Aktivis pari­wisata Sumbar Yulnofrin Napilus menilai belum berkembangnya 
pariwisata di Sumbar disebabkan isu pariwisata belum menjadi program besar 
pemerintah daerah. Dia me­lihat, pariwisata hanya dijadikan program kecil dan 
tidak pula dija­lankan secara totalitas oleh daerah.
 
Pria yang aktif mempromosikan pa­­riwisata Sumbar ini, mendorong pem­­­da fokus 
dalam mengurus pari­wi­­­sa­ta. Dengan begitu, maka peme­rin­tah provinsi, 
kabupaten dan kota me­mi­­li­ki orientasi yang jelas. “Harus ada pen­­­canangan 
menyel­u­ruh, lima ta­hun ke depan misalnya harus ber­orientasi dan fokus pada 
pe­ngem­bangan indus­tri pariwisata,” tegas putra Solok Selatan itu.
 
Pendiri Forum Masyarakat Pe­duli Pariwisata Sumbar (Mappas) itu mencontohkan 
iven balap sepeda Tour de Singkarak (TdS) yang telah menjadi promosi raksasa 
pariwisata Sumbar ke dunia internasional.

Bahkan, saat Tour de France (TdF) di Perancis yang disak­sikan jutaan warga 
dunia, TdS pun dipromosikan lewat tele­visi internasional Eurosport.
 
Namun, dia menya­yang­kan TdS tidak digarap mak­simal di daerah sehingga 
per­kembangannya lamban. Pada­hal di balik iven TdS ini banyak sekali dampak 
ekonominya apabila digarap serius, meli­bat­kan instansi terkait di kabu­paten 
dan kota, serta dunia usaha seperti travel agent untuk membuat paket 
wisa­tanya, usaha rental sepeda lengkap dengan jersey, usaha souvenir, dan 
banyak lagi.
 
“Jadi, iven TdS ini bukan sekadar mengajak orang da­tang ke Sumbar untuk nonton 
balap sepeda, lalu mereka pulang. Harus dibuatkan paket wisatanya sehingga 
mereka bisa menikmati berbagai objek wisata dan berbelanja. Paket itu harus 
jelas jadwalnya dan dipasarkan jauh-jauh hari sebelumnya,” ingatnya.
 
Yulnofrin melihat, sejauh ini pembangunan pariwisata Sumbar baru bersifat 
sektoral dan banyak kegiatan sere­monial. Untuk itu, harus ada Rencana Induk 
Pengem­ba­ngan Pariwisata Daerah (RIPPDA). “Saat ini komitmen pemerintah daerah 
masih sete­ngah-setengah. Kalau memang kita serius dan melihat pariwi­sata ini 
dapat mendatangkan keuntungan ekonomi, kita harus total. Kalau tidak, lama 
majunya,” paparnya.
 
Dia setuju, perlu dilakukan revolusi dalam memajukan wisata Sumbar. Agar ada 
agen­da yang jelas, harus dibuatkan kalender wisata. “Dengan ada­nya kalender 
wisata itu, peren­canaan iven pariwisata tidak di­kerjakan terburu-buru dan 
pro­mosi bisa dilakukan ber­bulan-bulan sebelumnya,” imbuhnya.
 
Agar itu berjalan efektif, maka kepala dinas pariwisata di provinsi dan 
kabupaten/kota harus orang yang punya hubungan baik dengan stakeholders dan 
memiliki nafsu memajukan pariwisata di da­erah­nya. Anggaran, menu­rutnya bukan 
hambatan untuk memajukan pariwisata.
 
Dia mencontohkan festival silat internasional beberapa bulan lalu di Solok yang 
minim bantuan pemda, tapi tetap sukses dan berhasil menjadi daya tarik para 
pesilat nasional dan mancanegara.

Begitu pula Tour de France di Perancis, juga tanpa adanya bantuan anggaran 
pemerintah tapi sukses menyedot perha­tian jutaan warga dunia. “Arti­nya, 
pariwisata ini bukan ha­nya kerjaan pemerintah se­ma­ta. Semua pihak harus 
dili­batkan, terutama swasta,” ujarnya.
 
Dorong Operasional Railbus

Di sisi lain, Sekjen Masya­rakat Peduli Kereta Api Sum­bar (MPKAS) ini berharap 
pemprov Sumbar intens melo­bi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sehingga 
railbus atau kereta api cepat dari Simpang Haru ke Duku dan Bandara 
Internasional Mi­nang­kabau (BIM) dapat sece­patnya dioperasikan. Seha­rusnya 
railbus di Sumbar ini lebih dulu beroperasi daripada yang di Bandara Kualanamu, 
Sumatera Utara. Tapi kenya­taannya, justru di bandara yang baru diresmikan di 
Me­dan itu yang lebih dulu.
 
Pihaknya di MPKAS juga turut mendorong agar railbus itu beroperasi, karena 
Wakil Menteri Perhubungan beren­cana ke Sumbar. “Kedatangan Wamenhub itu akan 
diman­faatkan mendorong segera beroperasinya railbus. Awal­nya direncanakan ke 
Sumbar 26 September lalu, tapi tida jadi karena ada urusan lain,” ulasnya.
 
Wamenhub ke Sumbar un­tuk menindaklanjuti rencana Kemenhub mengaktifkan jalur 
kereta api Padangpanjang-Payakumbuh. “Wamenhub sangat mendukung itu. Nanti pas 
Wamenhub datang, kita bisa dorong juga soal ope­rasional railbus,” imbuhnya.
 
Seperti diketahui, jelas Nofrins, Wamenhub telah me­nyampaikan kepada MPKAS 
tentang rencana pengaktifan kembali jalur kereta api Pa­dangpanjang-Payakumbuh. 
Untuk mengaktifkannya, Ke­men­hub telah menganggarkan dana Rp300-Rp400 miliar 
untuk jalur sepanjang sekitar 50 kilometer tersebut. Dana ini untuk teknis, 
termasuk pem­ba­ngunan kembali jalur rel yang telah rusak, penambahan gerbong 
kereta api dan lain­nya. Sebelum dana itu dikucur­kan, Wamenhub ingin 
me­ngun­jungi langsung Sumbar dan melihat dari dekat kondisi jalur kereta api 
di Sumbar yang kini banyak ditempati bangu­nan penduduk. “Untuk pem­be­basan 
lahannya diserahkan pada pemda,” paparnya.
 
Diberitakan sebelumnya, PT KAI Divre II Sumbar dan Dinas Perhubungan Sumbar 
menyebutkan, belum diope­rasikannya railbus karena be­lum ada serah terima dari 
Kemenhub kepada PT KAI Divre II Sumbar. Akibatnya, railbus buatan PT Industri 
Kereta Api (INKA) Madiun, Jawa Timur berkapasitas 150 penumpang yang sedianya 
dapat digunakan sejak April lalu untuk mengantisipasi ke­ma­cetan di jalan kota 
Pa­dang belum juga dima­n­fa­atkan. Railbus itu kini masih parkir di Bengkel PT 
KAI Divre II Sum­bar, Simpangharu Pa­dang. (bis)
 
Padang Ekspres • Rabu, 23/10/2013 12:02 WIB • Redaksi
 
Wassalam

Nofend | 37+ | Cikasel-BKS
Powered by ALLAH SWT

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke