Para pendatang di negeri gurun pasir UAE ini sudah merasa seperti di rumah 
sendiri saja , selain karena jumlah nya lebih banyak dari penduduk setempat ( 
80% penduduk UAE adalah expatriat ), juga karena lingkungan sosial yg aman, 
nyaman dan bersahabat.

Begitu pula hal nya dengan saat hari nasional yg jatuh tanggal 2 desember, para 
expatriat pun turut memeriahkan nya. Komunitas Singapore Moslem Group di Dubai, 
punya tradisi sendiri memeriahkanya dengan mengadakan pertandingan sepakbola 
antar komunitas negara Asean tiap tgl 2 desember. Turnamen ini di ikuti oleh 
tim2 dari komunitas negara Asean, spt Singapore, Malaysia, Indonesia, 
Philipina, dan Thailand di UAE. Biasanya komunitas Indonesia mengirimkan tim 
terbanyak.

Begitu pula utk turnamen tahun ini, yg berlangsung 2 desember kemarin di Dubai.

Alhamdulillah selama beberapa tahun belakangan ini tim Indonesia selalu menjadi 
juara, spt tgl 2 desember kemarin, tim Indonesia jadi juara di kategori open 
dan U-17. Untuk kategori U-17 juara nya adalah tim Ruwais muda dari komunitas 
Indonesia di kota Ruwais, kota minyak UAE, tempat saya dan sekitar 400 keluarga 
Indonesia lain nya tinggal dg damai disini. Alhamdulillah anak sulung saya jadi 
pemain pula dalam tim juara ini.

Bertemu dengan para diaspora Indonesia di perantauan dalam moment spt ini, 
apalagi pertandingan dg negara lain sangat menggugah rasa nasionalisme. 
Khususnya saat kita bersama menyanyikan lagu Indonesia raya, sungguh 
mengharukan, saya sendiri dan banyak2 org indonesia yg tertunduk menangis haru 
karena nya.

Menarik juga saat turnamen saya melihat ada satu tim Indonesia yg namanya 
Viking Dubai, saya coba dekati dg ngobrol dg mereka,  ternyata mereka anak2 
muda Bandung  yg bekerja di Dubai sini. Walau jauh mereka tetap pendukung setia 
Persib Bandung, dg fans nya yg terkenal dg nama, Viking. Karena itu lah mereka 
menamakan klubnya Viking Dubai, Persib cabang Dubai.., ayak2 wae yeuh dulur 
salembur teh

berikut tulisan sepenggal kisah acara tersebut, pernah sy tulis dulu, tapi 
ternyata bagai deja vu terulang lagi tahun ini , selamat menikmati pada link 
berikut ; http://wp.me/p2VPt-nd


salam
Hendra Messa
http://hdmessa.wordpress.com
http://hendramessa.wordpress.com ( english)

--------
Sorot mentari sore hari, menembus diantara barisan gedung2 tinggi pencakar 
langit, di rumput hijau lapangan bola di tengah kota Dubai ini. Suasananya 
begitu hiruk pikuk oleh para 
penonton yg memenuhi pinggir lapangan. Banyak para penonton adalah 
orang2 indonesia yg bekerja di Dubai, mereka ingin menyaksikan 
pertandingan final sepakbola futsal outdoor, antar komunitas masyarakat  Negara 
ASEAN di Dubai. Sore ini berlaga di final tim dari masyarakat 
Indonesia melawan tim dari masyarakat Singapore di Dubai. 

Lapangan bola penuh sesak oleh penonton yg berdiri dipinggir 
lapangan,  sebelum pertandingan sepakbola antara tim indonesia lawan 
singapore, lagu kebangsaan masing2 negara pun dikumandangkan. Saat lagu 
Indonesia raya dikumandangkan, orang2 indonesia yg banyak menonton di pinggir 
lapangan pun langsung berdiri dan bernyanyi bersama, sambil sebagian 
mengibarkan bendera merah putih.

“Indonesia tanah airku,  Tanah tumpah darahku,
Disanalah aku berdiri, Jadi pandu ibuku,
Indonesia kebangsaanku,  Bangsa dan tanah airku,
Marilah kita berseru: “Indonesia bersatu!”

sungguh mengharukan sekali suasananya , saat lagu tsb dinyanyikan, 
baru sadar, sudah lama sekali tak menyanyikan nya, rasanya terakhir 
waktu kuliah puluhan tahun yg lalu, sebagian ada yg lupa lagi syairnya. 
saat itu saya yang ikut menonton di pinggir lapangan, tak sempat ikut 
menyanyikan penuh lagu tersebut, bukan hanya karena sebagian lupa 
syairnya, tapi karena kerongkongan ini serasa tersumbat, dada bergetar, 
air mata pun hampir mengalir, tak kuat menahan haru….., subhanallah…
Walau telah lama meninggalkan negeri sendiri, sering sedih mendengar 
berita2 tentang negeri kita sendiri, dg berbagai permasalahan, ada rasa 
kekecewaan,  tapi tetap saja kerinduan dan kecintaan terhadap negeri 
sendiri tak bisa dilupakan.

Sungguh mengesankan suasana saat turnamen bola Asean dubai cup, di lap Al Ahli 
sport club,  Dubai yg berlangsung tgl 2 desember bertepatan dg hari nasional 
negara 
UAE. Turnamen tersebut diselenggarakan oleh komunitas Singapore di 
Dubai, SMG -Singapore Malay Group, untuk memperingati juga hari nasional UAE. 
pesertanya dari berbagai komunitas negara2 ASEAN di Dubai ; 
Malaysia, Singapore, Filipina & Indonesia.Walau bukan pemain bola 
professional, tapi suasana pertandingan begitu seru. Dan kita bangga, 
bahwa tim2 dari Indonesia berhasil menjadi juara pada beberapa kategori 
pada turnamen tsb, mengalahkan peserta dari negara2 lain nya. Tim 
sriwijaya, jadi juara di kategori utama, dan tim Ruwais muda, menjadi 
juara di kategori U-16 thn ( remaja di bawah usia 16 thn ), kemenangan 
tersebut  sungguh membanggakan semua masyarakat Indonesia di Dubai yg 
banyak hadir pada acara tsb.

Tim Ruwais Muda, adalah anak2 remaja dari kampung Ruwais, dimana anak saya ikut 
bermain juga. Mereka berhasilkan mengalahkan tim2 negara lain dg score telak. 
Saya baru tahu belakangan ternyata anak2 remaja 
Singapore dan Malaysia yg ikut tanding tsb, banyak yg jebolan football 
academi MU, MC dan Arsenal di Dubai/ Abu Dhabi. Padahal anak2 hanya pemain 
bakat alam, tak khusus ikut sekolah 
sepakbola, mungkin hanya anak remaja sy yg di Bandung dulu pernah ikutan 
sekolah sepakbola persib, terbukti  anak2  jebolan sekolah sepakbola 
persib, bisa juga mengalahkan jebolan football academi spt MU dan 
Arsenal tsb.  Alhamdulillah anak2 remaja kita bisa mengalahkan mereka 
semua  dan menjadi juara pertama.
Pada pertandingan final liga utama (dewasa), antara tim komunitas 
Indonesia melawan komunitas Singapore, suasana nya heboh sekali, para 
supporter tim Indonesia yg banyak hadir saat itu, membawa bendera merah 
putih dan menyanyikan yel2 khas Indonesia, saya lihat sebagian ada yg 
pakai atribut klub2 sepakbola Indonesia, spt  Arema, Persib dll. pelatih tim 
kita, terlihat aktif sekali di pinggir lapangan memberi 
arahan, ternyata pelatihnya adalah mantan pemain liga Indonsia yang saat ini 
bekerja di Dubai 


. Pertandingan cukup seru, walau secara ukuran 
tubuh tim Indonesia lebih kecil ukuran fisiknya dibanding singapore, 
ternyata mereka sangat lincah dan akhirnya tim kita  bisa memenangkan 
pertandingan dan menjadi juara. Para pendukung Indonesia pun bersorak 
sorai, ada juga yang membawa bendera merah putih ke tengah lapangan, 
seru sekali.
Seru juga menonton pertandingan bola langsung di pinggir lapangan 
tsb, penonton bebas bersorak, dan kalau ada bola keluar, penonton pun 
perlu minggir sebentar. Suasana spt itu mengingatkan saya pada masa 
kecil di Bandung dulu, saat ada pertandingan bola antar kampung ( tarkam ) 
hanya ini bedanya lebih tertib dan lapangan nya bagus. Saat tarkam 
dulu, hanya di lapangan tanah, dalam pertandingan final, anak2 kampung 
kami tanding lawan anak2 kampung lain nya,  pertandingan seru sekali, 
para orang dewasa pun ikut menonton langsung di pinggir lapangan. 
Ejek2an antar pendukung dan permainan yg keras, membuat suasana semakin 
panas. Sekali waktu terjadi ada pemain yg terjatuh, karena kakinya 
terantuk kaki lawan, ia pun mengaduh dan berguling2. Pertandingan 
terhenti sejenak, para pemain lain nya datang mengerubuti nya, terjadi 
keributan antar pemain, pertama hanya adu mulut, lama kelamaan tangan 
dan kaki pun main, sambil berkelahi beneran.

Suasana pun semakin panas dan kisruh, wasit tak bisa melerai, 
akhirnya para pendukung di pinggir lapangan pun ikut masuk ke lapangan, 
terjadilah tawuran massal. Saya, anak kecil yg menonton disana, hanya 
terpana melihat itu semua. Saya melihat beberapa pendukung ternyata 
membawa juga senjata tajam yg disembunyikan dibalik tas nya, keributan 
makin meluas, pendukugn dengan senjata tajam pun maju ke tempat 
keributan di lapangan, melihatnya, para pemain dan pendukung lain yg 
hanya berkelahi dg tangan kosong pun jadi ketakutan, melihat ada 
pendukung membawa senjata tajam, sebagian orang berlarian menghindar ke 
luar lapangan. Wah keributan besar tambah menjadi2, apalagi ada para 
pendukung yang bersenjata tajam antar pendukung. Saya dan teman2 anak 
remaja lain nya, ketakutan melihatnya dan memilih untuk lari menghindar, 
secepatnya pulang ke rumah. Memori tanding bola antar kampung di masa 
kecil yg begitu berkesan itu, masih selalu teringat sampai sekarang.
Tapi pertandingan bola antar komunitas pendatang yg saya lihat di 
Dubai ini , beda sekali suasanya, walau bukan pertandingan pemain bola 
professional, semuanya berlangsung tertib dan teratur, lapangan dan 
fasilitasnya bagus dan pertandingan aman2 saja tak ada keributan. 
Setelah semua pertandingan usai, dilakukan pemberian medali dan piala 
oleh panitia. Panitia dari komunitas Singapore, mengundang juga para 
diplomat Negara lain utk memberikan piala. Untuk tim Indonesia, 
pemberian piala diberikan oleh pak Mansyur Pangeran, Konsulat Jenderal 
Indonesia di Dubai.

Setelah selesai pemberian hadiah dan piala, Saya dan anak2 langsung 
pulang ke Ruwais, masih lama perjalanan sekitar 4 jam perjalanan.  Dari 
kompleks stadium Al Ahli di daerah timur Dubai dekat perbatasan Sarjah, 
kita langsung pulang melintasi jalan utama Dubai, Syekh Zayed Road , 
tampak bangunan2 menjulang di pinggir jalan, penuh berhiaskan warna 
bendera UAE, karena hari ini adalah hari nasional Negara UAE yg ke -40 . Saat 
melintas jalan utama tersebut, di kejauhan tampak menjulang Burj 
khalifa, gedung tertinggi di dunia, yg bermandikan cahaya, biasanya saat 
perayaan national day ini, malam harinya ada pesta kembang api yg 
dilepaskan dari ketinggian gedung tersebut. Di sepanjang jalan kita 
melihat, mobil2 dihiasi bendera2 UAE dan juga gambar para tokoh negara 
nya, klakson mobil pun, riuh rendah saling menyahut, meriah sekali 
suasananya, menghangatkan suasana malam kota Dubai yg gemerlap dg 
gedung2 tinggi berbentuk unik yang membuat orang berdecak kagum 
melihatnya.
Mengalami suasana meriah seperti itu sepanjang perjalanan pulang, 
pikiran saya kok malah jauh mengawang2 sampai ke negeri nyiur melambai, 
teringat suasana hari kemerdekaan, 17 agustus di Bandung dulu. Dimana 
suasananya hampir mirip, bendera merah putih terpampang dimana2. Namun 
ada suasana khas yg lebih seru lagi di negeri kita, yaitu perlombaan dan 
pertandingan2 olahraga yang sungguh menarik, spt lomba panjat pinang 
atau lomba balap karung antar anak2, suasananya jauh lebih heboh lagi, 
tiap tgl 17 agustus rasanya bagai pesta rakyat saja.

Kalau membandingkan suasana alam nya, alam Indonesia tetap jauh lebih indah dan 
sejuk daripada alam gurun pasir yg panas ini. Alam gurun 
pasir yg kaya minyak telah memberi banyak keberkahan pada negara ini yg 
membangun negerinya jadi negara maju yg modern dg segala fasilitasnya. 
Kota Dubai yg gemerlap dg bangunan2 tinggi, jalanan lebar, taman yg apik dan 
berbagai fasilitas umum lainnya yg tertata rapi, kira2 sebanding dg kota 
Singapore. Musim dingin di bulan desember dimana cuaca sejuk, 
membuat nyaman sekali berada disini. Mengitari kota Dubai ini, suka 
sedih kalau membandingkan dengan suasana di kota2 besar negeri kita 
dimana fasilitas umum masih kurang, jalanan banyak yg rusak , macet dan 
segudang permasalahan lain nya.
Tapi walau bagaimana pun kecintaan pada negeri sendiri tak bisa 
dilupakan begitu saja, negeri dimana kita lahir dan dibesarkan, walau 
bagaimana pun keadaan nya. Lagu Indonesia raya yg dinyanyikan bersama 
tadi, kibaran bendera merah putih, walau sederhana begitu mengesankan, 
mengingatkan kerinduan dan kenangan indah tentang negeri nyiur melambai, negeri 
indah dimana kita semua dilahirkan, dibesarkan.

Mungkin kita banyak mengkritik negeri kita sendiri dg segudang 
permasalahan nya, bahkan ada yg sampai spt org patah hati segala, tapi 
walau bagaimana pun juga , dalam alam bawah sadar kita telah tertanam 
memori sejak masa kecil sampai saat ini, memori ttg Indonesia. Kata 
pepatah sunda, buruk2 papan jati, hade goreng nu sorangan ( kayu jati 
walau telah lama/tampak jelek sekalipun tetap kuat, sejelek2nya kalau 
milik kita sendiri harus kita hargai apa adanya ) , walau telah jauh 
merantau meninggalkan  negeri sendiri, rasa kerinduan tetap menghambur 
kuat. Walau sebagian ada yg mengkritik, kecewa, sedih dll, tapi kita 
tetap mencintainya apa adanya, bagai kata pepatah, “benci tapi rindu”.   Tak 
salah ada yg berkata, bahwa rasa nasionalisme itu bagai udara, tak 
terlihat, tapi bisa dirasakan.

Kita semua yg ditakdirkan terlahir sebagai orang Indonesia, berada di negeri 
indah bernama Indonesia, akan tetap mencintai negerinya sendiri, walau 
bagaimana pun keadaan nya, karena itulah takdir hidup ini, 
berusahalah berbuat sebaik mungkin, memberi makna dalam perjalanan hidup yg 
hanya sekali ini kita lalui.
Jadi teringat pepatah melayu lama ;  sebutir emas, walau terbenam di tanah 
kotor sekalipun, tetaplah akan berkilau dan berharga.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to