semakin memanas kota padang...., ...
-----------------------------

Sabtu, 30 November 2013 01:29 

*LBH MINTA KEJAKSAAN USUT ISU SUAP*

Meski didemo, DPRD Kota Padang menyatakan tak gentar dan bersikukuh tidak 
akan mencabut rekomendasi  investasi RS Siloam. Sementara LBH Padang 
mendesak Kejati Sumbar mengusut dugaan suap dalam rekomendasi tersebut.

*PADANG, HALUAN —* Fraksi-fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) 
Kota Padang tak gentar dengan ancaman Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan 
Ormas Islam yang mengancam akan menurunkan massa dua kali lipat lebih 
besar, bila dalam kurun waktu satu minggu DPRD Padang tak juga mencabut 
rekomendasi/perse­tujuan terhadap investasi RS Siloam dan Lippo Superblock. 

Ketua Fraksi Hanura DPRD Kota Padang Yendril, menga­takan ormas Islam tidak 
bisa berpan­dangan bahwa investasi Siloam melakukan  kristenisasi. Karena, 
harus diselidiki dulu dan tidak semudah itu me­ngatakan kriste­nisasi, 
sebab harus ada buktinya dulu.

“Setiap pembangunan, tentu ada kendalanya. Untuk investasi Siloam, jika 
nanti ada yang melanggar aturan dan catatan yang telah ditetapkan DPRD 
Padang, maka bisa segera dibatal­kan investasi Siloam tersebut,” kata 
Yendril melalui sambungan telepon, Jumat (29/11).

Yendril menjelaskan, catatan yang diberikan DPRD seperti, tidak boleh 
memakai simbol-simbol agama, karyawan yang bekerja RS Siloam dan Lippo 
Superblock tidak dilarang mema­kai jilbab dan harus ada mushalla.

Yendril menyesalkan aksi unjuk rasa yang dilakukan pada Kamis (28/11) di 
DPRD Padang sebagian massanya berasal dari luar Kota Padang. Dia 
mengang­gap massa Ormas Islam yang datang dari berbagai kota/kabupaten di 
Sumatera Barat tersebut menghalang-halangi pembangunan Kota Padang dan 
tidak ingin kota bengkuang ini manjadi kota yang maju.

“Kami tidak takut dengan ancaman ormas Islam tersebut. Meskipun dua kali 
lipat dan mendatangi rumah pribadi. Sebab,  jika mereka melakukan aksi 
unjuk rasa hingga ke rumah pribadi, melanggar HAM dan bisa kami ancam 
kembali,” kata Yendril.

Sedangkan, mengenai surat pencabutan rekomendasi investasi Siloam dari 
Fraksi PKS, tidak membuat Fraksi Hanura gentar bahkan tetap konsisten dan 
 memberikan rekomendasi kepa­da investasi RS Siloam dan Lippo Superblock.

Sementara itu Ketua Fraksi PAN DPRD Kota Padang Jhoni Ismed mengatakan, 
surat masuk dari Fraksi PKS ke Fraksi PAN agar mencabut rekomendasi 
Investasi Siloam, tidak membuat Fraksi PAN goyah bahkan tetap bertahan 
dengan sikapnya.

“Harusnya, Fraksi PKS koreksi diri sebelum menolak. Karena, yang meresmikan 
peletakan batu pertama Siloam itu adalah Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi 
Aminuddin, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno yang merupakan kader PKS,” 
katanya.

Bahkan, juga dihadiri tokoh dan sesepuh minang. Padahal, Ketua Dewan Syuro 
PKS Hilmi Aminuddin sewaktu peletakkan batu pertama dipanggil oleh KPK. 
Namun, Hilmi lebih memilih menghadiri peletakkan batu pertama investasi RS 
Siloam dan Lippo Superblock.

Menurut Jhoni Ismed semes­tinya persoalan investasi dan agama jangan 
dicampur-baurkan. Apalagi, pengangguran di Kota Padang yang cukup tinggi. 
Jadi, dengan adanya investasi Lippo Group akan mengurangi pengang­guran 
tersebut.

“Kalau terjadi pemurtadan, seharusnya telah terjadi sejak zaman Belanda. 
Keyakinan itu, tergantung pribadi seseorang seberapa kuat ia dengan 
agama­nya. Tapi, jika keyakinannya kuat maka tidak akan tergo­yahkan,” 
katanya.

Mengenai Ormas Islam, akan melakukan aksi unjuk rasa dua kali lipat bahkan 
sampai ke rumah pribadi dewan. “Hal itu pikiran kerdil Ormas Islam, dan 
merupakan tindakan kekerasan yang seharusnya tidak boleh terjadi,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Kota Padang Erison mengatakan, 
negara ini adalah negara demo­krasi, siapapun bisa berpendapat termasuk 
Ormas Islam. “Mes­kipun, Fraksi PKS telah mengi­rim surat pencabutan 
reko­mendasi investasi Siloam. Namun, Demokrat tetap bertahan dengan 
sikapnya sejak dipar­purnakan dulu. Tentang akan adanya aksi unjuk rasa 
yang massanya dua kali lipat  lebih banyak silakan saja, tandanya negara 
demokrasi,” katanya.

Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Kota Padang Jumadi mengatakan, Partai 
Golkar tidak memberikan rekomendasi hanya menyampaikan pandangan fraksi 
terhadap investasi dan tidak hanya RS Siloam/Lippo Super­block saja, tapi 
investasi secara umum.

“Jadi, apa yang mau dicabut. Karena, kami hanya memberikan pandangan fraksi 
saja serta memberikan pandangan kepada Pemko Padang terhadap investasi 
Siloam. Agar tidak menggunakan simbol agama, menaati aturan daerah serta 
mengedepankan warga lokal,” katanya, sembari menyatakan kalau mau unjuk 
rasa seharusnya ke Kantor Walikota Padang, bukannya ke DPRD Padang.

Ketua Fraksi PPBB DPRD Kota Padang Arpendi menga­takan, sikap yang diambil 
Ormas Islam merupakan hal yang wajar dan tidak ada yang salah. “Kalau kami, 
berpendapat hanya secara umum saja soal investasi dan tidak mengkhususkan 
Siloam,” sebutnya.

Informasi yang dihimpun *Haluan* seluruh komisi di DPRD Kota Padang sedang 
melak­sanakan kunjungan kerja di berbagai daerah di Indonesia.  Komisi I ke 
Bali, Komisi II ke Tangerang, Komisi III ke Jakarta dan Komisi IV ke 
Yogyakarta dan Surakarta.

*USUT ISU SUAP*

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang mendesak, Kejak­saan Tinggi (Kejati) 
Sumatera Barat mengusut isu dugaan suap di DPRD Kota Padang terkait dengan 
rekomendasi/persetujuan anggota DPRD Padang atas investasi RS Siloam dan 
Lippo Superblock.

“Kami minta Kejaksaan segera merespon, isu suap DPRD yang telah tersebar di 
tengah masya­rakat. Bahkan, lebih cepat lebih baik,” kata Vino Oktavia dari 
LBH kepada *Haluan*, Jumat (29/11).

Ia juga mengatakan, kejaksaan hendaknya segera mengusut kedua belah pihak, 
baik dari DPRD dan investasi Siloam. Sehingga, jelas dan transparan apakah 
memang terjadi suap ataukah tidak.

Jika, kejaksaan segera meres­pon tandanya kejaksaan komit­men dalam 
pemberantasan korupsi dan suap-menyuap. Kalau, tidak juga direspon oleh 
kejaksaan tandanya kejaksaan tidak tanggap terhadap korupsi yang merajalela 
di gedung wakil rakyat itu.

“Apalagi,  saat ini tahun politik. Di mana, mereka sangat membutuhkan 
anggaran yang cukup banyak untuk kampanye. Akhirnya, berbagai cara ditempuh 
meskipun korupsi ataukah menerima suap,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan DPRD Kota Padang Surya Djufri Bitel 
ketika dihubu­ngi, HP nya non aktif. *(h/ade)*

*http://harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/28088-dprd-padang-tak-gentar*


*http://rantaunet.biz/index.php/kaba-ranah/249-dprd-padang-tak-gentar*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke