Mamak Jo Sanak Palanta

Kalau tertarik jo isu UU Desa ko, Tanggal 7 Januari 2014, ambo adokan 
diskusi UU Ko di Padang, kerjasama jo Qbar dan Fak Hukum Unand. Ambo 
datangkan ka Padang urang yang terlibat dalam penyusunan UU Desa ko, bia 
ado penjelasan. Rencananyo Ketua LKAAM di undang juo jadi narasumber. Bagi 
yang tertarik silahkan kontak sanak Mora Dingin di mora_q...@yahoo.co.id, 
tampek agak terbatas. Dipertemuan iko bisa di dapek RUU nan di syahkan dek 
rapek paripurna DPR itu nan kini sadang proses mamasuakkan ka berita negara.

Salam

andiko sutan mancayo

Pada Rabu, 25 Desember 2013 8:28:35 UTC+7, Maturidi Donsan menulis:
>
>
> *karantaunet*
>
>
>
>
>
>
> *Satuju bana jo pandapek dd MM , kita bergerak damai sajolah, minta Sumbar 
> jadi Daerah Istimewa dengan damai, jaan paneh dululah, musuah nan plaiang 
> gadang bagi minagkabau kiniko adolah SILOAM-LG ko.duo duo perjuanganko 
> sakali jalan. Tapi urusan "Istimewa" jo damai, urusan Siloam ko pakailah 
> sagalo caro, bakucatak awak jo Siloam ko maupun jo pandukuangnyo, 
> pamarintah akan tagak ditangah, tapi kalau pamarintah kiniko kito ago pulo, 
> dak ado kawan awak lai. Kalu sampai awak lego pagai baliak  jo pak tara, 
> Siloam ko alah lenggang kangkuang sajo masuak Sumbar. RS Yos Sudarso Padang 
> lalunyo kan maso... Kito hadapilah dulu SLOAM ko.*
>
> *Wass,*
>
> *Maturidi (L-75)*
>
> *Asal Talang-Solok-Kutianyia*
>
> *Duri Riau*
>
>   
>
>
> Pada 25 Desember 2013 00.00, Muchwardi Muchtar 
> <much...@rantaunet.org<javascript:>
> > menulis:
>
>> Dunsanak komunitas r@ntaunet n.a.h.
>>
>> “Mudah-mudahan Allah SWT malimpahkan Hinayah dan IdayahNYO buek kito 
>> kasadonyo. Amin Ya Rabbal Alamin”.
>>
>>  
>>
>> Izinkanlah ambo mambari system poin ateh barita nan diambiak tagak-tagak 
>> dek Pak Bachtiar Muin dari media on-line, karikapatang.
>>
>>  
>>
>> *I :*
>>
>> Babarapo poin ateh UU Desa tu alah ditanggapi dan dibarikan “solusinyo” 
>> dek Inyiak Datuak di LKAAM Sumatera Barat, antarao lain sarupo ko :
>>
>>  
>>
>> 1).Pemangku adat di Minang­kabau ini sudah menolak RUU tersebut sejak 
>> dirancang 7 tahun yang lalu. LKAAM menolak karena UU Desa dinilai 
>> mele­mahkan eksistensi nagari di Sumbar sebagai satu kesatuan adat, budaya 
>> dan sosial ekonomi.
>>
>>  
>>
>> 2).LKAAM meminta Sumbar dipi­sahkan dari Negara Kesatuan Republik 
>> Indonesia (NKRI) karena merasa pemerintah pusat tidak menghargai eksistensi 
>> nagari di Sumbar.(Telah 11 tahun Sumbar kembali ke nagari, terhitung sejak 
>> tahun 2000 yang lalu. Masyarakat Sumbar menyambut baik dan senang akan hal 
>> itu. Namun sekarang kesenangan itu diusik oleh pemerintah pusat dengan 
>> memaksakan nagari di Sumatera Barat menjadi desa,” kata Sayuti 
>> mengungkapkan kekecewaannya).
>>
>>  
>>
>> 3).Konsep desa tidak cocok diaplikasikan di Sumbar. Karena sejak 
>> berabad-abad lalu Sumbar menggunakan konsep nagari, yang menghimpun 
>> masya­rakat hukum adat ber­dasar­kan filosofi Adat Basandi Syara’, Syara’ 
>> Basandi Kitabullah (ABS-SBK).
>>
>>   
>>
>> 4).Wilayah istimewa di Indonesia sejak dulu adalah Aceh, Yogyakarta, dan 
>> Sumbar. Pihaknya menuntut nagari di Minangkabau diisti­mewakan seperti Aceh 
>> dan Yogyakarta. Kalau tidak bisa, minimal diberikan pengakuan keistimewaan 
>> dan tidak diutak-atik menjalankan nagari dengan hukum adat Minangkabau.
>>
>>  
>>
>> 5).Di zaman Orde Baru, Men­teri Amir Mahmud mengakui kebera­daan nagari 
>> di Minang­kabau. Ketika itu, konsep desa dan nagari berjalan bersama. 
>> Seka­rang, pemerintah pusat menyera­gamkan semuanya. Apakah konsep nagari 
>> tidak demokratis? Minangkabau sudah demokratis sebelum Eropa demokratis. 
>> “Keputusan di Minangkabau diputuskan melalui musyawarah, bukan diputuskan 
>> oleh pemimpin. Untuk itu, kami mengharapkan hukum adat menjadi raja di 
>> negeri sendiri,” 
>>
>>  
>>
>> 6).Dengan disahkannya UU Desa, *LKAAM Sumbar meminta yudisial review ke 
>> Mahkamah Konstitusi.* LKAAM juga akan meminta suaka kepada PBB yang 
>> melindungi demokrasi, HAM dan kearifan lokal sebuah daerah.(“Kami meminta 
>> gubernur, walikota dan bupati untuk satu suara menolak UU Desa. Kalau 
>> tidak, LKAAM akan memboikot semua proyek di Sumbar yang menggunakan tanah 
>> ulayat,”).
>>
>>  
>>
>>  
>>
>> *II :*
>>
>>  
>>
>> *MENUJU DAERAH ISTIMEWA SUMATERA BARAT*
>>
>> * (Mochtar Naim, 21 Des 2013)*
>>
>>  
>>  
>>  1).PASAL 18 B ayat (2) UUD1945 memberi peluang kepada daerah2 yang 
>> memiliki kekhasan dalam hukum adat beserta hak2 tradisionalnya untuk 
>> membentuk satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau istimewa, 
>> seperti yang berlaku dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Daerah 
>> Istimewa Nanggroe Aceh Darussalam, dan Daerah Istimewa Papua.  Dengan 
>> kekhasan2 yang dimiliki oleh Sumatera Barat dengan adat dan budaya 
>> Minangkabau selama ini, makin santer suara dari tokoh2 masyarakat, di ranah 
>> dan di rantau, untuk juga memperjuangkan agar Sumatera Barat dijadikan 
>> Daerah Istimewa Sumatera Barat, atau “Daerah Istimewa Minangkabau” sesuai 
>> dengan nama jatidiri sosial-budayanya itu.
>>
>>  
>>
>> 2).Usaha ini makin terasa setelah Nagari dihapus dan diganti dengan Desa 
>> di zaman Orde Baru Suharto dulu. Alangkah bedanya antara Nagari dengan Desa 
>> itu. Di Nagari yang berkuasa itu adalah rakyat sedang Wali Nagari dan 
>> anggota Kerapatan Nagari hanyalah pelaksana yang didahulukan selangkah dan 
>> ditinggikan seranting di bidang mereka masing2. 
>>
>>  
>>
>> 3).Di Nagari, belum lagi orang di Eropah dan Amerika sana mengenal 
>> demokrasi, di Minangkabau demokrasi kerakyatan itu sudah ada. Dengan 
>> Nagari diganti dengan Desa seperti yang berlaku di Jawa, maka situasipun 
>> berubah. Rakyat yang tadinya yang punya kekuasaan, sekarang semua diberikan 
>> kepada Kepala Desa. Kepala Desa  atau Kades itulah yang 
>> menghitam-memutihkan, mengatur semua2, dengan instruksi yang datang dari 
>> atas.
>>
>>             
>>
>> 4).Ketika musim berganti, sistem berubah, regim Orde Baru berganti dengan 
>> regim Reformasi, dari Suharto selama 32 tahun dengan sedikit selingan di 
>> awal reformasi dari tiga Presiden yang masuk menyelinap – Habibie, Gus Dur, 
>> Megawati --  ke Susilo Bambang Yudoyono atau SBY yang sekarang sudah dua 
>> periode dan tidak akan berlanjut lagi. Sekilas kelihatannya seperti berbeda.
>>
>>  
>>
>> 5).Esensinya ternyata tetap sama. Ketika Desa di Sumatera Barat kembali 
>> ke Nagari, ternyata yang kembali itu hanya nama tetapi sistem dan tabiatnya 
>> tetap sama. Mungkin karena orang nomor satu di atasnya tetap orang Jawa 
>> yang terbiasa berbudaya feodal-hirarkis-vertikal; apalagi kedua-duanya juga 
>> jenderal, militer yang suka bertangan di atas.  Di Nagari di zaman 
>> Reformasi ini formalnya ada semua2; ada Wali Nagari, ada DPR Nagari yang 
>> namanya suka berubah-ubah, di samping juga ada KAN –Kerapatan Adat 
>> Nagari--, ada organisasi pemuda dan ada organisasi wanita yang suka disebut 
>> *Bundo 
>> Kanduang*; juga ada TTS – Tungku nan Tigo Sajarangan—, dsb. 
>>
>>  
>>
>> 6).Wali Nagari, lebih ada di atas kertas yang fungsinya lebih banyak 
>> seremonial dari keadaan sesungguhnya sesuai dengan nama dan mereknya itu. 
>> Nagari, karena itu, “dia ada tapi tiada” – *dek e ono, neng ora ono* -- 
>> kata orang Jawa, atau *“wujūdihi ka’adamihi”* kata orang Arab.
>>
>>             
>>
>> 7).Dengan nama kembali ke Nagari tetapi esensinya tetap Desa, maka 
>> keinginan untuk menjadikan Sumatera Barat menjadi Daerah Istimewa 
>> kelihatannya makin santer. Apa lagi yang namanya Provinsi, Kabupaten dan 
>> Kota, benar2 lebih banyak mendengarkan dan melaksanakan instruksi dari 
>> Pusat di Jakarta, daripada mendengarkan rintihan dan kehendak dari warga di 
>> Nagari di daerah masing2. 
>>
>>             
>>
>> 8).Sisi lainnya adalah bahwa adat yang dipakai di Minangkabau adalah adat 
>> yang bersendi kepada syarak, dan syarak bersendi kepada Kitabullah 
>> (ABS-SBK). Adat yang sejalan dengan syarak dipakai, yang tidak sejalan, 
>> dibuang. Sementara di sisi lain lagi, kendati adat dasarnya adalah 
>> matrilineal, tetapi bukan matriarkal, sedang syarak adalah kedua-duanya, 
>> patrilineal dan patriarkal. Jadi hanya penentuan garis keturunan di 
>> Minangkabau yang menurut garis keluarga ibu, sementara kekuasaan dalam 
>> keluarga ibu tetap ada di tangan laki2, yaitu mamak dalam kaum, penghulu 
>> dalam suku.  
>>
>>             
>>
>> 9).Tuntutan dari masyarakat sendiri sejauh ini kelihatannya masih 
>> sporadis, dan hilang2 timbul. Dengan gelagat yang sudah dimunculkan 
>> sekarang ini kelihatannya belum cukup kuat untuk mengajukan tuntutan kepada 
>> pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, untuk menuntut 
>> diberlakukannya Pasal 18 B ayat (2) dari UUD1945 itu untuk diterapkan di 
>> wilayah Sumatera Barat. Diperlukan gema yang kuat dan kemilau dari berbagai 
>> kalangan  di daerah ini, baik di tingkat provinsi, kabupaten/kota, maupun 
>> nagari2 sendiri, dan yang tak kurang pentingnya dari Ormas2 dan suara TTS 
>> dari ninik-mamak, alim ulama dan cerdik pandai, baik di ranah maupun di 
>> rantau di manapun di dunia ini. Tegasnya, ada tuntutan yang serempak dan 
>> cergas dari masyarakat sendiri seperti yang pernah diperlihatkan oleh 
>> masyarakat Aceh dan Papua sebelumnya.
>>
>>             
>>
>> 10).Media pers dan gerakan2 spontan dari para mahasiswa, pemuda dan 
>> wanita, jelas akan memainkan peranan yang akan sangat menentukan.  Mari 
>> kita tunggu! Sementara itu para pemikir dari kelompok TTS juga harus kerja 
>> keras dalam menyusun konsep yang sistemik dengan apa yang sesungguhnya yang 
>> diinginkan dengan di Sumbar atau Minangkabau itu. *** 
>>
>>  
>>
>> *III :*
>>
>> Muchwardi Muchtar (22 Des 2013) :
>>
>> Pak MN, ide nan sabana mangkuih. Kok coki awak bisa samo, yo? Baitu kan, 
>> Sutan Sinaro di M'sia?
>>
>> Tapi......, baru sajo hati ambo bakao ka gadang, takana pulo baliak 
>> katantuan dan parundang-undangan di negara Pak MN (dan barati negara ambo 
>> juo, He he...), bahaso : 
>>
>> 1).Kasado alahe musti malalui koridor demokrasi. 
>>
>> 2).Sila ka ampek dari Pancasila, samanjak orde reformasi lahia, tampaknyo 
>> alah tainjak dan diambuangkan dek Dunsanak awak nan mandewakan paham 
>> liberal.
>>
>> 3)Taruihlah Pak MN malarau salagi tanago masih ado. Mudah-mudahan 
>> "generasi mudo" nan ka mambangkikan batang tarandam kejayaaan Minangkabau 
>> di republik kumpulan kaum bedebah ko, bisa manjagoan "inyiak balang" di 
>> DPRD Minangkabau (d/h SumBar), dan di DPD-RI untuak maluluihan rencana 
>> barasiah dari 'Prof'Dr. Mochtar Naim supayo tabantuaknyo Daerah Istimewa 
>> Minangkabau di periode DPRD, DPR-RI dan DPD-RI periode 2014-2019.
>>
>> 4)Kalau NAD itu ado dek (kabanyo) spesifik, dan di DIY ado & diakui nan 
>> (katonyo) spesifik pulo, baa mangko di Minangkabau nan dari zaman Dang 
>> Tuanku dikenal kespesifikannyo, indak bisa pulo dibarikan Daerah Istimewa? 
>> ("Masih phobia dek targedi 15 Februari 1958-kah?").
>>
>>
>> 4)*'**Nothing that can not be for those who want**', (*没有什么不可能的,谁想要;  لا 
>> شيء مستحيل بالنسبة لأولئك الذين يريدون)
>>
>>  *IV :*
>>
>>  
>>
>> Kasimpulan ambo ateh barita nan dipalantakan dek Pak Bachtiar Muin, PhD; 
>> basarato Pak Mochtar Naim ,PhD pendek sajo.
>>
>>  
>>
>> 1)Pikiakan saribu kali untuak malaksanakan poin I.2, dan pasegeh sajo 
>> pado kasempatan partamo poin I.5.
>>
>>  
>>
>> 2).Nan dikanduang dek poin II.3 dan II.7 alah sangaik jaleh. Tingga lai 
>> dek unsur nan takaik (DPRD Sumbar, LKAAM Sumbar, LSM Minangkabau, DPD RI) 
>> untuak manyatujuinyo kutiko duduak di bangku “musyawarah manuju mupakaik di 
>> periode 2014-2019 bisuak ko.
>>
>>  
>>
>> 3).Ambo raso, untuak mangabuakan niaik baiak sukubangso Minangkabau 
>> untuak mampatagak bendera kebanggan manusiawi untuak mambuek nagarinyo 
>> duduak samo randah dan tagak samo tinggi jo Dusanaknyo nan lain (NAD, DIY, 
>> Papua) dalam NKRI, indak paralu musti badarah-darah dulu kan Pak 
>> Menkohukpolkam?
>>
>> He he he…..
>>
>> Insha Allah.
>>
>> Salam & doa.....................,
>>
>> *mm****
>>  
>> -- 
>> .
>> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat 
>> lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
>> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>> ===========================================================
>> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>> * DILARANG:
>> 1. Email besar dari 200KB;
>> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
>> 3. Email One Liner.
>> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
>> mengirimkan biodata!
>> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & 
>> mengganti subjeknya.
>> ===========================================================
>> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>> http://groups.google.com/group/RantauNet/
>> --- 
>> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari 
>> Grup Google.
>> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, 
>> kirim email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com<javascript:>.
>> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke