Pak B.Muin, Pak Saaf n sanak di Palanta n.a.h! Ambo ingin memberi info sajo bahwa pembangunan jalan Tol Padang-Bukittinggi dan Bukittinggi ke Pekanbaru sudah lama dibatalkan oleh Pemda Sumbar.
Alasannya, pembebasan tanahnya berat dan bakalintin pintin. Jan kan jalan tol, jalan sicincin-malalak sebagai alternatif jalan Padang-Bukittinggi sajo masih belum bisa dimanfaatkan. Masih ada beberapa bagian yg tak bisa dibebaskan dan sebagian lagi longsor yang berulang-ulang. Soal lahan akan jadi murah, jan dikiro dunsanak di kampuang pandia bana. Salah satu penyebab Pemda membatalkan rencana jalan tol itu adolah karano tibo2 harago tanah nan dalam hutan sekalipun jadi naiak berkali lipat. Dek urang awak, kan, alun takilek alah takalam, Takilek ikan dalam lubuak, lah tahu jantan batinonyo. Begitu Dahlan Iskan (Meneg BUMN) mengumumkan pembangunan jalan tol Padang-Bukittinggi-Pekanbaru, sejam kemudian masyarakat lah tahu lahan nama nan ka dilalui walaupun alun diukua dek urang PU. Harago tanahnyo langsung melambung. Jadi, harapan awak soal transportasi ko tingga jo kereta api. Mudah2an kereta api ko bukan untuk kepentingan nostalgia. Dalam kondisi kini, jan lai baa kiro-kiro perjalanan KA PadangPanjang-Bukitinggi atau Solok-Bukittinggi, KA Padang-Pariaman dengan sekali berhenti di Tabing, butuh waktu 3 jam. Ketika mendiang Anas Malik masih jadi bupati, beliau mengajukan permohonan kepada PJKA untuk membuat rel ganda Padang-Pariaman dan mengadakan KA Diesel atau KRL. Salam, Syaf AL, 51, sadang di Sanur, Bali Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -----Original Message----- From: "Dr. Saafroedin Bahar" <saafroedin.ba...@rantaunet.org> Sender: rantaunet@googlegroups.com Date: Sun, 16 Feb 2014 22:52:54 To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com> Reply-To: rantaunet@googlegroups.com Cc: <mus-...@milis.isnet.org><mus-...@milis.isnet.org>; <rantaunet@googlegroups.com><rantaunet@googlegroups.com>; <bmsa...@gmail.com><bmsa...@gmail.com> Subject: Re: [R@ntau-Net] Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki ----> lantas apa yg harus kita kerjakan ? Sanak Bachtiar Muin yth, ambo mamparatikan visi Sanak ttg apo nan bisa tajadi di maso datang kalau aksi urang lua tu dipabiaan sajo. Ambo sepakat jo panilaian Sanak ttg kurang pekanyo pejabat kito di Sumbar. Pertanyaannyo kini adolah apo nan harus kito - urang Rantau - pabuek supayo apo nan diramalkan tu indak tajadi. Pengalaman salamo iko manunjuakkan bahaso gagasan kito hampia indak pernah diharagoi apolagi dilaksanakan dek sanak kito di Ranah. Kito praktis dianggap urang asiang. Namun ado peluang, saparati nan disarankan dek Pak Mochtar Naim, yaitu melalui kontak langsuang antaro para perantau jo Nagari asa masing-masing. Baa kok kito cubo manyampaikan gagasan Sanak iko ka pengurus IKM-IKM di Rantau talabiah dahulu ? Baru sudah tu kito persilakan baliau-baliau manghubungi nagarinyo masing-masing. Supayo persiapan matang, ado rancaknyo dibuek semacam kelompok kerja perencanaan, dan diisi dek pakar-pakar saroman Sanak Bachtiar Muin, saroman MPKAS nan bajalan sampai kini karano kegiatan pribadi Pak Nofrins Napilus dkk. Apo namonyo silakan dipiliah sendiri. Wassalam, SB, 77, Sby. Sent from my iPad > On 20 Des 2013, at 13.29, "Bakhtiar Muin PhD" <bmsa...@gmail.com> wrote: > > Assalamualaimum: > > Episode kedua dalam menguasai Sumbar oleh oligarki. > > Dalam Episode pertama menguasai Sumbar adalah penguasaan SBLG, Reklamasi > pantai sebagai pusat bisnis, bekas2 tangsi tentara di Padang Panjang, dan > Bukit Tinggi sebagai Superblok. > > Episode kedua, adalah kuasai lahan2 strategis di Sumatera Barat. Cara > menguasainya, methodenya sama dengan penguasaan tanah sepanjang toll Jakarta > Cikampek, dan sepanjang Toll Jakarta Bogor, yang sudah terjadi. Tidak > percaya, saksikan sendiri dengan mata kepala dunsanak. > > Desakan membuat jalan Toll, Padang Bukit tinggi yg bakal di bangun oleh Jasa > Marga, didukung oleh pemerintah daerah, sangat didukung oleh oligarki. > > Urang Minang sudah tidak sabar lagi, macet ingin jalan toll dibangun cepat2. > > Oligarki juga sudah siap untuk menguasai tanah2 sepanjang jalan, kiri kanan > toll dibeli dengan murah. > > Jangan kira, selesainya jalan toll, tanah kiri kanan toll akan menjadi mahal. > Tanah2 sepanjang jalan toll, akan tetap atau turun harganya, karena tanah tsb > terkurung, tidak punya akses ke jalan toll. Dengan kolusi dengan pejabat2, > oligarki mengusahakan, jangan sampai pemda membikin frontage road. Anda > mengerti frontage road? Frontage road, adalah jalan lokal yg dibangun di kiri > kanan jalan toll, yg seharusnya jadi kewajiban pengembang jalan toll untuk > membangunnya, bila disekitar jalan toll tidak ada jalan lokal. > > Kewajiban membangun frontage road ini yg disyaratkan oleh UU, tidak pernah > dilaksanakan. Tragedi kemanusiaan!!! Kenapa? > > Yg terjadi adalah oligarki berkolusi dengan pemda, agar tanah2 disekitar > jalan toll tetap terkurung, sehingga harganya tetap murah. > > Jadi oligarki, akan membeli tanah2 yg terkurung sepangan jalan toll dalam > puluhan ribu ha, di belinya pelan2 melalui pihak ketiga. Ada orang tua yg > meninggal, bagi harta dibelinya. Ada yg mau naik haji dibelinya, ada yg perlu > uang dibelinya. Tanah2 terkurung itu dibeli dengan harga murah. Setelah > semuanya dibeli, puluhan ribu ha, berikutnya oligarki cincai dengan pejabat > daerah. Disuruhnya bupati, walikota, membikin akses jalan dengan uang > APBD/APBN. > > Tanah yg sudah di kuasai ribuan ha tsb, kemudian dibangun pelan2 jadi pusat > wisata, daerah industri, setelah bonekanya membangun akses road, dari > APBD/APBN yg nota bene adalah uang rakyat. > > Pada waktu itu orang Minang sudah miskin, tanah sudah dijual, jadi sudah siap > jadi buruh pabrik dengan gaji murah. Jadi episode pertama menguasai sentral2 > business, rumah sakit, sekolah, episode kedua, kuasai lahan, bangun industri, > buruh sudah siap, karena sudah makin banyak urang Minang yg miskin seperti di > Jawa. > > Jadi pusat Finansial, di daerah reklamasi, pusat perdagangan sudah dikuasai, > tanah2 sudah dikuasai. > > Yang tersisa, bagi urang Minang di kampung sendiri adalah otot untuk jadi > buruh pertanian modern, buruh di superblog, buruh di pusat2 industri. > > Aduhai, pejabat2 yg menekan tombol dimulainya proyek Lippo, anda2 akan > tercatat disepanjang sejarah Minang, sebagai orang2 yg memotori proses > pemiskinan urang Minang, 20-30 tahun lagi, anda2 akan melihat cucu anda, jadi > jongos dikampung sendiri. Kalau anda2 sakit, cucu2 anda tidak akan sanggup > membiayai anda2 masuk rumah sakit, yang anda tekan tombol peresmiannya. > > Gemas, melihat Minang, dipimpin oleh orang2 yg cakrawalanya pemikirannya > tidak jauh kedepan. Amplop sesaat membahagiakan anda sejenak, memikiskan anak > cucu se lama2nya, ber abad2 yang akan datang. > > Salam > Bakhtiar Muin > -- > . > * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain > wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ > * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. > =========================================================== > UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: > * DILARANG: > 1. Email besar dari 200KB; > 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; > 3. Email One Liner. > * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta > mengirimkan biodata! > * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting > * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply > * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti > subjeknya. > =========================================================== > Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: > http://groups.google.com/group/RantauNet/ > --- > Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup > Google. > Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim > email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . > Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup Google. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com . Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.