Mak Asmardi n.a.h.

Kalimat "Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur"  (BTWRG) disebutkan
spesifik dalam QS 34:15, yakni Negeri Saba'. Dan kalimat ini disebutkan
hanya satu kali dalam Al Qur'an, beda dengan kata "balad" (dengan
variasinya) yang disebutkan 19 kali, di mana hampir semuanya mengacu pada
Mekkah Mukarromah.

Ambo tidak tahu alasan Fahmi Basya menisbatkan BTWRG juga ke Mekkah, karena
dari Tafsir Ibnu Katsir pun BTWRG hanya mengacu pada Negeri Saba'.

Tapi kalau kita baca lanjutan ayat itu (34:16), terlihat bahwa predikat
BTWRG bukanlah predikat "once and for all" karena begitu generasi
sesudahnya berpaling, menjadi kafir, maka Allah mengazab mereka dengan
mengirimkan banjir bandang. Seberapa kafirkah umat Saba' setelah sebelumnya
mendapat pujian Allah sebagai "negeri BTWRG"? Ternyata mengerikan: sangat
kafir! (34:17). Jadi hanya dalam satu generasi saja, pujian Allah itu
berbalik 180 derajat menjadi azab yang sangat keras.

Di sini ambo sertakan terjemahan dari Tafsir Alhidayah yang disarikan dari
kitab "Al Munir" karya Imam Nawawi Al Bantany, salah seorang ulama besar
Nusantara asal Banten yang mengajar di Masjidil Haram (wafat 1897 M),
tentang tiga ayat Surah Saba' itu:

-----
15. Sungguh, bagi kaum Saba' ada tanda kebesaran Tuhan di tempat kediaman
mereka, yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. Kepada
mereka dikatakan: "Makanlah olehmu dari rezeki yang dianugerahkan Tuhanmu
dan bersyukurlah kepada-Nya. NEGERIMU ADALAH NEGERI YANG BAIK, NYAMAN,
SEDANG TUHANMU ADALAH TUHAN MAHA PENGAMPUN
(بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَ رَبٌّ غَفُوْرٌ).

16. Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang
besar* dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsi serta sedikit pohon Sidr**

(Note: Imam Nawawi Al Bantany menjelaskan *banjir besar itu adalah
runtuhnya bendungan Ma'rib di Saba', serta **pohon Atsi adalah sejenis
cemara dan pohon Sidr sejenis bidara).

17. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.
Dan Kami tidak menjatuhkan azab yang demikian itu, melainkan hanya kepada
ORANG-ORANG YANG SANGAT KAFIR.
------

Asbabun Nuzul ayat 15-17:

Ali bin Rabah meriwayatkan bahwa ketiga ayat ini diturunkan berkenaan
dengan Farwah bin Masik  al-Ghatfani yang satu ketika menemui Rasulullah
dan berkata, "Wahai Rasululllah, kaum Saba' adalah kaum yang terpandang di
masa Jahiliyah. Aku khawatir manakala mereka menolak masuk Islam. Bolehkah
aku memerangi mereka?"  (HR Ibnu Abi Hatim, dalam Tafsir Alhidayah, hal.
431).

Menarik melihat kalimat Farwah bin Malik "bolehkah aku memerangi mereka?"
yang mengindikasikan bahwa (keturunan) kaum Saba' masih ada pada
masa Rasulullah hidup. Dan memang ada pendapat yang merujuk kawasan Yaman
sebagai tempat Negeri Saba, di mana belakangan setelah Fathu (Penaklukan
Mekkah) Rasulullah mengutus Mu'az bin Jabal sebagai Gubernur Yaman.

Belakangan, dalam bahasa Indonesia dan Melayu, pengertian "Baldatun
thayyibatun wa rabbun ghafur" mendapat pemaknaan sebagai masyarakat madani,
yang lebih menisbatkan pada adanya sejumlah atribut positif tertentu, bukan
merujuk pada sebuah kawasan geografis tertentu yang (pernah) dipuji Allah
dan diabadikan dalam Al Qur'an.

Bahkan ayat QS 34:15 ini pun kemudian menjadi salah satu "ayat favorit"
dalam tiap MTQ, dan seakan-akan menjadi "target pembangunan". Di Indonesia,
bahkan frasa ini menjadi kalimat favorit jurkam dari tingkat kecamatan
sampai nasional. Semua jurkam mengobral janji menjadikan Indonesia sebagai
"Baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur" (yang artinya belum terjadi, baru
akan, cita-cita), sementara Negeri Saba' yang justru pernah mendapat
predikat luar biasa itu dari Allah, justru tak lama menikmatinya karena
hanya selang satu generasi (dalam ukuran manusia modern berarti sekitar
25-30 tahun) pujian itu berubah menjadi azab akibat sikap mereka yang
menjadi sangat kafir.

Apa yang menjadi pelajaran utama ('ibroh) dari rangkaian kisah QS 34:15-17
ini sebenarnya? dan mengapa para "jurkam" di tanah air hobinya hanya
mengutip ayat 15 saja tanpa melanjutkan ayat 16-17?

Lalu, "Apakah Fahmi Basya akan menjurus seperti Rashad Khalifa?" tanya Mak
Asmardi.
Jawaban ambo: yang ditanya tidak lebih tahu dari yang menanyakan.
Namun kita berharap, semoga hal ini tidak terjadi pada beliau (FB).

Wassalam,

ANB
45, Cibubur


Pada Selasa, 20 Agustus 2013, Asmardi Arbi menulis:

>
> Bung Akmal nan dapek acungan 5 Jempol dari bung Doktor Rahayussalim dan
> ambo sapandapek.
>
> Kalau negari Baldatun Thoiyyibatun wa Rabbun Ghafur itu dimana kira2  ya,
> apa sudah ada penelitian para ahli. Sebab yang baru saya tahu iyalah hasil
> Penelitian Ustadz Fahmi Basya yang mengumpulkan kriteria2 nya dari ayat2 al
> Qur'an, lalu disimpulkannya hanya 2 negeri/balad yaitu Makkah dan Saba'.
> Disebutkan antara lain : Kriteria negeri Saba': Negeri yang baik itu nyaman
> ,aman . dipenuhi tumbuh2an ( dua kebun/hutan ), air berlimpah, ada banjir
> besar, ada pohon berbuah pahit. Para jin bekerja untuk Sulaiman membuat
> gedung2 yang tinggi, patung2 dan piring2 yang besarnya seperti kolam dan
> periuk2 yang tetap berada diatas tungku.. Kemudian arti dari Saba' itu
> dijelaskan sebagai tempat pertemuan atau tempat berkumpul. Apakah kriteria2
> itu cocok untuk negeri Yaman yang disebut sebagai negeri Saba'
> Beliau ( FB ) ,melakukan ekspedisi memakai nama Dzikrul Lil Alamin ( DLA
> ), Matematika Qur'an , sumber informasi dari ayat2 Qur'an, apakah mungkin
> akan menjurus seperti Rasyad Khalifa? Agaknya perlu pencerahan pula bagi
> yang masih kelas awam walau juga ada terasa nuansa  ilmu cocoklogi' itu..
>
> Wassalam,
>
> Asmardi Arbi / 72, Tangsel.
> ..
>
>
>
> On 20/08/2013 00:19, Akmal Nasery Basral wrote:
>
> Pak Asmardi n.a.h.
>
>  Para mufassirin sejak awal sampai Buya Hamka dalam Tafsir "Al Azhar"
> semua bersepakat, bahwa "Al Balad" (Surat 90) mengacu pada Makkah Al
> Mukarromah. Di bawah ini adalah tautan untuk link Tafsir "Al Azhar" Buya
> Hamka untuk Surat "Al Balad" ayat 1-4.
>
>  http://tafsir.cahcepu.com/albalad/al-balad-1-4/
>
>  Jika untuk tafsir yang sudah segamblang ini masih "diarahkan" (ilmu
> gathuk, kata Pak Fashridjal) kepada Indonesia, nau'dzubillahi min dzaliik,
> bukankah itu berarti sama saja dengan Rashad Khalifa ("penemu" Misteri
> Angka 19) yang akhirnya menganggap, bahkan mengganti, semua tafsir Qur'an
> sebelumnya yang mengacu kepada Nabi Muhammad, menjadi kepada DIRI SENDIRI.
>  Kini pola yang sama terjadi, dengan mengganti makna Al Balad dengan
> NEGERI SENDIRI.
>
>  Ini juga yang sangat saya sayangkan dari sanak Anwar Djambak, yang dalam
> postingnya di awal tahun ini ketika menjawab pertanyaan MakNgah tentang
> suluk, sanak AD dengan entengnya menilai bahwa "sebagian besar anggota
> Palanta ini tauhidnya belum benar."
>
>  Kini lihatlah siapa yang Tauhidnya lebih pantas dipertanyakan, karena
> begitu mudahnya percaya (bahkan sampai memforward) BBM yang jelas-jelas
> BATIL seperti ini dengan begitu beraninya menganggap "Al Balad" sebagai
> Indonesia? Adakah orang-(orang) ini punya ilmu dan kemampuan sebagai
> mufassir untuk MENAFSIRKAN AYAT?
>
>  @ Pak Fahridjal:
> bintang-bintang yang sedemikian banyak itu hanya ada "di langit yang
> dekat" ("samaa-d dunya") sesuai dengan penjelasan Allah dalam QS 67:5. Atau
> dengan kata lain, "langit yang dekat" ini adalah "langit pertama", langit
> pertama. Sementara jumlah langit seluruhnya ada 7 (tujuh) lapis yang
> tersusun sempurna, tanpa cacat. (67:3-4, 71:15)
>
>  Apa fungsi bintang-bintang? Masih dalam 67:5 dijelaskan sebagai
> "alat-alat pelempar setan" (rujuuman li syayathiin). Dalam redaksi yang
> agak berbeda dalam Surat Al Jinn (72), para jin berkata bahwa ketika mereka
> mencoba mencuri rahasia langit, mereka kesulitan karena adanya "panah-panah
> api" (syuhuban) yang mengintai untuk membakar para jin (yang nekad mencoba
> naik ke langit kedua dst)' seperti dijelaskan dalam ayat 8-9.
>
>  Jadi, barangkali, apa yang dilihat mata fisik manusia (atau lewat bantuan
> teleskop) seperti peristiwa kosmis luncuran meteor, bintang jatuh,
> ("lintang kemukus" dalam bahasa Jawa, saya tidak tahu istilah Minangnya),
> supernova (bintang mati) dll, boleh jadi bukan hanya peristiwa fisik,
> melainkan sesungguhnya adalah "panah-panah api" yang dimaksudkan dalam QS
> 72:8-9 yang sedang bekerja untuk menghalau jin-jin yang ingin mencuri
> rahasia langit.
>
>  Manusia tak akan pernah tahu pasti ihwal keghaiban ini, sehingga jika
> manusia ada yang mengaku-aku paham tentang rahasia langit, apalagi dengan
> pertolongan jin/makhluk ghaib lain, sesungguhnya itu mengada-ada karena
> Allah sendiri yang memastikan bahwa "... Dia tidak memperlihatkan kepada
> siapa pun tentang yang gaib itu, KECUALI kepada rasul yang diridhaiNya..."
> (QS 72:26-27).
>
>  Wallahua'lam,
>
>  ANB
> 45, Cibubur
>
>
>
>
>
>   --
>> .
>> *
>>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti 
> berlangga...@googlegroups.com<javascript:_e({}, 'cvml', 
> 'berlangga...@googlegroups.com');>.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke