi Padang-Bukittinggi atau Padang-Padang Panjang-Batusangkar atau Padang-Solok-Darmasraya. Untuk ke Bukittinggi memang sudah ada jalur alternatif ke Padang-Bukittinggi via Sicincin-Malalak yang masih disempurnakan. Tetapi jalur itu masih belum menjawab secara keseluruhan masalah, karena pengguna jasa transportasi dari Padang ke Batusangkar atau sebaliknya tidak kalah besar jumlahnya. Dan itu akan menambah keruwetan di sekitar Koto Baru, Kecamatan X Koto Tanah Datar serta Padang Luar, Bukittinggi yang sepanjang waktu memang sering macet akibat padatnya kendaraan. Alternatif jalan dari Padang ke Padang Panjang dan Padang ke Solok itu pernah menjadi penekanan semasa Gubernur Marlis Rahman kepada Dinas Prasarana Jalan Sumbar untuk memikirkannya segera. Tapi hingga kini belum kunjung juga terlaksana. Perlu digarisbawahi bahwa diperlukan pembahasan jalur alternatif seperti pernah dikemukakan di zaman Kepala PU Sumbar Sabri Zakaria 15 tahun silam. Alternatif itu adalah membuka ruas jalan dari Kayu Tanam Padang Pariaman dan keluar di Tambangan, Kecamatan X Koto Tanah Datar (sebelah tenggara Padang Panjang) dan Lubuk Minturun – Paninggahan. Waktu wacana itu bergulir, selain terkendala dana juga ada masalah dengan lahan. Kawasan yang diincar itu berada dalam wilayah hutan lindung. Nah masalahnya sekarang bagaimana daerah-daerah yang terkait dengan masalah ini bisa bersama-sama mengusulkan kepada pemerintah pusat dan DPR RI agar memberikan izin untuk konversi sebagian hutan lindung itu agar dibolehkan membuka jalan baru. Menilik kondisi alam (setelah jalur Sicincin-Malalak) hanya jalur Kayutanam-Tambangan itu yang masih berpeluang untuk membuka bottleneck di Lembah Anai dan jalur Lubuk Minturun – Paninggahan (atau Koto Sani seperti yang dirintis Ketua DPRD Solok itu). Maka tidak ada jalan lain kecuali pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Tanah Datar, Padang Panjang, Kabupaten Solok dan Kota Padang bersama Pemprov Sumbar membicarakan jalan keluar ini lebih serius lagi. Kepala Dinas Prasarana Jalan dan Tarkim, Suprapto di kantor redaksi Harian Umum Haluan beberapa waktu lalu pernah menyebut bahwa kebutuhan jalan alternatif Padang – Padang Panjang itu sama pentingnya dengan kebutuhan jalan Padang Solok serta Pessel – Solok Selatan. Tapi kendala utama yang dihadapi tetap saja dari dulu hingga kini adalah persoalan hutan lindung yang membentang diantara kedua ujung jalan yang akan dibangun itu. Di masa lalu, bahkan Kepala PU Sabri Zakaria yang terkenal cerdik itu pun selalu tersandung oleh para aktivis lingkungan dan Bank Dunia yang sangat peduli dengan kelestarian hutan. Akibatnya rencana-rencana yang sudah dibuat tidak kunjung terwujud. Bahkan di masa kepemimpinan Gubernur Gamawan Fauzi kembali dicoba memperjuangkan pembangunan jalan yang melewati jalur hutan lindung itu. Tapi rencana jalan Padang – Paninggahan, Kayutanam – Jaho, Kambang – Muaralabuh hanya berlangsung sampai pada pembukaan ujung-ujung jalan itu. Di bagian tengah tidak kunjung bisa dibangun lantaran sudah disemprit oleh peluit UU Lingkungan Hidup. Lalu pertanyaannya sekarang apakah kita hanya akan menyerah begitu saja tanpa ada jalan keluar?*** Wassalam, anwardjambak 44+, mudiak Pyk, kanakan Dt Rajo Malano(Maulana), "Maminteh Sabalun Hanyuik....!!! Sent from my BlackBerry® smartphone powered by U Mobile -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/ - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.