Pak Bakhtiar jo sanak2 sa palanta yth. Menarik sekali mengikuti perkembangan investasi di Sumbar dan Sulut yg dulu pada tahun 1958-1961 pernah merupakan kawan seperjuangan PRRI-Permesta.
Berikut 2 artikel ttg gubernur Sulut Sinyo Sarundajang yg juga ikut konvensi capres partai Demokrat. Dengan kekuatan uangnya dan pengaruh politiknya di Indonesia Timur serta sesuai semboyan Bhinneka Tunggal Ika bukan tidak mustahil dia akan menjadi Cawapres tahun 2014 nanti. Bagaimana pendapat sanak2? Salam Fashridjal M. Noor Sidin L65bdg RABU, 09 OKTOBER 2013 | 08:31 WIB Tak Hanya Banten, Dinasti Politik Juga Ada di Sulawesi Utara TEMPO.CO, Manado - Tren hadirnya dinasti politik Gubernur Provinsi Banten Ratu Atut dan keluarganya rupanya bukan monopoli daerah Banten. Hal serupa juga terjadi di Sulawesi Utara. Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang punya banyak anggota keluarga yang menduduki posisi kepala daerah. Di Sulawesi Utara, seluruh anggota keluarga Sinyo minus istrinya kini juga menjabat posisi strategis, baik di organisasi besar maupun di dunia perpolitikan. Tercatat pada 2014 mendatang, seluruh anggota keluarganya mencalonkan diri sebagai anggota DPR, DPD, dan DPRD provinsi. Pertama, anak tertua dari Gubernur Sulawesi Utara 2 periode ini, Ivan Sarundajang, baru saja dilantik menjadi Wakil Bupati Minahasa, setelah pada pemilihan akhir tahun 2012 kemarin menang. Ivan Sarundajang sendiri diusung oleh PDI Perjuangan. Selain Ivan Sarundajang, Vanda Sarundajang, juga anak kandung Sinyo Harry Sarundajang, sudah terlebih dahulu mengorbit ketika pada tahun 2009 kemarin berhasil lolos sebagai anggota DPR RI. Tahun 2014 ini, Vanda Sarundajang kembali dicalonkan PDIP menjadi anggota DPR RI daerah pemilihan Sulawesi Utara. Vanda Sarundajang sendiri sempat menjadi sorotan setelah beberapa waktu lalu masuk daftar sebagai anggota DPR RI, yang jarang mengikuti kegiatan DPR. Anak ketiga Sarundajang, Fabian Sarundajang, juga tercatat sebagai calon anggota DPD wilayah pemilihan Sulawesi Utara untuk periode 2014. Fabian Sarundajang sendiri baru terjun ke dunia politik. Namun, kariernya di beberapa organisasi di Sulawesi Utara cukup mentereng. Sebelum menjadi Bendahara Umum KNPI Pusat, Fabian Sarundajang awalnya adalah Ketua DPD KNPI Sulawesi Utara. Ia juga sempat menjadi Ketua KPSI-PSSI Sulawesi Utara. Adapun anak keempat Sarundajang, Eva Sarundajang, pada tahun 2014 mendatang juga turun ke dunia politik. Namun, dibandingkan kakak-kakaknya, Eva memilih jalur DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari daerah pemilihan Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa Utara. Dia juga maju lewat PDIP. Uniknya, di keluarga Sinyo Harry Sarundajang ini, walaupun anak-anaknya adalah kader PDIP, sang ayah merupakan kader Partai Demokrat. Bahkan tercatat saat ini Sarundajang senior tengah mengikuti konvensi calon presiden dari partai berlambang Mercy tersebut. Pengamat pemerintahan bersih Kota Manado, Terry Umboh, mengatakan dinasti yang dibangun oleh Gubernur Sulawesi Utara merupakan hal yang biasa terjadi di dunia perpolitikan semenjak kepemimpinan Presiden Soeharto. Menurut Umboh, tak hanya di tingkat provinsi, di tingkat kabupaten dan kota di Sulawesi Utara juga terjadi hal-hal demikian. "Saya contohkan, Bupati Bolaang Mongondow periode 2001 hingga 2011, Marlina Moha Siahaan, di mana suaminya, Syamsudin Kudji Moha, menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Bolmong dan juga Ketua DPRD Kota Kotamobagu. Sementara anaknya jadi anggota DPR RI," kata Umboh. Menurut Umboh, selama dinasti tersebut mampu menciptakan kesejahteraan untuk masyarakat, tidak perlu dipertanyakan, melainkan justru didukung. "Nah, yang jadi tidak baik ketika dinasti ini menggerogoti uang rakyat dan masyarakat tambah miskin. Itu yang perlu kita singkirkan," Umboh menambahkan. ISA ANSHAR JUSUF Berikut artikel berisi tanggapan gubernur Sinyo Sarundajang: Gubernur Sulut: Politik Dinasti, Mengapa tidak? Kamis, 24 Oktober 2013 11:59 Share Tweet shnews.co Gubernur Provinsi Sulawesi Utara, Drs. Sinyo Harry Sarundajang. Laporan Wartawan Tribun Manado, Ryo Noor TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Isu Politik Dinasti belakangan mencuat secara nasional, pasca sorotan terhadap dinasti Gubernur Banten Ratu Atut. Meski begitu, Gubernur Sulut SH Sarundajang tak terlalu ambil pusing, bila ada yang beranggapan ia merupakan salah satu pejabat yang menerapkan politik dinasti. "Terserah orang melihat itu, kalau menurut saya dinasti itu Ayah Kepada Anaknya," ujar Sarundajang kepada sejumlah wartawan di Kantor Gubernur, Rabu (23/10/2013) Ia menilai wajar pandangan tersebut mengingat anak-anak SH Sarundajang ikut menempati jabatan srategis di Pemerintahan. Vanda Sarundajang menduduki kursi DPR RI dari PDIP, kemudian si sulung Ivan Sarundajang, baru saja terpilih menjadi wakil Bupati Minahasa. Kemudian Eva Sarundajang tahun datang mencalonkan diri sebagai Anggota DPRD Sulut dari PDIP dapil Minut-Bitung. Begitu pula Fabian Sarundajang yang diplot maju mewakili Sulut sebagai Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Gubernur mengakui, praktek politik dinasti di Sulut ada, hanya ber beda wilayah serta garis komandonya, namun yang terpenting kata Sarundajang, hal tersebut tidak merugikan Rakyat. "Tapi bagi saya, kan itu beda wilayah dan beda garis kordinasi, satu wakil Bupati di Minahasa dan yang lain Anggota Legislatif dan Calon Legislati. Yang penting, walaupun bukan dinasti tapi kalau ada hubungan kong kali kong tidak baik," katanya. "Dinasti kalau itu baik untuk rakyat mengapa tidak? Tidak dinasti pun kalau itu jelek, dia Korupsi, yah menyusahkan rakyat, sama saja, tidak baik itu," ujar Ketua Umum Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) ini. Penulis: Ryo_Noor Editor: Andrew_Pattymahu Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -----Original Message----- From: "Bakhtiar Muin PhD" <bmsa...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sat, 7 Dec 2013 18:02:42 To: <mus-...@milis.isnet.org>; <rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: <bmsa...@gmail.com> Subject: [R@ntau-Net] Investasi Lippo di Sulut Investasi di Sulut, Lippo Group Raih "Manado Post Award" 2012 Sabtu, 29 Desember 2012 Upaya investasi Lippo Group dalam melakukan investasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, juga pariwisata, merupakan langkah baik. Lippo Group akan terus berinvestasi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dalam berbagai sektor, karena kondisi daerah yang aman dan kondusif, serta memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang bisa dikelola. "Pemilik Lippo Group, yakni Dr James Riady, akan terus melakukan investasi ke Sulut," kata Presiden Lippo Group, Theo L Sambuaga, dalam sambutannya saat menerima penghargaan "Manado Post Award" 2012 untuk kategori perusahaan yang banyak melakukan investasi di Sulut. Theo Sambuaga sendiri hadir mewakili James Riady yang berhalangan hadir. Penghargaan itu diberikan pada Jumat (28/12) malam, di Hotel Sutan Raja Maubi, Minahasa Utara, bersamaan dengan perayaan Natal Manado Post Group, yang juga dihadiri Gubernur Sulut, Sinyo Sarundajang, bupati dan wali kota, serta ribuan undangan, termasuk sekitar 200 warga asal Sulut dari luar negeri. Sementara, penghargaan yang sama juga diberikan kepada tujuh tokoh lain. Masing-masing yakni Gubernur Sarundajang, Rektor Universitas Islam Malik Ibrahim, Malang (Jatim), Wali Kota Bitung, akademisi Prof Revro Gerung, dr Rudy Hartoyo, Jonathan Karame (guru), serta Kepala Desa Boulevard bernama Martinus Rumengan. Pada kesempatan itu, Theo menyampaikan ucapan terima kasih kepada Manado Post Group, sebagai salah satu perusahaan media terbesar di Sulut yang selama ini menilai kehadiran Lippo di Manado. "Ini sangat membanggakan, karena itu, kami akan terus berinvestasi di Sulut," ujarnya. Disebutkannya, sejak beberapa tahun lalu, investasi Lippo Group di daerah itu dalam bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur. Lippo membangun sekolah bertaraf internasional, RS Siloam, serta hotel dan pusat perbelanjaan Matahari dan Hypermart yang banyak membuka lapangan kerja. "Jadi, Lippo masuk ke Sulut karena daerah ini memiliki peluang yang bagus ke depan. Berkat perjuangan Gubernur Sarundajang yang berkomitmen membangun, membuat daerah ini aman dan banyak investor masuk," ungkap Theo pula. Pintu Gerbang Asia-Pasifik Sementara itu, Gubernur Sarundajang yang juga menerima penghargaan karena dinilai mampu memajukan Sulut dan menjaga kerukunan hidup masyarakat, mengatakan bahwa pembangunan akan terus dipacu, terutama untuk infrastruktur, pendidikan dan kesehatan. Semua itu menurutnya, diharapkan dapat menjadikan Sulut sebagai pintu gerbang Indonesia ke Asia-Pasifik. "Kami salut dengan Lippo yang banyak melakukan investasi di Sulut. Ini suatu kebahagiaan buat kami," kata Sarundajang pula. Dikatakan Sarundajang, upaya investasi Lippo Group dalam melakukan investasi dalam bidang pendidikan, kesehatan, juga pariwisata, merupakan langkah baik sekaligus membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat Sulut. Direktur Manado Post Group, Suhendro Boroma, mengatakan bahwa pada tahun ini, penghargaan tersebut diberikan kepada delapan lembaga dan perseorangan. Para penerima penghargaan menurutnya, dinilai memiliki dedikasi yang baik bagi pembangunan Sulut. "Kami berikan ini dengan penilaian yang objektif. Khusus untuk Lippo Group, investasi yang sudah ditanamkan cukup banyak, sehingga daerah ini maju pesat," kata Suhendro. Tanggapan terhadap Investasi Lippo di Sulut. Coba dilihat dari sisi lain, kondisi di Sulut. Sulut adalah salah satu daerah penghasil kelapa terbesar di Indonesia. Belanda membimbing masyarakat menanam kelapa dalam daerah yg luas sekali. Tapi kebun2 kelapa tidak di miliki oleh Belanda, tapi dimiliki oleh rakyat. Kebun2 kelapa milik rakyat ini, sekarang sudah banyak bukan milik rakyat lagi, sudah dijual, sehingga berpindah tangan ke pemilik generasi kedua yg membeli kebun2 kelapa dalam luas yg sangat besar Yang memprihatinkan adalah apa yang akan terjadi dengan generasi pertama yg menjual kebun2nya. Generasi pertama ini relatif berpendidikan rendah. Hasil penjualan kebun yg dijual dengan harga yang sangat rendah hasil penjualan di bagi2kan ke anak2nya. Anak2nya juga relatif berpendidikan rendah, hidup pas2an, penghidupan di topang dari hasil penjualan kebun. Cucu dari penjual tanah, tidak punya apa2 lagi, yg saat ini masih belita, umumnya di usia sekolah. Kelihatannya mayoritas generasi cucu ini, tetap mayoritas akan berpendidikan rendah. Yang jadi persoalan, apa yg akan terjadi dengan generasi cucu ini, setelah meningkat dewasa. Dunia global modern, baik dalam pertanian, maupun industry, tidak memerlukan banyak unskilled labor, praktis dunia modern tidak membutuhkan mereka bekerja, baik di bidang pertanian, maupun di bidang industry. Estimasi kasar ada sekitar 50 juta rakyat Indonesia, dalam 10 tahun yang akan datang tenaganya tidak dibutuhkan dalam bidang pertanian, maupun industry dalam kompetisi global. Pertanyaan kepada akhli2 ekonomi, politisi, pejabat2 terkait, mau di kemanakan 50 juta penduduk yg terpinggirkan dalam dunia globalisasi? Salam BakhtiarM. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.