Pak Maturidi,
Jadi aratinyo, kalau ado 1 univ utk 1 Nagari sajo, mako di Sumbar ko sajo akan 
ado 1.000 univ di 1.000 nagari jiko kini ado 1.000 nagari di Sumbar. 
A co lah bara banyaknyo Desa di seluruh Indonesia, dan sakitu pulolah banyaknyo 
universitas di seluruh Indonesia.  
Iyo baitu? Galak ambo ciek lu.
MN





On Monday, February 10, 2014 7:33 AM, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> 
wrote:
 
ke rantaunet


 
Penarikan SLTP/SLTA/SMK sederajat dan PT/UN  dari KOTA ke JORONG/NAGARI dengan 
semboyan "Baliak Ba Nagari, Kembali ba Surau"

Sanak-sanak di RN n.a.h, silahkan beri komentar
 
 
Karena mahalnya biaya pendidikan, maka sudah saatnya
dipikirkan oleh
pakar pendidikan, pejabat daerah, pemuka msyarakat, KAN dan Bundo
Kanduang di nagari untuk menarik SLTP/SLTA/SMK, Perguruan Tinggi/Universitas ke
Jorong/nagari masing masing.

SLTP
Sekarang ini memang sudah ada di tingkat nagari, tapi kadang kadang
hanya ada satu SMP (pendidikan dasar menurut UU) untuk 3 dan 4 nagari.
Sedangkan nagari biasanya terdiri dari 3 jorong atau lebih yang
terpencar diarea nagari dengan jarak 2- 3 km

SLTA/SMK sederajat
Terdapat hampir sudah ada dikota kecamatan namun ada yang berjarak  10 km dari 
nagari anak didik. Anak/peserta
didik harus kos, kalau tidak harus menanggung transportasi dengan segala
sesikonya.

PERGURUAN TINGGI / UNIVERSITAS
 Perguruan Tinggi Negeri hampir semuanya  berada di ibu kota
propinsi,
mungkin ada satu dua di ibu kota  kabupaten.

Yang di ibu kota Kabupaten kebanyakan PT/UN Swasta dan yang swasta ini hampir
semuanya bersifat bisnis.

Biaya pendidikan ini, makin lama akan semakin mahal disebabkan
inflasi, kebutuhan sarana belajar (yang harus didatangkan dari luar)
dan sebagainya, hal ini akan menyulitkan bagi anak nagari yang ingin
mendapatkan mendidikan lanjuta.

Bagi anak-anak pegawai / PNS , aparat  dan yang menerima uang / bulan
dengan SK Negara/pemerintah atau pekerja yang golongan menegah ke
atas, mungkin bisa mengikuti irama mahalnya biaya pendidikan ini.

Tapi bagi golongan menengah kebawah, baik petani maupun pekerja / buruh  akan 
sulit mengikuti irama tersebut. Mereka
inilah yang terbanyak bermukim di jorong/nagari, akhirnya anak didik harus
putus sekolah, pendidikan yang dicapai stop sampai disitu.

Akibatnya  yang bisa maju hanya anak-anak golongan menengah keatas.
Anak golongan menengah kebawah akan tetap tertinggal dibawah dari
segala segi gerak kehidupan.
Selanjutnya juga, pembagian jabatan dan  kue negeri ini,  sebagian
besar hanya akan dinikmati oleh anak-anak golongan menengah keatas itu juga !
 
Untuk bisa penduduk mendapatkan pendidikan yang merata
artinya semua penduduk di jorong/nagari bisa sampai ke PT/UN minimal strata 1,
maka, pemerintah dan masyarakat harus jeput bola yaitu dengan menghadirkan ruang
belajar SLTP, SLTA, PT/UN  di desa dengan memanfaatkan  area surau
dan mesjid untuk ruang belajar.
Pemerintah hanya membantu tenaga Guru dan Laboratorium.
 
Catatan:
Banyak surau dan Rumah Gadang yang menganggur !


 
 
Memang sudah ada bea siswa, tapi kalau untuk menembus ke
SLTP saja belum bisa bagaimana akan memanfaatkan beasiswa ini.
 
Kalau toh ada golongan menengah kebawah ini yang bisa tembus
ke SLTP,  SLTA dan PT/UN namun tetap juga
banyak isolasi dan sulit untuk mendapatkan akses ke bea siswa itu; akhirnya
yang  banyak dapat bea siwa itu, golongan menengah keatas juga.

Apalagi untuk mendapatkan bea siswa luar negeri, ini jauh lebih sulit
lagi. Mungkin ada satu dua, tapi perjuanganya kadang sudah diluar
kewajaran yang ditempuh ana-anak golongan menengah keatas.

Untuk renungan kita bersama

Wass,

Maturidi (L/75) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau.



 
 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke