Saya teruskan kisah orang yang sekampung dengan saya yang ada urusan disalah satu Kelurahan di DKI. Kalau kisah ini benar semoga diikuti oleh daerah lain.
WASS Jacky Mardono > > >________________________________ > > > > > >http://jakarta.kompasiana.com/layanan-publik/2013/06/25/kaget-pelayanan-kelurahan-dki-sudah-berubah-571806.html > >Kaget, Pelayanan Kelurahan DKI sudah Berubah >Oleh: Dwi M | 24 June 2013 | 22:34 WIB >Terakhir kali saya mengurus administrasi di kantor kelurahan, kira-kira sudah >lewat satu tahun lalu. Waktu itu ada panggilan untuk mengambil e-KTP. Rasanya >malas sekali meninggalkan pekerjaan untuk berdesak-desakan, dan >berpanas-panasan di kantor kelurahan. Banyak waktu terbuang sia-sia untuk >menunggu dokumen yang sedang dikerjakan oleh staff kelurahan di wilayah >Jakarta Timur ini. Kalau tidak terpaksa sekali sih, saya memilih untuk tidak >pernah datang ke tempat yang namanya kantor kelurahan. >Tapi siang ini saya harus kembali ke kantor kelurahan Cililitan dengan >terpaksa. Masalahnya, anak saya yang bersekolah di SMP Depok akan melanjutkan >ke SMA Negeri Depok. Dan ada kebutuhan melegalisir Kartu Keluarga untuk >pendaftaran di sekolah nanti. Ya sudah, tekad sudah dibulatkan untuk mengantri >lagi berdesakan dan berpanas-panasan di kantor kelurahan. Namanya juga sayang >anak. >Saya memarkir mobil di parkiran kantor kelurahan Cililitan yang relatif sepi. >Pintu tertutup semua, hanya ada satu orang sedang duduk di luar di bangku >teras. Pikiran saya yang negatif sudah langsung menghakimi, “Ini pasti staff >kelurahan sudah kabur makan siang semua, urusan bakalan jadi lama deh”. Orang >yang duduk di luar tadi tadi, mempersilakan saya masuk ke pintu itu. Maka saya >buka pintu dan masuk ke dalam. >Begitu masuk, saya langsung terpana. Di dalamnya suasana dingin ber-AC. Saya >sempat bingung. Ini kantor kelurahan, atau Bank Swasta sih ?. Ada 4 petugas >kelurahan berbaju resmi duduk di belakang meja seperti meja Customer Service >bank, semuanya wanita. Yang paling ujung kiri, bekerja dengan laptop. Ada >seorang staff kelurahan yang tersenyum pada saya, dan kursi di depannya >kosong. Langsung saya duduk disitu. Saya sungguh masih bingung. Mana loket >tempat mengurus surat-surat seperti biasa ?. Mana tukang ketik yang biasa >sibuk ketak-ketik seperti kelurahan pada umumnya ?. Ada sekitar 4 orang tamu >duduk di ruang tunggu, tapi tidak mirip orang mengantri. >Ibu yang tersenyum tadi langsung melayani saya. Foto Copy Kartu Keluarga saya >langsung dicap dan ditulis-tulis, dan dimasukkan buku registrasi. Kami >mengobrol ngalor-ngidul, dia bertanya kenapa anak saya tidak sekolah di DKI >Jakarta saya, kan bagus ? Lalu anak saya apakah tinggal dengan nenek-nya di >Depok ?, dan sebagainya. Prosesnya cuma 3 menit. Yang luarbiasa, tiba-tiba ada >seseorang yang mungkin Lurah Cililitan duduk di samping saya dan >menandatangani fotocopy Kartu Keluarga saya. Beres. Total waktu cuma 4 menit. >Semua lembar tadi diserahkan kepada saya yang masih kaget. >Lho, ini beneran sudah selesai ?. Dari rumah tadi saya sudah siapkan waktu >sekitar 3 jam untuk mengurus legalisir Kartu Keluarga ini, tapi sekarang cuma >dilayani 4 menit saja di tempat yang dingin dan mirip kantor Bank Swasta ini. >Lalu saya salaman dengan ibu tadi sambil memberi salam tempel 2 lembaran >rupiah. Saya memberi uang ini bukan untuk menyogok, sebab pekerjaan sudah >selesai. Tapi lebih kepada kepuasan dan terima kasih. Ibu itu mengatakan, “Wah >bapak saya beri kupon ya pak. Sebab bapak sudah memberikan uang kepada saya”. >Saya heran, kupon apaan ?. Dia menyobek 2 lembar kupon. Ternyata itu adalah >kupon amal untuk sebuah panti asuhan. Ternyata uang saya akan dihibahkan lagi >untuk anak-anak yatim yang tertulis di kupon itu. Saya jadi tambah kagum lagi >dengan kantor kelurahan ini. Hati yang tadinya kesal karena berpikir akan >antri lama di kantor kelurahan, sudah diubah menjadi kepuasan yang tak >terhingga atas pelayanan kantor kelurahan Cililitan ini yang tidak lebih dari >5 menit. >Sepanjang perjalanan pulang, di dalam diri saya tumbuh yang namanya sebuah >harapan. Tadinya saya sudah apatis melihat negara dan bangsa Indonesia. Tidak >mungkin mental bobrok pejabat dari atas sampai bawah bisa diubah. Namun sejak >gubernur yang baru memimpin Jakarta, perlahan-lahan Jakarta berubah melayani >warganya. Hati saya rasanya puas dan gembira sekali. Harapan baru tumbuh untuk >Jakarta yang baru, dan juga nanti menyongsong Indonesia baru. >Lewat blog Kompasiana ini saya menitipkan terima kasih untuk pak Jokowi, pak >Ahok dan juga pak Lurah Cililitan beserta staf-stafnya. Saya yakin di >kelurahan lain di DKI Jakarta juga sudah berubah baik seperti Kelurahan >Cililitan. Berubah untuk melayani warga Jakarta. >Sekarang, datang ke kantor Kelurahan sama mengasyikkan seperti datang ke >kantor cabang bank Swasta. Selamat datang Jakarta baru. > > >__._,_.___ >Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic >Messages in this topic (2) >Recent Activity: >Visit Your Group > --------------------------------- >http://www.flickr.com/photos/banyumas >Foto kegiatan milis http://photos.groups.yahoo.com/group/banyumas/lst >Untuk keluar dari milis ini, kirim email kosong ke : >banyumas-unsubscr...@yahoogroups.com > >Switch to: Text-Only, Daily Digest • Unsubscribe • Terms of Use • Send us >Feedback >. > >__,_._,___ > > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.