Minggu, 28 Juli 2013 00:34

*Krisis listrik Sumatera rupanya masih akan panjang karena sejumlah
pembangkit dalam sistem interkoneksi Sumatera mengalami kerusakan parah. Di
Sumbar, PT Semen Padang diminta PLN menggunakan listrik produksi sendiri,
bisakah?*

PADANG –– Persoalan krisis listrik Sumatera yang sudah menahun akhirnya
menjadi sorotan berbagai pihak. Tapi sejauh ini belum ada jalan keluar yang
signifikan. Yang ada hanya suara-suara lantang menyoroti PLN, bahkan sampai
ke kinerja PLN itu disorot.

Kondisi kelistrikan Sumatera Barat sebagai daerah yang banyak memiliki
pembangkit (dari air, uap, gas sampai PLTD) sangat parah. Dalam rapat
dengar pendapat dengan manajemen PLN Wilayah Sumbar, DPRD Sumbar sapai pada
tahap gerah lantaran kondisi listrik yang hidup mati ini. Komisi III Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumatera Barat menyorot listrik yang
masihsering mati. Padahal PLN sudah menyatakan bahwa kondisi ini bukan
Sumatera Barat saja yang mengalami bahkan seluruh Su­matera. Di Sumbar
sendiri dua pembangkit utama yakni PLTA Singkarak dan PLTU Ombiulin
mengalami kerusakan serius.

Anggota DPRD dari  Komisi III H.M. Nurnas, Bachtul dan Saidal Masfiuddin
hari Jumat dengan keras meminta kepada PLN untuk sesege­ranya mengatasi
krisis ini. Mereka meminta PLN lebih professional.

“Sudah saatnya PLN lebih profesional mengatasi persoalan listrik yang masih
terus terjadi,” kata Yulman Hadi, Ketua Komisi III DPRD Sumbar. Sepertinya
anggota DPRD tidak mendengarkan lagi argument PLN. “Apapun permasalahan
yang dihadapi PLN, tentu sudah diperhitungkan,” ujar Nurnas, anggota Komisi
III.

Sejauh ini, seperti sudah dila­kukan investigasi oleh para war­tawan ke
lapangan, memang terjadi kerusakan dua unit pembangkit di PLTU Ombilin dan
menurunnya debit air di PLTA Singkarak menjadi kapasitas terpasang
pem­bangkit itu tidak maksimal meng­hasilkan daya listrik.

Apakah ini lantaran pernah dipaksa untuk melaksanakan program sejuta
sambungan yang sangat terkenal ketika PLN dipim­pin Dahlan Iskan, pihak PLN
sendiri tidak berani memastikannya.

General Manager PLN Wila­yah Sumbar, Dahlan mengatakan saat ini pasokan
listrik untuk Sumbar memang deficit. Untuk itu karena berada dalam system
Sumatera (interkoneksi) maka bagian-bagian yang kurang diisi oleh pasokan
dari daerah lain. Sumbar dibantu dari pembangkit Sumatera Selatan sebesar
200 MW.

Totalnya Sumbar butuh 460 MW pada beban puncak, dan itu tidak sampai.
Meskipun sudah dipasok dari Selatan tetap saja belum cukup. “Jadi kita
tidak dalam kondisi ‘mandi listrik’ seperti yang pernah terjadi dulu,” kata
Dahlan.

Jalan keluar yang kini sedang ditempuh adalah bagaimana selama puasa ini
atau untuk mengatasi sementara suplay ke pelanggan besar dikurangi atau
dihentikan dulu. PLN kemudian melirik PT Semen Padang. Menurut GM PLN,
pihaknya sudah menghubungi PT Semen Padang untuk mau menggu­nakan listrik
produksi mereka sendiri saja terlebih dulu. Tapi tentu saja ini bukan
perkara mudah yang ditempuh, soalnya keberadaan PT Semen Padang adalah
sebagai pelanggan besar yang berkon tribusi besar pula ke cashflow PLN.

Jalan lain yang ditempuh, ya itu tadi melakukan pemadaman bergilir. “Ini
ibarat segelas air yang diminum oleh 10 orang, tiba-tiba air yang masih
segelas itu juga peminumnya bertambah menjadi 20 orang. Tentu saja tidak
cukup, jadi harus minum bergiliran. Kalau di listrik, hidup bergiliran,
padam bergiliran,” kata GM PLN.

Untuk meyakinkan publik, Kamis lalu PLN Wilayah Sumbar mengajak para
wartawan dan sejumlah perwakilan pelanggan termasuk dari Komisaris PT Semen
Padang meninjau pembangkit PLTU Ombilin di Salak Sawahlunto dan PLTA
Singkarak.

“Di PLTA Singkarak, kritisnya ketinggian air danau menyebabkan pembangkit
tidak beroperasi pada siang hari. Hal ini dilakukan untuk menjaga
stabilitas pasokan air dari intake,” kata Manager PLTA Singkarak, Sudrajat.

Bisa saja pada siang hari, PLTA Singkarak dipaksa bekerja penuh, tapi
dampaknya pada malam hari akan terjadi penurunan pasokan air yang akan
memutar turbin. Menurunnya ketinggian air Danau Singkarak selama tiga bulan
belakangan, mencapai 2 centimeter setiap hari. “Pada Selasa (24/7), posisi
ketinggian air hanya 360.39 MDPL. Artinya, ketinggian tersebut di bawah
kondisi yang layak untuk beroperasi, yakni 363 MDPL,” ungkapnya.

Nah itulah sebabnya listrik yang dihasilkan dari PLTA Singkarak itu tidak
maksimal lagi, atau tidak maksimal pula memasok sistem kelistrikan Sumatera.

Sementara pamasok setrum lainnya, PLTU Ombilin juga menga­lami kerusakan,
satu unit pem­bangkit di Ombilin itu kini menga­lami kerusakan setelah
dipaksa bekerja terus-terusan untuk meme­nuhi kecukupan listrik dalam
sistem.

“Untuk mengantisipasi kerusa­kan dalam jangka pendek, kita akan memindahkan
maintransfor­mer unit 2 ke unit 1 agar bisa beroperasi kembali,” ujar
Sudrajat.

Kerusakan PLTU Ombilin terse­but mengakibatkan hanya 70 MW saja setrum yang
bisa dihasilkan, padahal mestinya dua kali seba­nyak itu.

Menurut Riki Melayu, Asisten Manager Operasi PLTU Ombilin, penyelesaian
perbaikannya diper­kirakan sampai tahun depan. Lalu bukankah ada PLTU Teluk
Sirih (2x112 MW)yang bakal beroperasi?

Ternyata saat ini setrum dari PLTU Teluk Sirih itu belum bisa dipasok ke
sistem Sumatera. Menurut jurubicara PLN Sumbar, Ridwan, diperkirakan PLTU
Teluk Sirih baru beroperasi menjelang lebaran ini.

“Selama ini PLTU Teluk Sirih belum bisa beroperasi karena alat-alatnya
masih baru. Untuk bero­perasi, alat-alat tersebut perlu diuji sistemnya
untuk melihat apakah bisa bekerja seperti yang diha­rapkan. Jika alat
tersebut sudah diuji dan hasilnya sudah kelihatan, maka PLTU Teluk Sirih
segera beroperasi. Pengujian perlatan tersebut akan dilakukan dalam waktu
dekat,” ujarnya.

Walhasil, kesimpulannya warga Sumatera masih harus bersabar untuk kadang
bergelap-gelap lanta­ran listrik padam bergilir masih akan terjadi beberapa
bulan men­datang. (h/eko)

http://harianhaluan.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25210:merana-karena-pembangkit-soak&catid=1:haluan-padang&Itemid=70

-- 
*
*
*Wassalam

*
*Nofend St. Mudo
37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
Tweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola
*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke