Pendapat yang menarik tentang makna "penggembala", lae Jaha.

Tentang frasa itu, ada yang menerjemahkan sebagai "penggembala kambing",
"penggembala domba", "penggembala unta", atau bahkan "penggembala unta
hitam".

Kalau kita melihat matan haditsnya:

·         Tathawala ru’atul ibili al buhmu fil-bunyani

Kata "ibili" di sana mengacu pada unta, sebagaimana digunakan juga dalam
QS: 88: 17:

      Apakah mereka tidak memperhatikan bagaimana unta diciptakan
      (afala yandzuruuna ibili kayfa khuliqot)

Kembali pada kalimat "para penggembala unta berlomba-lomba membangun gedung
bertingkat", ada muhadditsin yang berpendapat bahwa penyebutan "penggembala
unta" menunjukkan bahwa deskripsi Nabi itu mengacu pada masyarakat miskin,
bukan "pemilik unta" yang kaya.

Ibnu Hamzah Al Husaini Al Hanafi Ad Damsyiqi dalam kitab "Asbabul Wurud"
yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi "Latar Belakang
Historis Timbulnya Hadis-Hadis Rasul" menjelaskan bahwa hadis ini termasuk
yang memiliki asbabul wurud sangat jelas dalam matannya sendiri (kedatangan
seorang lelaki/Jibril yang bertanya tentang Iman, Islam, Ihsan, dan
tanda-tanda kiamat), karena tidak semua hadis memiliki asbabul wurud yang
jelas dalam matannya sendiri, umpamanya hadits yang menerangkan bahwa
shalat yang lebih utama bagi wanita dilakukan di rumah kecuali shalat
fardhu.

Jadi dengan memperhatikan arti kata bahasa Arabnya, dan penjelasan lebih
khusus seperti dari Ibnu Hamzah Ad Damsyiqi di atas, ambo lebih cenderung
mempercayai bahwa "para penggembala unta" itu adalah sebuah case sensitive,
spesifik, dan memang mengacu pada (anak cucu keturunan) para penggembala
unta sebenarnya, yakni mereka yang kini menjadi para penguasa di Timur
Tengah.

Wallahua'lam.

Wass,

ANB




Pada Jumat, 03 Januari 2014, Jaha Nababan menulis:

> Uda Akmal dan Sanak sapalanta n.a.h,
> Ambo labiah tertarik membahas "para pengembala berlomba-lomba membangun
> gedung bertingkat".
> Menurut ambo, pembangunan gedung bertingkat-tingkat di sekeliling adalah
> utk memenuhi kebutuhan berhaji. Memang catatannya adalah apa perlu semewah
> itu. Dan juga pusat perbelanjaannya, bukannya umat muslim ke sana utk
> beribadah bukan belanja. Serta penghancuran situs2 sejarah Islam yg memang
> mengkhawatirkan, apalagi buat sy yg masih bercita-cita berhaji. Takut ga
> sempat melihatnya :)
> Ah juga ada rasa sedih tidak dapat melihat langit di kejauhan dari dalam
> Masjid pada salah satu foto.
>
> Kembali pada para pengembala tersebut. Rasanya maksud Rasulullah adalah
> Mutasyabihat. Setahu saya pengembala kambing, seperti Rasulullah sewaktu
> kecil bukanlah org berpunya. Saya melihat pengembala ini fenomena para
> ulama yg menjadi semakin kaya seiring dengan semakin popular mereka. Ada
> ust. miskin dari sulawesi yg menjadi popular ketika masuk tv dan kini
> tinggal di apt di Jakarta. Ada ust. punya Harley Davidson hilang dicuri
> beserta seisi rumahnya dan dengan mudah ia menggantinya apalagi motornya
> itu. Akhirnya ia pun meninggal diatas motor besar. Ada ust. punya rumah
> mewah di atas bukit, dst.
>
> Ada teman yang senang mencari guru mursyid dan tidak2 kapok2 atas apa yg
> ia alami. Ia selalu bercerita saat pertama ia bertemu guru2nya, mereka
> sangat bersahaja tetapi setelah semakin banyak muridnya mereka semakin
> glamour padahal mereka adalah guru2 ketauhidan. Biasanya teman itu langsung
> meninggalkan guru tersebut.
>
> Fenomena itu rupanya sudah terukir sepanjang sejarah dalam buku yg kakak
> ipar sy temukan berjudul "Perampok di jalan اَللّهُ". Sayang sy hanya
> sempat diceritakan isinya oleh beliau yg menemukannya di Gramedia. Isinya
> banyak tercatat dalam sejarah, mursyid2 yg tadinya bersahaja menjadi kaya
> yg konon kabarnya karena 'memeras' muridnya. Naudzubillah min dzalik.
>
> Saya lebih miris mendengar fenomena itu. Sulit sekali rasanya mendapatkan
> guru yg mampu mengenalkan kita kepada kebenaran yang hakiki. Inilah
> sesungguhnya yg Rasulullah SAW maksudkan.
>
> Rgds.
> Jaha Nababan, Jatiluhur, L40, Jambak.
> Sent from not so-smart-phone
> ------------------------------
> *From: * Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org <javascript:_e({},
> 'cvml', 'ak...@rantaunet.org');>>
> *Sender: * rantaunet@googlegroups.com <javascript:_e({}, 'cvml',
> 'rantaunet@googlegroups.com');>
> *Date: *Thu, 2 Jan 2014 21:00:46 +0700
> *To: *rantaunet@googlegroups.com <javascript:_e({}, 'cvml',
> 'rantaunet@googlegroups.com');><rantaunet@googlegroups.com<javascript:_e({}, 
> 'cvml', 'rantaunet@googlegroups.com');>
> >
> *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com <javascript:_e({}, 'cvml',
> 'rantaunet@googlegroups.com');>
> *Subject: *Re: [R@ntau-Net] (OOT) Tanda-tanda Kiamat di Al Haram
>
> Pak Saaf n.a.h,
> karena itulah di pengantar artikel, ambo tulih: "Sambil menunggu
> "reportase" terbaru dari Buya JB yang baru pulang umrah di hari terakhir
> tahun 2013 lalu" dek karano beliau yang paling update (menyaksikan dengan
> mata kepala sendiri) suasana termutakhir. Semoga dalam 1-2 hari ko Buya JB
> lai dilapangkan waktu dan kesehatan untuk menuliskan pengalaman umroh tu.
>
> Wass,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> Pada 2 Januari 2014 19.36, Dr. Saafroedin Bahar <
> saafroedin.ba...@rantaunet.org> menulis:
>
> Bung Akmal, membaca naskah yang ditulis th 2011 ini saya teringat
> pengalaman saya berhaji th 1994 dan tentang sebuah tulisan ttg Mekkah tahun
> lalu. Saya tidak begitu tertarik dengan membahas pembangunan gedung-gedung
> super tinggi baru. Saya lebih tertarik memperhatikan dihancurkannya
> demikian banyak situs sejarah Islam di Mekkah.
>  Tahun 1994 rasanya belum demikian banyak gedung tinggi di Mekkah. Suasana
> berhaji masih syahdu. Dalam tulisan ini diterangkan tentang pembangunan
> gila-gilaan, dengan mengorbankan jejak sejarah Islam.
> Saya tidak mengerti jalan fikiran penguasa Saudi melakukan semuanya itu.
> Saya pernah membaca sebuah naskah yg menerangkan bahwa semuanya itu berakar
> pada faham Wahabi yang sangat puritan. Akan tetapi seorang rekan fesbuker
> membantah berita itu dengan mengatakan berita itu tidak benar dan bahwa
> berita itu dikarang- karang oleh kantor berita Iran yang bermusuhan dengan
> Saudi.
> Saya percaya bahwa naskah yg bung Akmal upload ini benar, yaitu situs
> sejarah Islam di Mekkah telah dihancurkan, apapun alasannya. Saya jadi
> teringat lagi pada pendapat seorang Jenderal Israel ttg sifat orang Arab,
> yang antara lain memang tidak mau mempelajari sejarah, apalagi memelihara
> situs sejarah.
> Belum perlukah ada reaksi dari umat Islam Indonesia , untuk menghambat
> destruksi warisan sejarah yang demikian berharga?
> Wassalam,
> SB, 77, Sby.
>
> Sent from my iPad
>
> On 2 Jan 2014, at 06.53, Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> wrote:
>
> Assalamu'alaikum Wr. Wb,
>
> Sambil menunggu "reportase" terbaru dari Buya JB yang baru pulang umrah di
> hari terakhir tahun 2013 lalu (dan semoga juga rencana perjalanan umrah Uni
> Evy pada 5 Januari ini berlangsung lancar, juga dengan oleh-oleh tulisan
> yang bisa mencerahkan palanta), ambo kirimkan dulu tulisan seorang jamaah
> haji Indonesia (Nuruddin Al Indunissy) yang ditulisnya 2 tahun silam
> sebagai salah satu asupan literal awal tahun.
>
>
> https://www.facebook.com/notes/marhaban-ya-ramadhan/tanda-tanda-kiamat-di-al-haram/260502570633856
>
> Wassalam,
>
> ANB
> 45, Cibubur
>
>
> TANDA TANDA KIAMAT DI AL HARAM!
> July 28, 2011 at 
> 7:32pm<https://www.facebook.com/notes/marhaban-ya-ramadhan/tanda-tanda-kiamat-di-al-haram/260502570633856#>
>
>  --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti 
> berlangga...@googlegroups.com<javascript:_e({}, 'cvml', 
> 'berlangga...@googlegroups.com');>.
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to