Mak Maturidi n.a.h! Ado nan kurang ciek lai Mamanda, baa caro mamakok siaran televisi dan jaringan internet. Bagi rang kampuang ndak paralu tu doh. Cukuik mandanga radio siaran subuah sajo. Larang perdagangan televisi dan hp ke Ranah Minang, untuak apo rang kampuang pakai TV dan HP bagai, karajo wee cuma ka sawah jo ka ladanga.
Kapan paralu, sikola ko ndak paralu gai doh. Toh, ka pai kasawah juo akhirnyo. Dulu, induak2 di Miang dilarang sikola, toh akhirnyo ka balaki juo. Nan rancak pabanyak surau dan mushala. Langang ndak ba jamaah gai ndak baa doh, nan penting fisik nyo nampak. Nan penting rancak di labuah, walau di dalammnyo ramuak. Manuruik senior ambo nan acok pulang kampuang ka kampuang dalam, Prof. Musril Zahari, satiok pulang kampuang, lai inyo sorang nan jadi jamaah sholar subuah, zuhur, ashar dan magrib dengan imam dan muazim urang nan samo. Padohal musajik tu di tangah balai....he...he.... Yang perlu dipikirkan perantau bersama Pemda adalah bagaimana Sumbar tidak disentuh dunia luar. Kebijakan Pasar Asean 2015 tu tulak habih. Kapan paralu kalua awak dari NKRI ko sesuai anjukan Ketua LKAAM Sumbar. Negara apo ko, dunia apoko. Manga dipaturuikan bana. Mari rang kampuang bazikia-zikia se lah di musajik lai. Pelek I baliak baju nak gadih nan di ateh pusek tu. Manga urang lua tu buek hotel gai di Minang kalau cuma untuak urang lua sumbar. Cubolah buek hotel untuak rang kampuang....ha..ha.... Nah, untuk bisa melakukan semua itu, menghambat perubahan yang bakal terjadi, mari kita rebut kursi gubernur tu. Kapatang Pak Gubernur dikaja dek mahasiswa S-2 salah satu PTN di Padang jo ladiang. Dia kecewa, pajak ditarik juo, zakat pegawai dipotong tapi, tapi peminta-minta di ranah makin banyak. Maaf Mamak, manjelo lo tambahan dari ambo. Banyak maaf. Wassalam Syaf AL/,50, Bogor Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -----Original Message----- From: Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Wed, 29 Jan 2014 14:41:01 To: <rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Subject: Re: [R@ntau-Net] Black Swan Theory & Noah's ark Nakan Hendra dan bu Evy dan sanak di palanta n.a.h Black Swan Theory Untuk Sumbar, cocok kiro-kiro. Kalau nabi Nuh membikin perahu diatas bukit adalah untuk mengantisipasi malapetaka akibat banjir bandang dizamannya. Bagi kita orang Sumbar kalau mau selamat, harus naik bukit, menyendiri sementara dari hiruk pikuk SUNAMI pembangunan ala Jakarta dan kota-kota besar lainnya. Pembangunan Jakarta dan lainnya, menggunakan investor dalam dan luar negeri, berorientasi business, menyengsarakan penduduk tempatan. Dengan sunami pembangunan penduduk tempatan secara halus diusir paksa menyerahkan lahan asuransi kehidupannnya. Dengan dalih percepatan pembangunan, menaikan income percapita dsb, yang naik itu income nya investor dan segelintir oknum yang dapat recehan dari investor, bukan rakyat. Sumbar tidak perlu meniru pembangunan demikian. Banyak yang berpikir mengharapkan investor memajukan Sumbar, lebih baik Sumbar berpikir ulang, investor yang mungkin untuk Sumbar, tidak sembarang Investor. Kalau investor sekedar jual jasa seperti Hotel, Mall, Ruko dan sejenisnya, yang memanfaatkan bukan pribumi karena tak terjangkau, tapi orang luar Sumbar malah mungkin Singapur, Hongkong dll apalagi kalau pintu dibukakan untu Asean leluasa ke Sumbar tahun 2015. Kalau pembangunan ala Jakarta diterapkan di Sumbar, pribumi Sumbar hanya akan termangu-mangu memperhatikan bahwa mereka sudah tertipu. Orang luar diperkaya di Sumbar, rakyat tergusur akibat kesalahan kebijakan investasi, kalau di Padang , siap-siaplah tergeser ke Kuranji, Limau Manih dan Nanggalo atau lebih keatas lagi naik bukit barisan itu. Juga kalau investor untuk menggaruik Sumber Daya Alam, bahan mentahnya dibawa keluar negeri, tidak diolah disini dan diperjual belikan disini tak usahlah dulu. Masyarakat Sumbar yang bagian terbesar adalah petani, sebenarnya, mereka sudah nyaman hidup dengan hasil pertaniannya. Yang mereka perlukan ialah penyuluhan untuk mendorong peningkatan hasil pertaniannya. Dengan cukupnya beras, sayuran ikan asin maupun laut /kolam dan garam sebagai bahan makanan pokok orang Sumbar, mereka sudah hidup dengan nyaman, peliharalah ini. Kedepan kemudahan lain yang harus diusahakan oleh pemerintah dengan usaha bersama melibatkan masyarkat ialah: 1. Membantu perumahan bagi yang sangat memerlukan 2. Mendapatkan sandang dengan mudah 3. Mendapatkan pendidikan yang merata 4. Mendapatkan layanan kesehatan dengan mudah. Dari yang ke 4 item ini, untuk Sumbar mungkin item no3 dan 4 yaitu pendidikan dan kesehatan yang dirasa agak berat, tapi bisa diatasi: 1. PENDIDIKAN Untuk bisa penduduk mendapatkan pendidikan yang merata artinya semua penduduk di jorong/nagari bisa sampai ke PT/UN minimal strata 1 maka, pemerintah dan masyarakat harus jeput bola yaitu dengan menghadirkan ruang belajar SLTP, SLTA, PT/UN di desa dengan memanfaatkan area surau dan mesjid untuk ruang belajar. Kalau ini tercapai nilai lebih / efek dominonya yang positif sangat banyak, mungkin dapat menghilangkan semua hambatan seperti biaya kos-kosan, transportasi, dan biaya pembangunan gedung dan yang lebih berefek negative lagi bagi orang minang ialah terjauhnya anak-anak Sumbar dari ABS SBK sebagai pegangan hidup orang minang dalam pergaulan kehidupan sehari-hari. 2. KESEHATAN Untuk mengatasi masalah kesehatan, meskipun sudah ada JAMKESMAS, JAMKESDA tarakhir BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial), namun kalau masih tergantung kepada import obat dari luar negeri, akan tetap kesulitan. Kedepan, pemerintah dan ini harus didorong terus oleh masyarakat agar pemerintah membangun PT/UN kusus untuk: 1. Menyelidiki semua tumbuhan yang ada di Nusantara ini mulai dari akar, batang kulit, daun dan buah, kemingkinan untuk dijadikan obat. 2. Penyakit apa yang bisa diobati dengan tumbuhan tersebut. 3. Merumuskan dosis dalam keadan mentah (akar, batang, kulit, daun dan buah dalam keadaan mentah) untuk setiap penyakit dan pemerintah menyebarluaskan sehingga masyarakat bisa langsung memanfaatkan tanaman tersebut untuk pengobatan. Kita berharap IPB Bogor kerja sama dengan Fakultas dan juga bisa Fakultas Pertanian Sumbar bisa memberikan dosis mentah siap pakai seperti resep dokter untuk macaam -macam tanaman obat sehingga masyarakat untuk pengobatan diri dan keluarganya cukup dengan menanam tanaman-2 obat tersebut dilahan sekeliling rumahnya atau dikebunkan betul bagi yang mau menyumbang untuk kemanusiaan untuk kebutuhan masrakat sekitar. Kecuali untuk operasi. Bagi kawan-kawan di RN mari kita berbagi, kalau ada yang punya info, sampai dimana IPB mengeluarkan informasi untuk tanaman obat ini. yang saya tahu baru info tanaman obatnya saja, belum ada dosis mentahnya. Kecuali ada beberapa dari pak Hembing tapi masih terbatas dan harus diolah dulu. Kedepan ini jaul lebih baik dari pada kita mencari investor menambah pabrik obat / farmasi yang sebagian besar bahan bakunya masih diimport dari luar negeri. Setelah pendidikan rakyat Sumbar merata minimal perguruan tingi starata , setelah itu tanpa investorpun bisa diharapkan pribumi bisa membangun perekonomiannya sendiri. Kalau untuk SDA bisa dipaksakan ke BUMN oleh pemeruntah, tak usah mengundang orang luar. Untuk wacana, Wass, Maturidi (L/75) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau. Pada 27 Januari 2014 23.21, <hyvn...@yahoo.com> menulis: > Waah bagus artikenya. Tentang Manajemen dan spiritual. > > Ini adalah wujud keseimbangan otak kiri dan kanan pada bung Hendra. (y) > > Merenung tidak sama dengan melamun. Melamun adalah pikiran hampa. > Sebuah renungan berbuah inspirasi dan berakhir jadi hikmah. > > Mungkin begitu ya > > > Salam > > Bu Evy > > Powered by Telkomsel BlackBerry(R) > ------------------------------ > *From: * Hendra Messa <hdme...@yahoo.com> > *Sender: * rantaunet@googlegroups.com > *Date: *Mon, 27 Jan 2014 22:14:27 +0800 (SGT) > *To: *milis ia itb<senyum-...@yahoogroups.com> > *ReplyTo: * rantaunet@googlegroups.com > *Cc: *milis indo<indo-emira...@yahoogroups.com>; kalam milis< > kalam_sal...@yahoogroups.com>; rantaunet<rantaunet@googlegroups.com> > *Subject: *[R@ntau-Net] Black Swan Theory & Noah's ark > > Rekan2 sekalian, > > Dalam kehidupan ini banyak hal yg tak terduga terjadi tiba2 dan > menimbulkan dampak yg sangat besar, semisal bencana alam atau krisis > kehidupan lain nya. Fenomena tersebut dijelaskan dalam Black Swan Theory yg > dikembangkan oleh Nassim Taleb seorang ahli keuangan. Realita kehidupan > sehari2 di gemah ripah loh jinawi yg tiba2 gonjang ganjing tak menentu, > mungkin bisa sedikit menggambarkan realita black swan theory tsb. > Mengapa disebut teori angsa hitam, karena selama ini orang berpendapat > bahwa semua angsa berwarna putih dan baru kemudian ditemukan ternyata ada > juga angsa yg berwarna hitam, sebuah kemusykilan yg jadi kenyataan. > > Teori Angsa Hitam ini jadi salah satu dasar kajian baru dalam ilmu dalam > manajemen resiko, berbagai metode dan teori baru dikembangkan untuk > menghadapi kondisi seperti itu. Menarik sekali ada seorang ahli Risk > Management menyatakan untuk menghadapi kondisi tak terduga yg sangat > extreme, belajarlah dari pengalaman nabi Nuh, yang membuat kapal besar > di atas bukit. Sebuah tindakan yg seperti tak masuk akal tapi ternyata > efektif sekali saat banjir besar datang melanda ( banjir besar adalah > kejadian tak terduga saat itu). > > Nabi Nuh melakukan itu semua adalah berdasarkan perintah dari Allah, Tuhan > Yang Maha Tahu akan segala hal, jadi sederhana sekali sebenarnya, untuk > menghadapi hal yg tak terduga, diluar pengetahuan manusia, mintalah > petunjuk pada Yang Maha Tahu, Allah swt, . wallahu a'lam, Allah lebih > tahu segala sesuatu, subhanallah > > renungan dari bawah pohon kurma, gurun pasir Abu Dhabi > > Hendra Messa, TI 88 > http://hdmessa.wordpress.com > http://hendramessa.wordpress.com > > <http://hendramessa.wordpress.com/> > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & > mengganti subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari > Grup Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, > kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.