Kalau di Minangkabau samanjak zaman saisuak ado istilah Rang Gaek awak bake
anaknyo nan sarakah mangatokan : "Sarupo Bulando mintak tanah", dan kini ko
ado pulo istilah "Bulando mintak maaf", apokoh Dunsanak komunitas
r@ntaunetado nan maanggap
*tanah* alah samo pulo mukasuiknyo jo *maaf*?He he he. ..
Salam...........,mm***Ribuan Rakyat Indonesia Dibantai Westerling, Belanda
Cuma Minta Maaf dan Santuni 10 Janda
Senin, 16/09/2013 10:02:04 | *syaiful falah* |
 Raymond Pierre Paul Westerling, komandan pasukan Belanda yang memimpin
Pembantaian Westerling (1946-1947) di Sulawesi Selatan

*Jakarta (SI Online)* - Setelah puluhan tahun lamanya, akhirnya pemerintah
Belanda secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas pembantaian massal
warga Indonesia selama penjajahan yang berakhir tahun 1949.


Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Tjeerd de Zwaan, secara resmi
menyampaikan permohonan maaf tersebut dalam sebuah upacara di Jakarta,
Kamis, (12/9/2013).

"Atas nama pemerintah Belanda, saya minta maaf  atas perbuatan yang
keterlaluan ini," kata De Zwaan.

Namun sayangnya permintaan maaf yang dibarengi santunan sebesar 20.000 euro
hanya diberikan kepada 10 janda korban.

Salah satu korban yang tidak diundang ialah Sofia Patturusi, janda korban
pembantaian Westerling di Bulukumba, Sulawesi Selatan ini mengaku sangat
sedih dan kecewa dengan cara Kerajaan Belanda via Kedutaan Besar Belanda
menyampaikan minta maaf. Janda dari Abdul Aziz Patturusi itu kecewa berat
karena acara permintaan maaf dan pemberian santunan itu yang digelar hari
ini di Jakarta, tanpa mengundang dirinya.

Padahal, ia telah lama menunggu momen bersejarah ini untuk mendengarkan
permintaan maaf dari Belanda.

Tak hanya itu, pemberian santunan oleh Kerajaan Belanda dinilai tak tepat.
Menurut Sofia, seharusnya Belanda tak hanya memberi santunan kepada janda
korban karena banyak yang sudah tak ada. Seharusnya, kata Sofia, Kerajaan
Belanda juga memberi santunan kepada anak-anak korban yang menderita karena
tak bisa mengenyam pendidikan karena ditinggal ayahnya.

Pembantaian Westerling adalah sebutan untuk peristiwa pembunuhan ribuan
rakyat tak berdosa di Sulawesi Selatan yang dilakukan oleh pasukan Belanda
Depot Speciale Troepen pimpinan Raymond Pierre Paul Westerling. Peristiwa
ini terjadi pada bulan Desember 1946-Februari 1947 selama operasi militer.
(red: syaiful)***

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke