Pak Rizal, kalau itu yo ndak ambo tanyo ka Bung Ulya tu doh.

Salam

Syaf AL/Bogor


Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: rizalma...@yahoo.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 17 Sep 2013 07:18:52 
To: Rantaunet<rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Bls: [R@ntau-Net] Lipo Group dan Tudingan Gerakan Kristenisasi

Assalamu'alaikum Pak Syaff...

Mambaco apo yg disampaikan dek Pak Ulya iyolah tagalak ambo. Iko namonyo carito 
urang mambela pihak nan mambuek pariuak nasinyo barisi taruih jo dapuanyo 
barasok taruih. Indak independent. Rasonyo indak ado pulo doh audit keuangan 
untuak perusahaan yg listing di bursa saham sampai mancaliak caliak suduik 
suduik ruangan, jo ado aktifitas tersembunyi lainnyo. Biasonyo hanyo complience 
audit sajo nyoh. 

Batea sae nyo mah... Hehehe

Rizal Koto 47. Palembang


Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: syaff...@gmail.com
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Tue, 17 Sep 2013 06:41:11 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Lipo Group dan Tudingan Gerakan Kristenisasi

Adidunsana di Palanta, ambo copas tulisan Bung Ulya/Sekjen Forhami yang pernah 
dimuat di Sumbar Online.

Salam,

Syaf AL

LIPPO GROUP dan Tudingan Gerakan Kristenisasi
Selasa, 16 Juli 2013 - 10:49:12 WIB
Oleh: Ulya *)

PIJAKAN bagi kaum intelektual untuk mengkritik tentu berdasarkan data yang di 
jamin tingkat validitasnya. Kalau tidak ada data dan hanya mengandalkan asumsi 
takutnya salah dalam mengambil sikap.
 
LIPPO group adalah salah satu client kantor saya dulunya sewaktu  menjadi 
Auditor. Seperti Lippo Bank (Industri Perbankan) (sebelum merger dengan Bank 
Niaga), Lippo Karawaci (Industri Properti), Lippo E-Net (industri IT), Lippo 
Cikarang (industri Properti), Multipolar, Matahari Multi Prima (Industri 
Retail), Hypermart (Industri Retail), Siloam (Industri Rumah Sakit), Lippo 
Telkom (Industri Telekomunikasi), Aryaduta Hotel (Industri Perhotelan) dll.

Mungkin ada sekitar 100 perusahaan lippo yang kami audit dan di konsolidasi 
laporan keuangannya. Saya sendiri pernah ditugaskan melakukan audit Siloam 
(Industri Rumah Sakit). Group Lippo adalah perusahaan public yang Listing di 
Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang Listing dibursa full control regulasi. 
Setiap penyimpangan kegiatan tentu akan menjadi temuan bagi auditor yang 
kemudian tentu akan di disclosure didalam audit report. 

Kalau penyimpangan yang terjadi tidak di ungkap dan menjadi temuan Bappepam 
resikonyo ada pada auditor dan emiten. Konsekuensi perdagangan sahamnya pasti 
di suspend atau dihentikan di Pasar Modal. Bagi auditor konsekuensinya, izin 
untuk melakukan audit terhadap perusahaan public akan di cabut karena setiap 
hasil audit pasti dilakukan per-review oleh Kementerian Keuangan.

Dan sewaktu kami melakukan audit seluruh aktivitas kegiatan yang terjadi 
didalam perusahaan menjadi ranah yang harus diamati untuk mengumpulkan segala 
informasi yang terkait dengan aktivitas perusahaan disamping harus 
memverifikasi data-data tertulis dan seluruh document legal yang menjadi 
permanent File dan Front File sewaktu menjalankan tugas sebagai auditor.

Biasanya lama audit yang kami lakukan memakan waktu 4 sampai 5 bulan. Dan Group 
Lippo hampir setiap atau sepanjang tahun kantor kami yang memeriksa. Siloam 
yang pernah saya pariksa Siloam yang di Kebun Jeruk dan Siloam yang ada di 
Cikarang. Tiap sudut rumah sakit saya amati dan tidak terlihat sama sekali 
hal-hal yang terkait dengan simbol-simbol agama. 

Dan transaksi keuangan yang terjadi tidak memperlihatkan adanya pengambilan 
dana perusahaan untuk kegiatan diluar operasional perusahaan. Kalau memang ada 
disangkakan bahwa dana perusahaan Siloam digunakan untuk kegiatan yang 
menyimpang terkait operasi aktivitas kristenisasi.

Kemudian di jalan Sudirman Jakarta Pusat berdiri megah rumah Sakit Siloam MRCCC 
(Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center). Merupakan rumah sakit khusus 
kanker pertama yang menangani berbagai jenis kanker, dan saya telah masuk juga 
kadalamnya memperhatikan setiap sudut rumah sakit. Setiap kamar rawat inap 
memberikan petunjuk arah kiblat. Dan kalau di lantai 9 terdapat Musholla yang 
cukup representatif untuk ibadah bagi umat Islam.

Terus terang saya bingung kegiatan kristenisasi apa yang dilakukan oleh Siloam 
yang kemudian disangkakan dalam kedok membangun rumah sakit. Apakah sewaktu 
saya memeriksa rumah sakit ini tidak dapat info terkait dengan kegiatan yang 
menyimpang dari core business nya. Karena sebagai auditor saya juga belajar 
melakukan teknik Investigasi untuk menghimpun data guna memberikan opini 
terhadap laporan keuangan yang mencerminkan aktivitas perusahaan. 

Entahlah apakah mereka yang berkoar-koar di Padang dan menolak keberadaan 
Siloam ini telah melakukan investigasi terhadap aktivitas rumah Sakit Siloam 
dan berarti saya yang luput dari fakta dan data ini.

Sebagai bagian dari masyarakat saya kuatir gerakan penolakan terhadap Investasi 
LIPPO ini menjadi blunder dimana karena terganggunya kepentingan business pihak 
tertentu kemudian isu agama menjadi balutannya. Data dan fakta guna menjamin 
validitas info yang dikembangkan penting dalam upaya mengambil sikap yang arif 
guna kepentingan bersama. Apa lagi Investasi LIPPO dalam membangun rumah sakit 
dalam hal ini siloam tidak hanya di SUMBAR tapi telah ada di berbagai daerah 
seperti Kota Jambi, Balikpapan dan Surabaya. 

Bagi saya cukup beberapa hal data dan pertanyaan saja yang perlu di verifikasi 
terkait dengan tuduhan aktivitas kristenisasi yang dilakukan siloam ketika 
siloam berdiri di suatu daerah atau di suatu tempat. 

Diantarannya adalah, Pertama, Semenjak siloam berdiri di suatu kota atau daerah 
sudah berapa banyak masyarakat di sekitar berubah akidah. Kedua, Semenjak 
siloam berdiri disuatu kota atau daerah sajauh mana terjadinya pendakalan 
akidah dilingkungan masyarakat sekitar. Ketiga, Semenjak siloam berdiri disuatu 
kota atau daerah bagaimana pengaruhnya terhadap penambahan atau pembangunan 
sarana ibadah umat kristen. Keempat,  Semenjak siloam berdiri di suatu kota 
atau daerah apakah terjadi peningkatan jumlah penduduk pendatang yang beragama 
kristen. Kelima, Semenjak siloam berdiri apakah terdapat penyimpangan 
penggunaan rumah sakit untuk aktivitas keagamaan. Keenam,  Kemudian semenjak 
siloam berdiri adakah aktivitas keuangan perusahaan dalam hal ini rumah sakit 
digunakan untuk kegiatan yang menunjang misi krietensiasi.

Kalau memang ada data dan bukti terkait dengan hal yang menjadi tuntutan untuk 
menolak Investasi LIPPO Group tersebut, maka tuntutan itu menjadi hal yang 
perlu didukung. Kemudian Lippo Group sebagai perusahaan public bisa dianggap 
telah melakukan penyimpangan dan pelanggaran terhadap akivitas business nya. 
Dan tentunya ada instrument aturan yang dapat menggugat LIPPO keranah hukum. 

Kemudian terkait dengan upaya proteksi terhadap perlindungan usaha atau 
kegiatan ekonomi masyarakat lokal tentu kita juga harus paham industri atau 
kegiatan ekonomi masyarakat mana yang merasa terancam dengan keberadaan 
Siloam?. Apakah berdirinya siloam yang berbasis pada industri rumah sakit yang 
memberikan pelayanan kesehatan public mengancam keberadaan Industri rumah sakit 
lokal?. Kalau iya apakah industri rumah sakit lokal termasuk kategori yang 
perlu diberikan perlindungan atau proteksi dalam berkompetisi memberikan 
pelayanan kesehatan public? Sehingga pemodal besar yang akan membangun industri 
rumah sakit di SUMBAR tidak perlu masuk berkontribusi melakukan investasi di 
SUMBAR.

Berbagai pendapat dan alasan yang masih sulit di terima nalar untuk menolak 
Investasi LIPPO Group di SUMBAR. LIPPO group bukanlah Investor Asing yang masuk 
ke SUMBAR. LIPPO group adalah perusahaan yang dimiliki oleh warga Negara 
Indonesia, dimana setiap warga negara diberikan hak dan wajib untuk 
berkontribusi dalam memajukan perekonomian daerah yang dapat menunjang 
pertumbuhan perekonomian Nasional.

Masuknya Investasi LIPPO ke SUMBAR tentu memberikan pengaruh terhadap 
pertumbuhan perekonomian lokal yang dapat menunjung pertumbuhan ekonomi 
Nasional. Investasi LIPPO dilakukan di jantung kota propinsi. Seluruh hidden 
mission yang akan dilakukan LIPPO tentu tidak luput dari pengawasan media. Baik 
media jaringan sosial, media cetak dan electronic dan lembaga-lembaga swadaya 
masyarakat.

Sebagai masayarakat beragama, beradat dan berbudaya tentu waspada dengan 
gerakan atau bahaya laten yang mengganggu keutuhan agama, adat dan budaya hal 
yang perlu di apresiasi. Namun tentunya ini tidak menjadi alasan untuk menolak 
proses kemajuan dan pembangunan daerah. Masyarakat SUMBAR bukan tipe masyarakat 
yang lemah dalam beragama dan berkeyakinan.

Bagi saya masih terasa naif LIPPO berinvestasi sebegitu besar kemudian 
meluluhlantahkan Investasinya dengan adanya hidden agenda terkait dengan 
misionaris yang di lekatkan kepada mereka. Di LIPPO Group tentunya cukup banyak 
juga mereka-mereka yang beragama Islam bekerja di sana. Sampai hari ini belum 
terdengar adanya yang menjadi korban gerakan kristenisasi. Bukankah mereka yang 
bekerja disana object yang rentan untuk di murtadkan, tapi kenapa tidak ada 
kedengaran karyawan yang memeluk agama Islam berpindah agama.     

Sampai hari ini SUMBAR belum mampu menekan angka kemiskinan. Bahkan dalam 
catatan angka yang di rilis oleh BPS Maret 2013 angka kemiskinan di SUMBAR, 
naik dari 8% menjadi 8,14% atau meningkat sekitar 9.600 orang. Dan total 
penduduk miskin menjadi 407.470 orang dari total penduduk 5,8 juta orang.

SUMBAR membutuhkan capital Inflow dalam membangun pertumbuhan ekonomi. Namun 
kalau setiap Investasi di SUMBAR dibenturkan dengan persoalan agama, adat dan 
budaya, tentu ini akan menjadi sulit karena Investor butuh iklim yang kondusif 
dan bersahabat dalam membangun aktivitas business nya. Tidak ada persoalan yang 
tidak dapat dimusyawarahkan. Kemajuan dan kemandirian SUMBAR sangat tergantung 
oleh political will dari seluruh lapisan masyarakat yang ada.

Kita berharap SUMBAR tetap menjaga kemurnian nilai agama, adat dan budaya 
sebagai basis penggerak ekonomi daerah tanpa menolak upaya pembangunan 
perekonomian dan masuknya investor ke daerah. Kemudian masyarakat harus terus 
berperan aktif memberantas kantong-kantong maksiat yang sepertinya terus 
berkembang tanpa ada gerakan kongrit untuk memberantasnya. Kini inilah yang 
sebenarnya menjadi PR yang harus segera dituntaskan. 

*) Penulis adalah Sekjen FORAH





Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke