Tahun 2013 jumlah penderita HIV/AIDS di Kota Payakumbuh sebanyak 37 orang yang diduga telah disebarkan kepada 3.700 warga. Penderita HIV/AIDS umumnya berasal dari kalangan usia produktif umur 18 sampai 40 tahun.
PAYAKUMBUH, HALUAN — Dari tahun ke tahun, penderita HIV/ AIDS terus meningkat di Kota Payakumbuh. Tahun 2012, penderita virus mematikan tersebut berjumlah 29 orang, tahun 2013 ini meningkat menjadi 37 orang. “Dari 37 penderita HIV/AIDS, 9 di antaranya meninggal dunia. Bahkan, 2 dari yang meninggal dunia tersebut merupakan anak-anak. Untuk itu, secara bersama kita terus memerangi penularan virus HIV/AIDS terhadap masyarakat,”ujar Ketua Komisi Penanggulangan HIV/AIDS (KPA) Kota Payakumbuh Syamsir Alam, ketika kampanye hari AIDS sedunia, Minggu (1/12) kemarin di Pusat Kota Payakumbuh. Dari data KPA sendiri, penularan virus HIV/AIDS di Kota Payakumbuh umumnya diakibatkan hubungan seks bebas dan penyalahgunaan narkoba dengan pemakaian jarum suntik secara bergantian. ”Umumnya, penderita tertular karena hubungan seks bebas tanpa pakai pengaman dan pemakaian jarum suntik tanpa di sterilkan terlebih dahulu. Apabila sudah tertular virus HIV/AIDS, penderita tidak bisa disembuhkan dan nyawa pun jadi tantangannya,” kata Syamsir Alam. Maka dari itu, katanya, KPA terus bersosialisasi kepada masyakarat terkait begitu bahaya HIV/AIDS tersebut. Lebih baik mencegah dari pada mengobati,”ulasnya. Menurutnya, dari banyaknya penderita HIV/AIDS, menempatkan Kota Payakumbuh pada urutan ke 3 setelah Kota Padang dan Kota Bukitinggi. “Kota Payakumbuh boleh dikatakan rawan terhadap penyebaran virus HIV/AIDS tersebut. Saat ini, penderita HIV/AIDS umumnya berasal dari kalangan usia produktif atau usia muda antara umur 18 sampai 40 tahun,” katanya. Begitupun untuk penyebaran virus mematikan tersebut, KPA menduga, sekitar 3.700 masyarakat Payakumbuh telah terjangkit HIV/AIDS. Hal tersebut berdasarkan rumusan pada KPA. “ Dari 1 penderita positif HIV/AIDS, diduga virus tersebut telah menyebar kepada 100 orang. Maka, dari 37 penderita positif HIV/AIDS,diduga telah disebarkan kepada 3.700 warga Payakumbuh,” katanya lagi. Selain gencar mengampanyekan bahaya HIV/AIDS dan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, KPA juga terus berupaya untuk memberikan perawatan terhadap penderita positif HIV/AIDS atau Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Seperti perawatan untuk mempertahankan ketahanan tubuh Odha secara berkala serta selalu memberi semangat hidup terhadap penderita HIV/AIDS. “Kita selalu memberikan perawatan secara berkala terhadap penderita HIV/AIDS, tanpa dipungut biaya. Kita telah menunjuk puskesmas Payolansek, Payakumbuh untuk perawatan serta konsultasi bagi penderita HIV/AIDS secara gratis,”ujarnya lagi. Syamsil Alam juga mengimbau kepada masyarakat terutama keluarga yang terserang virus HIV/AIDS agar segera melaporkan ke KPA Payakumbuh. Agar penyebaran virus tersebut dapat dideteksi dan dilakukan perawatan sebelum penyebaran virus lebih parah lagi. Tren Berubah Tren penyebaran virus HIV/AIDS di Kota Padang beralih dari penggunaan Napza ke arah transmisi seksual. Sosialisasi dan upaya pencegahan harus dikembangkan sesuai dengan peralihan penyebaran tersebut. Menurut Ketua Pelaksana Komisi Penanggulangan Aids Kota (KPAK) Padang, Mahyeldi, peralihan penyebaran diketahui setelah diadakan penelitian pemetaan Kota Padang 2012 mengenai titik hostspot pengguna Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif (Napza) Suntik. “Dengan peralihan penyebaran ini kita mesti meningkatkan kordinasi dengan seluruh SKPD yang ada, dan tentunya peran keluarga juga penting,” ujar Mahyeldi saat membuka kampanye Hari Aids di Taman Budaya Sumatera Barat, Padang, Minggu (1/12). Dia menjelaskan, untuk hotspot pengguna Napza Suntik atau penasun, di Kota Padang tahun 2013 terdapat 36 titik dengan polulasi sebanyak 156 orang. Namun saat ini menurun menjadi 7 titik dengan jumlah titik menjadi 26 orang. Bertepatan dengan Hari Aids sedunia 1 Desember, ratusan relawan, mahasiswa dan KPAK Padang melakukan kampanye tentang sosialisasi HIV/AIDS dengan longmarch dari Taman Budaya Sumatera Barat, Padang menuju kawasan Danau Cimpago, Purus. Mereka juga menggalang dana untuk membantu penderita yang kurang mampu. Tak hanya itu, sosialisasi bahaya HIV/AIDS juga disebar dengan cara memberikan selebaran kepada pengguna jalan dan pemilik pondok ceper. “Saya senang dengan adanya kampanye ini, karena jadi tahu ternyata di kota ini juga banyak penderita HIV/AIDS. Mudahan, mudahan virus ini semakin berkurang dengan adanya sosialisasi ini,” ungkap Shinta salah seorang pengujung wisata Pantai Padang. Data dari Komisi Penanggulangan Aids Nasional (KPAN), Indonesia merupakan negara tercepat tingkat penyebaran virus HIV/AIDS di Asia. Sedangkan fase epidemiknya sudah berubah dari tingkat low menjadi concentrated. Untuk ODHA, sebutan untuk orang-orang yang telah mengidap HIV/AIDS jumlahnya kurang dari 1 persen dari totalpenduduk dari keseluruhan. Pada kelompok resiko tertinggi sudah terinfeksi lebih dari 5 persen penduduk pada kelompok tersebut. (ddg/rvo) Senin, 02 Desember 2013 01:12 http://harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/28128-3700-warga-payakumbuh-diduga-terjangkit-hivaids- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.