Mak Abraham Ilyas n.a.h. Tentu tidak apa-apa kalau mak AI tetap ingin menggunakan istilah "perang saudara". Ambo menyebut referensi bahwa predikat "pemberontakan PRRI" itu disebut oleh banyak ilmuwan sosial karena dalam posting mak AI sebelum ini, mamak menyebutkan bahwa istilah "pemberontakan PRRI" itu datangnya dari dokumen sidang Timzar Zubil, yang artinya, hanya sebutan sepihak dari Pemerintah Indonesia. Pendapat mak AI ini yang ambo koreksi, dengan menunjukkan sejumlah telaah dan riset dari sejumlah ilmuwan sosial dalam dan luar negeri bahwa sebutan "pemberontakan PRRI" juga mereka gunakan.
Kedua, soal ungkapan "saudara-saudara setanah air dan sebangsa" yang masih mak AI ingat selama 55 tahun (tentu maksudnya itu sebagai bukti menurut mamak bahwa PRRI adalah "perang saudara" bukan "pemberontakan", bukan?). Sekarang mari kita lihat contoh yang lebih universal, saat Kolonel Muammar Khadafi mengambil alih kekuasaan Raja Idris di Libya tahun 1969. Tanpa kita harus melihat sejarah Libya secara spesifik, kita menebak saja, apakah saat Khadafi akhirnya menjadi orang nomor satu dia tidak menyebut rakyat Libya (yang sebelumnya patuh kepada Raja Idris) sebagai "saudara-saudara setanah air dan sebangsa?" Ataukah Khadafi juga akan menyebutkan rakyat Libya sebagai "saudara-saudara setanah air dan sebangsa?" Jadi sebutan "saudara-saudara setanah air dan sebangsa" ini bukan faktor signifikan dalam membedakan secara kategoris antara "perang saudara" dan "pemberontakan", bukan? Misalkan lagi, secara hipotesis, saat terjadi DI/TII Aceh 1953, dan Abu Beureueh berhasil menggeser Soekarno dari pusat pemerintahan, apakah Abu Beureueh tidak akan menyapa rakyat Indonesia dengan "saudara-saudara setanah air dan sebangsa?" Bahkan kalau imajinasi ini mau kita ekstrimkan lagi, sekiranya G30S/PKI dulu sukses mengganti kepemimpinan nasional, apakah tokoh komunis yang menjadi orang nomor satu republik (sekali lagi ini hanya imajinasi) tidak akan memulai pidato pertamanya dengan menyebut "saudara-saudara setanah air dan sebangsa"? Pasti sapaan itu juga yang akan mereka sebutkan, bukan? Problem kategoris ketiga adalah definisi KBBI yang mak AI pampangkan (perang saudara: perang antara dua kekuatan di satu bangsa atau satu negara). Dengan memakai definisi yang sangat longgar ini, maka Republik Maluku Selatan (RMS) di bawah Dr. Soumokil yang juga angkat senjata terhadap Pusat di awal tahun 50-an, berarti juga termasuk "perang saudara" hanya karena terjadi "perang antara dua kekuatan di satu bangsa atau satu negara"? Berarti OPM (Papua) juga melakukan "perang saudara" karena mereka menggunakan kekuatan bersenjata (meski dengan metode gerilya, tidak bertempur frontal)? Apa tidak malah aneh, mak AI? Karena itulah dalam bias definisi kategoris yang bisa muncul dari salah satu pihak (kubu PRRI atau kubu Pusat), pendapat ilmuwan sosial yang kredibel patut didengar. Karena itulah fungsinya ilmu pengetahuan. Wassalam, ANB 45, Cibubur Pada 4 Desember 2013 07.25, Abraham Ilyas <abrahamil...@gmail.com> menulis: > Add. ANB. > > Maaf dengan tidak menafikan pandapek para ilmuwan sosial, izinkanlah ambo > manulihkan alasan penggunaan istilah "*perang saudara*" tetap digunakan > untuk PRRI, karena tetap menggunakan* bangsa, lambang, bahasa, bendera, > wilayah negara negara* yang sama. > > "Ungkapan kata" yang masih tersimpan selama lk 55 tahun di dalam memori > pendengaran ambo ialah kata kata* "Saudara saudara setanah air dan > sebangsa".* > > Antah kok ambo baru pertamo kali wakatu itu (usia < 13 th) mandanga > ungkapan tsb., ..... namun itulah faktanyo ungkapan > *"Saudara saudara setanah air dan sebangsa"* diucapkan untuk pertama kali > oleh Letkol A. Husein saat mengumumkan pembentukan *Pemerintah > Revolusioner Republik Indonesia* tg 15 Februari 1958, lk pk. 8 malam > (belum ada istilah wib). > dan setelah mambaco sumber dari KBBI ditulihkan: > > *perang saudara: perang antara dua kekuatan dl satu bangsa atau satu > negara; * > > Abraham Ilyas lk. 68th > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.