Alhamdulillah Buya Zulharbi Salim, tarimo kasih ateh informasi ko. Wass,
ANB 45, Cibubur Pada 25 Januari 2014 08.12, Zulharbi Salim <zulsa...@gmail.com> menulis: > SHEIKH JANAN MUHAMMAD TAYEB (1882-1945) > > Pendiri Madrasah Indonesia pertama di Makkah > Mahasiswa Indonesia pertama memperoleh Ijazah dari Universitas Al Azhar > Mesir > > Banyak dari kalangan ulama yang melaksanakan tugasnya untuk kepentingan > dan kemajuan ummat Islam. Mereka bekerja dan bergerak terus secara > diam-diam tanpa gembar-gembor. > > Berikut ini sebuah tinjauan singkat mengungkapkan salah seorang diantara > sekian banyak pejuang Islam yang telah mencanangkan batu pertama dari > sebuah sejarah di negara Islam. > Wawancara dengan H. Anwar Janan Muhammad Tayeb, pembicaraan berkisar > tentang almarhum ayahnya salah seorang ulama Makkah, Sheikh Janan Muhammad > Tayeb. > > Sheikh Janan Tayeb dilahirkan di Sarik, Banuhampu/Sungai Puar, > Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia pada tahun 1882 M/1300 H. Pendidikan > pertama diperolehnya dari Perguruan Islam di Sarik. Janan Tayeb seorang > murid yang cerdas. Karena kecerdasannya itu dia dikirim oleh saudaranya > bernama Yahya untuk meneruskan pelajarannya ke Universitas Al Azhar di > Cairo, Mesir. Dia dapat menyelesaikan pelajarannya di universitas Islam > tertua itu dengan nilai “pujian”. Tentang hasil ujiannya dengan nilai > pujian dimuat sebagai berita resmi dalam surat kabar Mesir di masa Raja > Fuad berkuasa dengan kepala berita “Mahasiswa Indonesia pertama yang > memperoleh Ijazah Universitas Al Azhar”. > > Universitas Al Azhar waktu itu di bawah pimpinan Sheikh Mustafa Al Maraghy. > Seruan Al Azhar > > Menurut keterangan yang dikumpulkan dari puteranya mengatakan, bahwa > sewaktu ayahnya menjadi pelajar di Cairo telah menerbitkan sebuah majallah > dalam bahasa Indonesia "SERUAN AL AZHAR". Sheikh Janan Tayeb bentindak > sebagai Pimpinan Redaksi. Setelah menamatkan pelajarannya di Al Azhar dia > berangkat ke Negeri Belanda untuk tujuan bertemu dan berkonsultasi dengan > para mahasiswa lndonesia di sana, di samping melakukan gerakan melawan > penjajahan. Janan Tayeb bergabung dengan Muhammad Hatta dan kawan-kawan > membentuk persatuan pelajar di Negeri Belanda dengan tujuan utama berjuang > mencapai kemerdekaan Republik Indonesia dari jajahan Belanda yang telah > bercokol selama tiga setengah abad. (Lihat buku Diplomasi Revolusi > Indonesia di luar negeri, oleh M. Zein Hassan, Bulan Bintang l980). > Dalam pertemuannya dengan Muhammad Hatta, Janan Tayeb disarankan untuk > segera kembali ke tanah air, tetapi dia menolak dengan alasan perjuangan > kemerdekaan Republik Indonesia memerlukan pula tenaga di luar negeri. Dia > menetapkan basis perjuangannya di kota suci Makkah Al Mukarramah, karena > Makkah dipandangnya sebagai kota ummat Islam dan dapat dijadikan pusat > perjuangan melawan Belanda waktu itu. Makkah adalah sebagai kiblat ummat > Islam, setiap tahun banyak dikunjungi jamaah haji. > Dalam memulai karirnya Janan Tayeb memilih gerakan pendidikan disamping > melancarkan politik secara tidak langsung. Prof. Dr. HAMKA menyebut Sheikh > Janan Tayeb sebagai salah seorang tokoh politik Islam di luar negeri yang > telah berjasa memegang andil dalam perjuangan kemerdekaan Republik > Indonesia. > Janan Tayeb pada tahun 1346 M/1928 M mendirikan sekolah atau madrasah > Indonesia Makkiyah. Sekolah ini hingga saat ini masih tetap berjalan > dibawah Depertemen Pendidikan Arab Saudi. Sekolah Indonesia ini sudah > berusia 60 tahun dan sudah dinasionalisasi sebagai salah satu perguruan > tertua di Makkah. > Menurut Anwar (54 tahun) satu-satunya putra diantara 5 orang anak Sheikh > Janan Tayeb menjelaskan bahwa Sekolah Indonesia Makkiyah didirikan pertama > kali di rumah Sheikh Nur Salim Khalidi Minangkabau di Gararah dekat Masjid > Al Haram. (Gedung ini sekarang sudah terkena jalur merah untuk digusur, > karena sudah terlalu tua, berusia sekitar 95 tahun, pen.) Tempat ini > terkenal dengan Barhah (Kampung) Minangkabau. > Selain memimpin madrasah tersebut Sheikh Janan Tayeb memelopori bedirinya > Persatuan Keluarga Indonesia Melayu di Makkah. Anggotanya terdiri dari > kalangan keluarga Indonesia, Melayu (Malaysia) dan Thailand (Siam), yang > waktu itu disebut dengan keluarga “Jawiyah”. Organisasi ini bernama Jamiah > Al-Jawiyah (Persatuan Keluarga yang berasal dari Jawa. Orang Arab menyebut > serumpun Melayu dengan Jawiyah,pen.) > Tujuan organisasi ini adalah kekeluargaan, saling membantu sesama anggota > dan meningkatkan usaha-usaha sosial serta tidak melupakan perjuangan bangsa > Indonesia di tanah air. > Diangkat menjadi Qadhi > Madrasah Indonesia Makkiyah terus bergerak di bidang pendidikan Islam dan > dakwah Islamiyah khusus untuk anak-anak Indonesia yang berada di Makkah. > Madrasah ini mendapatkan pengakuan persamaan ijazah dengan madrasah > Tsanawiyah Al Azhar Mesir. Lulusan Madrasah Makkiyah dapat melanjutkan > pelajarannya ke Universitas Al Azhar. > Disamping memimpin Madrasah Indonesia Makkiyah, Sheikh Janan Tayeb juga > menjadi Qadhi (Hakim Pengadilan) di Makkah. Dia diangkat oleh Ketua > Mahkamah (Pengadilan) Syari’ah Makkah Sheikh Abdullah bin Hassan al Shaikh > (ayah dari Menteri Pendidikan Arab Saudi sekarang, pen.) > Jabatan lainnya adalah sebagai Guru di Masjid al Haram dalam bahasa > Indonesia, penerjemah resmi, kemudian ditetapkan sebagai salah seorang > pentashih (semacam sensor) terhadap buku-buku berbahasa Indonesia yang > sampai ke Arab Saudi yang tidak sesuai dengan akidah Islamiyah. > Peranan Sheikh Janan Tayeb sangat besar di kalangan keluarga Al-Jawiyah > dan merupakan pelopor dalam bidang pendidikan, dakwah dan politik. > Sheikh Janan Tayeb memuji kebijaksanaan Raja Abdul Aziz yang memberikan > fasilitas dan bantuan kepada masyarakat Indonesia dalam menunaikan ibadah > haji bahkan dalam memberikan kesempatan untuk bersama-sama warga Arab Saudi > dalam membangun kerajaan yang dipimpinnya. > Karya tulisnya juga banyak. Di antaranya yang masih disimpan oleh > putranya, Anwar adalah buku “Risalah” yang ditulisnya di Cairo. Buku > tersebut dicetak di Mesir dalam bahasa Melayu tulisan Arab. Judul Risalah > yang ditulis dalam menghadapi tantangan terhadap paham-paham yang keliru > berjudul “Tangkisan terhadap siapa yang menentang Ilmu Kalam” diterbitkan > tahun 1341 H/1921 M. > Buku tersebut berisi tangkisan tahadap karangan Muhammad bin Karim yang > diterbitkan di Indonesia mengenai Tauhid dan Keesaan Tuhan yang salah > bahkan menyimpang dari ajaran Islam, serta bisa menyesatkan ummat Islam > yang membacanya. > Setelah Risalah itu diterbitkan menajdi buku, salah seorang ulama Makkah > yang terkenal Sheikh Muhammad Mukhtar Attarad memberi komentar bahwa buku > yang ditulis oleh Sheikh Janan Tayeb merupakan jawaban yang tegas dan > membetulkan faham yang salah dan sesat mengenai aqidah Islamiyah. > Sahabat-sahabat Sheikh Janan Tayeb antara lain adalah Sheikh Alawi Maliki, > Sheikh Sayed Kutuby, Sheikh Abdul Hamid Khatib Minangkabau (putra Sheikh > Ahmad Khatib Al Minangkabau, Imam dan Khatib Masjidil Haram,pen.), Sheikh > Abu Samah Imam dan Khatib Masjid Al Haram, Sayed Umar Assegaf, termasuk > ulama-ulama di Madinah. > Sheikh Janan Tayeb meninggal dunia di Makkah pada 10 Rabi’ul Awal 1365 > H/1945 M dengan meninggalkan 5 orang anak. > Sheikh Janan Tayeb sampai akhir hayatnya selalu memberikan pengajian di > Masjid Al Haram dengan mendapat sambutan dari pada murid-muridnya, > khususnya pada musim Haji. (Tulisan ini diterjemahkan dari harian Al Bilad > No. 7410 tgl. 29 Syawal 1403 H/6 Agustus 1983. Wawancara dilakukan oleh > Syakir Abdul Aziz, wartawan Al Bilad, alih bahasa Zulharbi Salim) > > Panji Masyarakat No. 422, Tanggal 11 Februari 1984/9 Jumadil Akhir 1404 H > > > > Powered by Telkomsel BlackBerry® > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.