السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Sanak2 sa palanta n.a.h
Musibah banjir tajadi tiok puncak musim hujan bulan Januari&Februari di 
Jakarta. Kiniko tiok ari berita banjir ko kito liek di tv. Banyak nan 
bakomentar, ado nan salah-manyalahkan, ma-nunjuak2 iduang.

Sanak Yanto Jambak alah memposting 2 puisi ttg bencana banjir di Jakarta. 
Rancak bana.

Tanyato salah ciek penyebab banjir itu adalah kalakuan warga nan sakandak ati 
se mancampakkan sarok/sampah ka banda/selokan jo batang aia/sungai/kali. 

Ado eloknya sanak Yanto Jambak mambuek syair agar warga baranti membuang sampah 
sembarangan untuk mencegah banjir dalam bahasa Indonesia dan Minang, dan 
dikirim ka koran nasional spt Kompas, Tempo, Republika, Media Indonesia. Labiah 
elok disaratoi terjemahan dalam bahasa Jawa, Sunda, Betawi, Aceh, Batak, Bugis, 
Minahasa, Bali, Ambon, Papua, Inggeris dll karano sagala suku tingga di 
Jakarta. Dengan demikian tantu pesan itu akan labiah efektif supayo tahun 
datang bencana banjir itu bisa dicegah atau bakurang.

Salam
Fashridjal M. Noor Sidin/l/65/bdg

Banjir Jakarta, Terbukti gara-gara Sampah!

Senin, 20 Januari 2014 | 07:59 WIB

KOMPAS.com — Selama ini sampah menumpuk di sungai-sungai di Jakarta dan 
diyakini menjadi salah satu penyebab banjir. Sebuah studi kini membuktikan 
bahwa sampah memang berkontribusi memperparah banjir.

Abdul Muhari, peneliti Indonesia pada Hazard and Risk Evaluation di 
International Research Institute of Disaster Science (IRIDeS), Tohoku 
University, mengobservasi dan melakukan simulasi untuk mengetahui penyebab 
banjir yang terjadi di Jakarta, 17 Januari 2013 lalu.

Pada tahun 2013, debit air di Kanal Banjir Barat, khususnya Manggarai dan 
Karet, sangat tinggi dibanding hujan pada tahun-tahun sebelumnya.

Abdul mengatakan, hal tersebut perlu dipertanyakan. Sebabnya, curah hujan di 
Katulampa pada hari sebelum banjir Januari 2013 hanya 107 mm, jauh lebih rendah 
dibanding curah hujan saat banjir 2007 yang mencapai 409 mm.

Hasil simulasi Abdul dan timnya mengungkap bahwa tingginya debit air yang 
mencapai 180 meter kubik per detik dan ketinggian air di Manggarai dan Karet 
disebabkan oleh sampah. Sampah menutup tiga dari empat pintu air di Karet.

"Efek terhalangnya tiga dari empat pintu air di Karet berpotensi menyebabkan 
peningkatan tinggi muka air di segmen Manggarai-Karet sampai 10 meter dari 
ketinggian yang seharusnya hanya enam meter jika empat pintu air tersebut 
bekerja sempurna," jelas Muhari.

Debit air yang tinggi itu memicu luapan air yang akhirnya bermuara pada 
penggerusan serta jebolnya tanggul Latuharhary.

Ketinggian tanggul Latuharhary termasuk lapisan tanah hanya delapan meter. 
Lapisan beton pada tanggul itu hanya sampai ketinggian tujuh meter dari dasar 
kanal. Kenaikan ketinggian air yang tak wajar memicu luapan pada titik-titik 
dengan ketinggian tanggul lebih rendah dibanding segmen lain.

Analisis Muhari menyebutkan bahwa muka tanggul mengalami penurunan beberapa 
sentimeter hingga segmen tersebut lebih rendah hampir satu meter dibandingkan 
dengan elevasi muka di depan Pintu Air Karet yang terletak jauh lebih ke hilir.

"Luapan air sangat mungkin bermula dari bagian ini dan menggelontorkan air 
dengan debit setidaknya 40 meter kubik per detik," ungkap Muhari.

"Debit air sebanyak ini hanya butuh waktu kurang dari 12 jam untuk menggerus 
bagian atas tanggul yang berupa gundukan tanah sampai akhirnya menjebol tanggul 
secara keseluruhan," imbuhnya lewat tulisan di Kompas.com, Jumat (17/1/2014).

Analisis Muhari menyebutkan bahwa bila saja sampah tak menutup tiga dari empat 
pintu air di Karet, ketinggian air takkan lebih dari enam meter.

"Berarti, meskipun tanggul Latuharhary mengalami local subsidence sampai satu 
meter, banjir besar di kawasan Sudirman-Thamrin Bulan Januari 2013 tidak akan 
pernah terjadi!" tegasnya menyimpulkan. 

Muhari mengapresiasi langkah seperti normalisasi sungai dan waduk dan relokasi 
permukiman yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Namun, hal itu juga 
harus didukung upaya dari pihak lain.

"Upaya normalisasi sungai dan waduk hanya akan memberi hasil maksimal dan 
berkelanjutan jika ditunjang oleh perbaikan kondisi sosial dan ekonomi 
masyarakat yang berujung pada perubahan perilaku," katanya.

Muhari juga menambahkan perlunya pemeliharaan tanggul secara berkala, termasuk 
tanggul-tanggul kecil.

"Amblesnya tanggul secara tiba-tiba seperti di depan Pintu Air Karet merupakan 
indikasi bahwa mungkin ada yang tidak beres dengan konstruksi tanggul secara 
keseluruhan," jelasnya.

"Segmen lain di tanggul Kanal Banjir Barat masih banyak yang rentan digunakan 
untuk beragam kepentingan sehingga dapat mengurangi fungsinya dalam jangka 
panjang," tambahnya.

Penulis: Yunanto Wiji Utomo
Editor: Yunanto Wiji Utomo
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

<<attachment: 1727285p.jpg>>

Kirim email ke