Clear Bung Ephy Buchari. tq. wass. Haasma Depok




Pada Jumat, 14 Februari 2014 16:04, Epy Buchari <epybuch...@gmail.com> menulis:
 

Pak Saaf dan bungAkmal n. a.h,

Kasus Maninjau menunjukkan kesenjangan pemahaman sains dan teknologi antara 
masyarakat dengan para ahli. Penyebabnya scara ilmiah sudah diketahui sejak 
lama, singkat kata jumlah ikan sudah melampaui daya dukung lingkungannya. 
Peternak tidak mau tau dan ngotot menambah terus jumlah karamba. Kenapa : saya 
kira mereka tidak memahami apa yang dijelaskan.

Kalau dambaan bung Akmal supaya Sumbar bisa jadi sentra perikanan Indonesia, 
mungkin pengalaman Vietnam (!) ini bisa jadi pelajaran. Semula sewaktu daya 
dukung lingkungan masih belum terlampaui, semua oke. Sekarang sungai Mekong yg 
di Vietnam termasuk 'the most poisoned river in the world'. Kualitas ikan 
ekspor mereka dari Mekong mulai diteliti oleh Amerika, Australiadll. Masa 
jayanya mulai menurun drastis. seju mlah pengusaha ikan mulai alih profesi 
kembali menjadi petani padi. Silahkan dicermati antara lain di video berikut : 
https://vimeo.com/m/11817894
Karena modal utama Sumbar adalah lingkungannya, seyogianyalah semua stakeholder 
berorientasi pada pengamanan lingkungan ini, menjauhkannya dari segala sesuatu 
ygberpotensi merusaknya.

Maaf & wasalam,

Epy Buchari





On Wednesday, February 12, 2014 6:57:32 AM UTC, Saafroedin Bahar wrote:
Sanak Epy, Bung Akmal. Ambo manyimak, setuju pentingnyo peranan penguasaan ilmu 
dan teknologi, nan bisa dilayani dek instansi Pemerintah nan bersangkutan. 
Masalahnyo baa caronyo manjangkau rakyat banyak ko ? Ambo indak tahu. Sampai 
kini nan jaleh urang awak labiah suko jalan surang. Samantaro tu urang lain - 
misalnyo Vietnam atau daerah lain -  maju taruih, indak manunggu awak doh.
>
>
>Wassalam,
>SB, 77, Sby.
>
>Sent from my iPad
>
>On 12 Feb 2014, at 13.30, Epy Buchari <epybu...@gmail.com> wrote:
>
>
>Bung Akmal dan sanak sapalanta n.a.h,
>>AssalamualaikumWW,
>>
>>Kunci permasalahan saya kira sudah disebutkan pada bagian akhir tulisan 
>>tersebut : penguasaan ilmu dan teknologi. Para petani kita masih jauh..jauh 
>>sekali dari ilmu dan teknologi. Masih terbentang jurang antara ilmu yg ada di 
>>Dinas Pertanian, lembaga penelitian, buku dll dengan petani. Penyuluh 
>>pertanian tidak berfungsi di negeri kita. Jarang atau hampir tidaak ada 
>>tamatan sekolah atau fakultas pertanian yg terjun jadi petani praktis.
>>Petani masih bergulat dengan caranya sendiri yang mereka anggap benar spt 
>>jaring apung Maninjau.
>>Coba bung Akmal amati sikon bahwa pasar hortikultura Singapur dan Malaysia 
>>trgantung pada 2 sentra utama pertanian : Brastagi dan Bukittinggi. Dengan 
>>letusan Sinabung logikanya produksi Brastagi akan trganggu berat dan mereka 
>>akan trgantung ke Bukittinggi. Apakah ada angin buritan ini untuk petani Agam 
>>? Saya belum mendengar kabar baik ini.
>>Ilmu dan teknologimasuk nagari, inilah saya kira kata kuncinya.
>>
>>Maaf & wasalam,
>>
>>Epy Buchari
>>
>>l-70, Ciputat Timur
>>
>>
>>
>>On Tuesday, February 11, 2014 6:04:26 AM UTC, Akmal Nasery Basral wrote:
>>Assalamu'alaikum Wr. Wb adidunsanak Palanta RN n.a.h.
>>>
>>>
>>>Mengingat beberapa hari lalu ada thread tentang karamba ikan, dengan sharing 
>>>pengalaman dari Bundo Nismah dan Pak Zaid Dunil, hari ko ambo mambaco status 
>>>FB surang kawan ambo nan alumnus IPB dan pengamat perikanan seperti di bawah 
>>>ko.
>>>
>>>
>>>Pengalaman yang menyedihkan karena hanya dalam waktu 14 tahun (1998-2012) 
>>>posisi Indonesia sebagai "pengajar" Vietnam untuk urusan teknologi karamba, 
>>>kini berputar 180 derajat. 
>>>
>>>
>>>Dari paparan pendek Sdr. Aries Prima ko, ternyata kalau karamba ditangani 
>>>serius dan profesional bisa membuat Vietnam menjadi eksportir terbesar di 
>>>dunia, bukan hanya di wilayah regional Asia Tenggara, tapi dunia. 
>>>
>>>
>>>Jika manajemen karamba di Minang dibenahi, mungkinkah Sumbar juga bisa 
>>>muncul sebagai eksportir utama dari 33 provinsi di Indonesia? Kalau iya, 
>>>satu lagi pemberdayaan ekonomi rakyat bisa dilakukan tanpa harus tergantung 
>>>pada pusat/Jakarta.
>>>
>>>
>>>Wass,
>>>
>>>
>>>ANB
>>>45, Cibubur
>>>
>>>
>>>* * *
>>>
>>>
>>>Aries Prima
>>>4 hours ago
>>>Sekitar tahun 1998, orang Vietnam datang ke Indonesia untuk belajar 
>>>pembudidayaan ikan Patin. Setelah cukup belajar, mereka membudidayakan ikan 
>>>Patin di keramba-keramba sungai Mekong. Merasa bahwa sistem keramba ini 
>>>sangat bergantung kepada kualitas air sungai, maka kemudian mereka 
>>>mengembangkan dan membangun kolam-kolam yang dapat diatur kualitas airnya di 
>>>sepanjang salah satu sungai terpanjang di dunia ini.
>>>
>>>Sejak tahun 2012, Vietnam adalah negara pengekspor terbesar ikan patin di 
>>>dunia. Memasok sekitar 90 persen kebutuhan ikan Patin dunia. Indonesia pun 
>>>kini mengimpor ikan yang termasuk dalam genus Pangasius untuk kebutuhannya 
>>>dari Vietnam. Produksi ikan Patin di Vietnam mencapai 400 ton per hektar. 
>>>Sedangkan Indonesia hanya mampu memproduksi 70 ton per hektar.
>>>
>>>Indonesia telah menjadi "guru" bagi beberapa negara di ASEAN di bidang 
>>>teknologi dan pertanian. Namun kini kemampuan serta penguasaan teknologi dan 
>>>pertanian negara kepulauan terbesar di dunia ini telah dilampaui oleh para 
>>>"murid"-nya. 
>>>
>>>Kini saatnya perhatian dan dukungan politis harus diberikan kepada 
>>>pengembangan sains, teknologi, keinsinyuran (termasuk pertanian), melalui 
>>>berbagai inovasi untuk kebangkitan Indonesia.
-- 
>>.
>>* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
>>wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
>>* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>============================== =============================
>>UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>* DILARANG:
>>1. Email besar dari 200KB;
>>2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
>>3. Email One Liner.
>>* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
>>mengirimkan biodata!
>>* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
>>subjeknya.
>>============================== =============================
>>Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>>http://groups.google.com/ group/RantauNet/
>>--- 
>>Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
>>Google.
>>Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
>>email ke rantaunet+berhenti berlan...@googlegroups.com .
>>
>>Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/ groups/opt_out.
>>
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke