Terlepas dari semua rumus, kekuatan bisnis paling utama adalah jaringan.
Tanpa network yg kuat bisnis tdk akan kuat. Itulah kelebihan yahudi dan
cina.
Rumus2 lain sebagai penguat tambahan. Contoh yg paling mudah lihat bisnis
ban, michelin, goodyear, bridgestone, kfc, mc do, starbuck dsb.  Pribumi
lemah membangun jaringan. Tapi yg berhasil sdh banyak, spt batik, farmasi
dan banyak industri kecil lainnya. AFTA 2015 akan meniscayakan pengembangan
jaringan sbg strategi kompetisi global lbh luas lagi. Tinggal pilih harga
atau kualitas.

Salam,
Zorion Anas, 58, Padang
Pada 2014 2 2 01:34, "Hendra Messa" <hdme...@yahoo.com> menulis:

> Rekan2 sekalian,
>
> Di masa Imlek ini, saya jadi teringat dg obrolan dg teman lama wni
> keturunan yg sempat sharing cerita mengenai  bagaimana membangun bisnis
> yg kuat dg rumus khasnya ; 3-H dan 3-C ; Ho peng, Hokie, Hong Shui dan
> Cheng Lie, Ching Cay & Cwan, menarik sekali membandingkan nya dg bagaimana
> pengusaha pribumi menjalankan usaha nya,
> silahkan baca selengkapnya pada link berikut ; http://wp.me/p2VPt-l
>
> salam
> Hendra Messa
> http://hdmessa.wordpress.com
> http://hendramessa.wordpress.com
> --------------
>
> Di kawasan Asia tenggara, dan seputaran tepian laut Pasifik umumnya, kaum
> Hoa Kiau (Chinese Overseas)  dikenal  memiliki kekuatan dan jaringan
> bisnis yg kuat. Kita perlu banyak belajar dari mereka bagaimana membangun
> bisnis yg kuat. Berbicara dengan beberapa teman dari kalangan tersebut,
> saya mendapatkan rumus singkat ttg berbisnis yg di istilahkan dg  3H &
> 3C  ; 3H ; ho peng, ho kie  , hong shui  dan  3C ; cheng lie , ching cay ,
> cwan
>
> Langkah awal membangun relasi bisnis ialah kita harus memiliki "ho peng" (
> relasi terpercaya ) , memilih bidang usaha yg tepat, Ho-kie dan tempat
> usaha yg tepat pula , istilahnya Hong shui atau Feng shui.
> Ho peng ( relasi terpercaya ) dibangun melewati proses waktu yg lama,
> hanya teman lama yg bisa dipercaya saja bisa jadi ho peng yg handal ,
> perjalanan waktu lah yg menguji sampai sejauh mana terbuktinya ;
> komitmen,kesetiakawanan, kepercayaan, saling bantu dll. Karena banyak
> terjadi pula, teman bisa jadi berkhianat atau bahkan jadi musuh.
>
> Memilih bidang usaha yg tepat, atau istilahnya ho-kie, akan membawa
> keberuntungan. Kalau kita amati para pengusaha hoakiau, cenderung konsisten
> pada bidang usaha tertentu, misalnya kakeknya berbisnis di bidang kayu,
> maka, sang ayah dan anak cucu nya , akan focus di usaha bidang kayu pula.
> Karena telah terbangun turun temurun, mereka akan sangat mengusaha seluk
> beluk usaha tersebut juga relasi bisnis dalam bidang tersebut. Ini juga lah
> yg menjadi entry barrier ( hambatan masuk) bagi pengusaha baru di suatu
> bidang usaha tertentu, karena pengusaha tersebut tak memiliki akar relasi
> bisnis yg kuat dan luas.
>
> Dalam kultur hoakiau jaman dulu, mungkin masih juga saat ini, ada suatu
> kepercayaan, bahwa suatu keluarga tertentu, yg biasa dikenal dari namanya,
>  misal keluarga liem atau keluarga ong misal nya, harus berbisnis dalam
> bidang bisnis tertentu pula, misal kayu, kain, makanan dll. Ada kepercayaan
> kalau seseorang  membuat bisnis baru yg bukan ho-kie keluarga nya, maka
> tidak akan maju, bisa bangkrut. Secara logika masuk akal sekali, bahwa
> membangun bisnis yg tak memiliki relasi bisnis yg kuat akan sulit sekali
> dan cenderung akan merugi.
>
> Sebagai bandingan, inilah salah satu kelemahan pengusaha dari kalangan
> pribumi yg cenderung memilih usaha tanpa perhitungan yg kuat atau
> berpindah2 bidang usaha. Kalau kita perhatikan pengusaha pribumi yg kuat
> adalah yg konsisten pula di bidang usaha nya, semisal pengusaha minang yg
> berjualan pakaian dan membuka restoran padang. Di daerah Jawa Barat,
> dikenal pengusaha transportasi antar kota yg kuat bertahan lama, adalah
> pengusaha dari daerah Tasikmalaya & Ciamis yg sejak dari dulu memang telah
> berbisnis di bidang tsb. Bis kota Mayasari Bakti di Jakarta atau angkutan
> antar kota, Primajasa, adalah keluarga pengusaha pribumi dari Tasikmalaya
> yg bisa bertahan lama sampai saat ini.
>
> Mengenai hong shui, atau tempat berusaha yang menguntungkan, sudah menjadi
> logika bisnis, bahwa bisnis akan maju di tempat yg strategis. Di Jakarta
> ada beberapa  kawasan bisnis yg menurut pengusaha hoakiaw dianggap tempat
> yg menguntungkan, seperti daerah Glodok,  Kelapa Gading & Pluit.  Kita
> tahu semua daerah tersebut jalanan nya sering macet, kalau musim penghujan
> sering terkena banjir, tapi tetap saja daerah tersebut ramai dan
> menguntungkan kegiatan bisnis nya.
> Selain 3H di atas ,  mereka juga punya 3 filosofi atau kaidah kerjasama
> yang simpel tapi jitu, yaitu "cheng li" (fairness, keadilan), "ching cay"
> (fleksibilitas, toleransi), dan "cwan" (untung, laba).
>
> Mengenai Ho-peng, timbul pertanyaan,  apakah setelah bertemu, ho peng,
> tidak terjadi khianat, tipu menipu  diantara mereka? Tetap ada, namanya
> juga manusia. Biasanya mereka punya kelompok relasi bisnis yg terpercaya.
> Sekali waktu ada relasi yg ketahuan berbuat curang, menipu, biasanya
> langsung dikeluarkan dari kelompok tersebut, ia tak lagi jadi ho-peng.
> Relasi dg ho-peng harus dijaga kuat dengan berbagai prinsip seperti :
> commitment, accountablity, honesty, fairness, opennes, diligence,
> flexibility, collaboration, sampai give first (memberi lebih dulu),
> competition (bersaing sambil bekerjasama) dan banyak lagi positive mindset
> lain nya
>
> Sebagai bandingan, budaya popular instant sebagian kita saat ini  adalah
> budaya distrust, negative thinking. Seperti ungkapan ;
>  Buat apa membuat visi? terlalu muluk, kalo ngga nyampe ntar frustrasi..
> mending yang didepan hidung tangkep dulu, yang penting duitnya dulu, urusan
> belakangan..
> Buat apa kejujuran? Kalo orang lain ngga jujur dilipet dong kita? Kalo
> kita jujur, ngga akan dapet proyek dong.. Sebelum dimakan orang lain, kita
> makan dulu aja..
> Buat apa giving first? Rugi dong kita.. keenakan orang lain dapet duluan
> dari kita.. dst dsb dll. Ya seperti itulah mentalitas kita, tapi memang tak
> semuanya seperti itu.
>
> Di sebuah pameran alat2 teknik, saya sempat melihat stand pameran, sebuah
> perusahaan  supplier alat2 teknik, PT  Kawan Lama Sejahtera , sebuah nama
> yg terasa aneh utk sebuah perusahaan supplier barang2 teknik , tapi nama
> itu adalah tipikal nama usaha etnis chinese yg memang biasanya mengandung
> makna tertentu.
>
> Waktu perusahaan tersebut mengadakan sebuah acara besar, saya sebagai
> salah satu perwakilan pelanggan diundang juga, dan saya hadir ke kantornya
> di daerah Kembangan, Kebun Jeruk, Jakarta.Ngobrol2 ringan saat makan siang,
> dg pengelola perusahaan tsb, saya sempat tanya , ttg perusahaan dan nama
> tsb , ternyata nama Kawan Lama Sejahtera  memiliki makna yg mendalam ,
> inti nya itu, betapa bernilai nya kawan lama ,  betapa berharga nya kita
> memelihara persahabatan , sahabat sejati, kawan lama , telah melewati waktu
> yg panjang berinteraksi dg kita , kita telah saling kenal, telah ada
> kepercayaan  yg terbangun , itulah yg membedakan kawan lama dg kawan
> baru.
>
> Kesejahteraan , kekayaan dan bisnis secara umum, antara lain adalah
> dibangun dg relasi yg telah lama terbangun , jadi tepat juga kawan lama
> akan membawa kesejahteraan..
> saya pun mulai berpikir2 siapa saja yah kawan lama saya selama ini ?,  bisa
> kah kita membangun kesejahteraan ( kaya dan bahagia ) dg para kawan lama
> kita itu ?,
> di pikir2 , kita banyak pula teman2 lama, jaman sekolah atau teman kerja,
> tapi tetap jadi pertanyaan bisakah kawan lama kita ini membawa
> kesejahteraan ? ,
>
> sejauh mana kah kedekatan dan trust yg telah terbangun selama ini ? karena
> banyak juga, ternyata kawan lama yg mengecewakan kita , tak kita percayai
> lagi ,karena banyak juga relasi dg kawan lama telah terputus atau malah
> kita tak ingin menemuinya lagi nampak  nya kawan lama sejahtera dalam arti
> harfiah , memang makhluk langka yg berharga
>
> Disinilah pentingnya suatu filosofi membentuk konsistensi budaya kerja,
> yang telah merasuk menjadi sebuah kerangka berpikir yang kokoh sehingga
> filosofi tsb tercermin dalam hubungan bisnis mereka dengan para pelanggan
> dan vendornya.
> Kalau dulu jaman kuliah, kental sekali kebersamaannya, setelah lulus
> apakah masih sama kadarnya atau justru sebaliknya. Terus terang saja, saya
> lebih kagum atas pemikir-pemikir perusahaan tersebut ( terbukti kan
> perusahaan tsb tetap tumbuh membesar ), ada sebuah hadits yg menyatakan ;
> Belajarlah kamau sampai ke negeri Cina. Sekarang saya kira kita tidak perlu
> ke negeri Cina, tapi cukup dengan belajar dari filosofi Cina yang
> sebenarnya banyak sumbernya di negeri tercinta ini. Masih kurang ? ada
> internet bung...
>
> Sedikit cerita, saya punya teman dari etnis keturunan Cina, mulanya sulit
> untuk berkawan akrab, lalu saya tunjukkan bahwa saya tulus bantu bisnisnya,
> dan akhirnya kita dianggap sebagai 'hopeng'. Dia beri saya uang, saya
> tolak, dan dia marah kalau uang tsb tidak saya terima. saya tanya Kenapa
> marah ? karena sebagai ho-peng, anda harus saling berbagi secara
> proporsional atas benefit yang telah diciptakan oleh masing masing pihak.
> Bila tidak, dia merasa telah menciptakan ketidakproposionalan dalam
> hubungan tersebut dan itu akan menghancurkan hubungan kita berdua.
>
> Sebagai pelajaran, salah satu kesalahan bangsa  kita adalah kita lebih
> sering meminta sesuatu melebihi porsi benefit yang telah kita ciptakan (
> disini, mulailah tercipta ketidakadilan ) . Bangsa ini hancur karena
> terlalu banyak manusia yang ingin memperoleh benefit lebih besar dari apa
> yang telah dia kontribusikan.
> Yang terjadi akhirnya cenderung saling menjatuhkan ( seperti serombongan
> anak kecil berebut permen ),sedangkan filosofi yang tepat sebagai kawan
> adalah saling membangun. Substansi Kawan lama sejahtera adalah anda akan
> jadi hopeng apabila saling membangun ( dan hasilnya semua dibagi secara
> proporsional ) , sehingga terbentuklah kesejahteraan.Apabila hasilnya
> kurang, hanya satu jalannya, ciptakan sumber sumber bisnis baru yang
> bermanfaat bagi kedua belah pihak.
>
> Pernah saya tanya rekan kerja yang asli lahir dan besar di negeri Cina,
> mengapa di Cina yang punya sepeda dengan yang punya mobil mewah baru tidak
> pernah terjadi konflik. Dia jawab apabila ada yang punya mobil mewah baru,
> yang punya sepeda tidak marah karena sadar bahwa semua telah berusaha mati
> matian. Kalau dia punya mobil baru, itu karena dia berhasil menciptakan
> sesuatu yang bernilai tinggi sehingga hasilnya mampu beli mobil baru,
> sedangkan dirinya belum mencapai keberhasilan tsb.
> Walau yang punya sepeda itu taraf hidupnya rendah, dia tidak marah/
> menyalahi orang/pihak lain atas kekalahannya karena sadar rendahnya taraf
> hidup dikarenakan dia belum mencapai keberhasilan dan harus terus belajar
> dan menciptakan sesuatu yang proporsional agar taraf hidupnya meningkat.
> Tak perlu iri , semua orang berprinsip, giatlah belajar dan bekerja,
> hasilnya belakangan.
>
> Hukum kekekalan energi telah mereka terapkan, dalam pengertian, siapa yang
> kerahkan energi terbesar, dia yang menang. Inilah rahasia mengapa seorang
> sarjana di Cina nrimo digaji 100 USD sebulan, kerja 14 jam sehari dan hanya
> libur sehari dalam sebulan. Dia sadar bahwa si boss harus jualan lokal dan
> ekspor dengan harga kompetitif agar bisnisnya jalan dan mampu memberi gaji
> ke pegawainya ( berarti pemahaman auditnya sudah jago di semua elemen, dari
> bawahan sampai atasan, dan mampu jujur atas seluruh kondisi tsb ). Dan si
> boss tidak boleh lengah dalam konsentrasi berbisnis, sekali lengah, anak
> buahnya akan bikin usaha sejenis dan rebut pembeli yang sama.
>
> Bicara tentang persahabatan , jadi teringat motonya serdadu marinir
> Amerika : Semper Fidelis (disingkat Semper Fi).  Artinya kurang lebih ialah
> always faithful - selalu setia/beriman. Motto ini konon sangat terkenal dan
> mengakar sebagai kebanggaan dan memiliki dasar dalam kultur kristen Amerika.
>
> Di sisi lain ada pepatah yang kurang lebih berbunyi : *Tidak ada kawan
> sejati dan musuh sejati, yang ada hanyalah kepentingan abadi.*Hal ini
> memaksa merenungkan, apa sih dasar kesetiaan dan persahabatan sejati itu ?
> Apakah model solidaritas keluarga a la geng-geng mafia ? Atau l'esprit de
> corps a la tentara ? Barangkali agak mirip dengan moto Semper Fi di atas,
> seorang mukmin diikat hatinya oleh Allah dengan mukmin-mukmin yang lain.
> Yang mengikatnya adalah Allah dengan ikatan cinta sejati murni. Ikatan
> kesetiaan dan kehormatan agung. Ikatan yang bisa menyatukan dua musuh
> bebuyutan tujuh turunan. Ikatan semesta alam. Ikatan tauhid.Sayang orang
> jaman sekarang banyak yang berbicara tentang ikatan tadi, tapi cuma di
> mulutnya saja. Sehingga hatinya diikat oleh ikatan yang lain dan
> tindakannya tidak mencerminkan keindahan dan keluhuran ucapannya.
>
> Konsep Ho Peng nya , mungkin dekat dg istilah inner circle friends atau
> kawan dekat yg dipercaya , kalau tentara marinir amerika punya slogan yg
> mirip juga dikenal dg nama Semper fi ( singkatan dari kata  Semper Fidelis
> yg kira2 artinya " allways faitful" selalu setia , moto tsb sangat mengakar
> dan jadi kebanggaan corps nya , mungkin karena itu juga marinir amerika
> memang perang di berbagai tempat ( kecuali kalah sama di perang vietnam ,
> mungkin tentara vietcong punya filosofis kebersamaan yg lebih hebat lagi )
> , ngobrol2 ttg Ho peng dan semper fi , saya jadi berpikir , pertanyaan ,
> bisakah kawan kawan lama semasa sekolah dulu atau teman main dulu, bisa
> menjadi kawan lama yg membawa kesejahteraan ? tetap menjadi sebuah
> pertanyaan terbuka yg susah utk terjawab. ?
>
> Mari kita membina "ho peng" ( teman yg dipercaya), dan jauhilah  "bo cheng
> li" ( tidak fair, curang)
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari
> Grup Google.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
> Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Reply via email to