All. FYI. Semoga cepat tuntas. Krn akan semakin menurunkan rasa nyaman dan animo wisatawan utk datang ke Sumbar. Walau ada kenaikan jumlah terus, tp mungkin kurang besar.
Kemaren ada travel agent yg telpon, krn takut dg isu buka tutup dan macet berjam-jam ini, rombongan wisatawan dari Bukittinggi DIPAKSA berangkat jam 3 pagi agar tidak ketinggalan pesawat jam 9 pagi...! Mau lewat Solok, terlalu jauh, kasiha wisatawannya katanya. Saya bilang, kenapa gak lewat Malalak - Sicincin aja...? Takut jg, krn disana suka rawan juga dan tidak ada kejelasan Pengumuman disimpang mau masuk ke jalan Malalak itu, apakah jalan hari itu aman atau tidak utk dilewati. Gak berani ambil resiko kehilangan waktu... Sayang sekali, sampai hari ini, propinsi PARIWISATA Sumbar MASIH MENGANDALKAN jalan raya yang SATU ini terus. Masih membayangkan kemacetan hari besar atau libur Lebaran, Padang - Bukittinggi bisa 8-12 jam...! Utk jarak 91 Km...! Semoga segera ada solusi yang lebih nyaman dan tepat waktu...! Mari sama-sama berdoa sajo awak dulu. Setidaknya itu yang baru bisa kita lakukan... Salam, Nofrins Sumber: http://hariansinggalang.co.id/dua-jam-di-silaing/ Dua Jam di Silaing Tanggal 16 December 2013 BANGUN SEGERA JALAN TOL — PADANG — Ratusan kendaraan mengular di Lembah Anai karena sistem buka-tutup menyusul longsor di Singgalang Kariang. Apalagi Minggu (15/12), dari simpang Mifan ke air mancur di Lembah Anai, diperlukan waktu sekitar dua jam.BUKA-TUTUP Terganggunya arus lalu lintas di jalan negara Padang-Bukittinggi akan memicu ekonomi biaya tinggi. Saat inilah diminta keseriusan pemerintah membangun jalan tol yang sejak lama sudah diwacanakan. Jalan di lokasi jembatan Singgalang Kariang, Tanah Datar longsor, Jumat (13/12) sekitar pukul 04.00 WIB dini hari. Di sana untung ada jembatan darurat. Kini jembatan itu dikhawatirkan bisa ambruk. Para pengguna jalan sejak pagi hingga malam, harus rela berlama-lama di Lembah Anai, hanya karena longsor pada satu titik. Mereka minta agar pemerintah segera membuat jalan bebas hambatan. “Sudah ada jalan alternatif ke Malalak, tapi masih sering longsor,” kata Madi, seorang pengguna jalan, Minggu. Kapolres Padang Panjang AKPB Djoni Hendra kepada Singgalang menyatakan, polisi memberlakukan sistem buka-tutup, mengingat kondisi jembatan darurat di Singgalang Kariang. “Truk dan mobil 20 ton kita larang lewat,” kata dia. Ia minta pengguna jalan, bisa memilih jalur lain seperti Solok-Danau Singkarak. “Kami menempatkan banyak petugas di lokasi 24 jam penuh, ini semua untuk menyamankan pengguna jalan,” katanya. Pengguna jalan memang terbantu oleh petugas kepolisian. Tidak terlihat pengemudi yang sok hebat masuk ke jalur kosong, kemudian memicu kemacetan akut. Sistem buka-tutup sebelumnya pernah diberlakukan di jalur Sitinjau Lawuik karena jalan tersebut diperbaiki. Kepala Disprasjal dan Tarkim Sumbar, Suprapto menyebutkan langkah yang akan diambil Disprasjal menangani jembatan itu diperlukan pengalihan arus, sehingga perbaikan jembatan dapat dilakukan. Untuk itu bagi pengendara yang melewati ruas Lembah Anai, Singgalang Kariang dapat memilih jalur Barat, yakni Sicincin-Malalak. “Jika sudah memulai perbaikan, nanti arus lalu lintas kita harapkan dialihkan ke jalur Barat, Sicincin-Malalak,” sebutnya. Kasat Lantas Polres Padang Panjang AKP Eliswantri mengaku jembatan Singgalang Kariang rawan terban. “Jika dalam waktu dekat tidak ada tindakan, kita khawatir jembatan darurat ini justru ikut terban. Kita berharap ada langkah cepat dari Disprasjal dan Tarkim Sumbar,” sebut Erliswantri. Cepat cari solusi Dinas Prasjal dan Tarkim Sumbar harus segera mencarikan solusi yang cepat dan tepat terkait longsornya badan jalan di tanjakan Singgalang Kariang. Jika kondisinya masih seperti saat ini, perekonomian masyarakat akan terganggu. “Harus ada solusi yang cepat dan tepat. Jika dibiarkan berlama-lama, perekonomian masyarakat akan terganggu,” kata Syahril, salah seorang pemerhati masalah transportasi kepada Singgalang di Padang Panjang, Minggu (15/12). Pascalongsornya badan jalan di Singgalang Kariang itu, Satlantas Polres Padang Panjang terpaksa memberlakukan sistem buka tutup. Parahnya lagi, kendaraan harus melewati jembatan darurat, yang kondisinya pun sudah mulai mengkhawatirkan. Syahril menilai, Pemprov Sumbar belum serius menangani kawasan Lembah Anai. Solusi yang dijalankan sejauh ini hanya bersifat dadakan, bahkan ketika longsor terjadi penanganan sangat lamban. Padahal, jalan tersebut merupakan penghubung utama dari Padang ke Padang Panjang, Bukittinggi dan kota lainnya di daerah Sumbar bagian utara. “Dulu pernah ada wacana akan membangun jalan tol dan ada pula wacana membangun jalan layang di kawasan Lembah Anai. Tapi sampai saat ini masih sekedar wacana, belum ada tanda-tanda kapan akan mulai dikerjakan,” katanya lagi. KBO Lantas Polres Kota Padang Panjang, Iptu Mairijon yang dihubungi mengaku pihaknya juga mengkhawatirkan kondisi jembatan darurat itu. Meski kendaraan yang lewat dibatasi bebannya, namun banyaknya volume kendaraan yang lewat tetap mengancam kondisi jembatan itu. “Sesuai rekomendasi Dinas Prasjal Sumbar, kendaraan di atas 20 ton tidak kami izinkan lewat. Namun demikian, banyaknya volume kendaraan yang lewat, lama kelamaan jembatan itu bisa rubuh,” ucapnya. (JASRIMAN) Foto dari Komunitas KA di Facebook dg judul: "Atas Macet, Bawah Dianggurin..." -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.