waalaikumussalam.. senang membacanya. twrima kasih rahyussalim Sent from my BlackBerry 10 smartphone.
Assalamu'alaikum sanak kasadonyo, semoga kita sehat selalu dan dalam limpahan rahmat dan karuniaNya. Aamiin. Dua hari lalu saya tayangkan surat terbuka buat tuan presiden terkait kabut asap di facebook. Alhamdulillah mendapat banyak respon. takana kudian, untuk manayangkannyo di emailko, semoga ado komentar dari pambaco. berikut suratnya. Surat Terbuka Paduka Raja untuk Tuan Presiden
karya yurnaldi
Tuan presiden
Masih segar dalam ingatan pertemanan dan kemitraan kita
Saat mengakhiri tugas sebagai panglima kodam II/sriwijaya
Sebuah puisi tentang indonesia yang indah mutu manikam
Jadi kenangkenangan yang berharga bagi saya
Di ruang kerja tuan, kita larut dalam cerita
Sepulang dari jakarta, ketika itu, saya sampaikan kabar
gembira
Juga kabar lain tentang seorang tentara yang ngancam hendak kudeta
kantor saya
Sebab sebagai rivalitas dia kalah pamor di media
Setiap hari berita saya tentang tuan jadi berita utama
Ketika tuan kemudian jadi presiden dan saya tugas di jakarta
Buku kumpulan puisi karya tuan masih saya baca
Betapa kita punya kegemaran yang sama
Menulis puisi tentang apa saja, sesuai tuntutan hati dan
jiwa
Kali ini, tuan presiden
Setelah 25 tahun lebih kita jarang jumpa
Saya larut dalam tanya, ada apa?
Inilah puisi apa adanya
Tuan presiden
Sudahkah mengucapkan maaf kepada dua kepala negara tetangga
yang selama ini terkesan tuan takuti?
Ya, itu lebih penting dan perlu buat pencitraan tuan di mata
mereka
Karena selama ini tuan sudah dicap sebagai penyebab bala
Rakyat tuan juga begitu berkata
Bala asap di negara kita sungguh sangatsangat membuat rakyat
menderita
Dari sesak angok hingga ispa
Dari mata perih hingga sakit mata
Dari kulit merangas hingga bau badan tak terbada
Dari batuk kering hingga batuk rejan berdahak coklat
warnanya
Sebentar lagi, rakyat tuan terkapar siasia
Apa tuan presiden tak membaca tandatanda?
Minta maaf kepada rakyat tak usah tuan pikirkan
Karena kabut asap bukan bencana, tapi perbuatan pidana
Kabut asap mendera bukan karena cobaan dariNya
Tapi ulah pengusaha yang main mata dengan penguasa
Rakyat jelata jadi kambing hitam dibuatnya
Mereka dipenjara, entah berapa lama
Apa tuan presiden tak iba?
Tuan presiden, minta maaf kepada rakyat berat terucap kenapa?
Apa karena kabut asap bukan kategori bencana?
Mungkin anak buah tuan belum temukan rumus kategori bencana
nasional untuknya
Meski sudah bedampak kepada puluhan juta rakyat tuan di
sumatera
Anak-anak masih sekolah padahal kabut asap merasuki otaknya
Masih ada yang bilang belum apaapa, karena dampak idiot kemudian
baru terbaca
Karena itu, pantas saja tuan presiden belum berkata apaapa
Menteri kehutanan anak buah tuan juga belum bertindak
sepatut dan sepantasnya
Bisanya berkoarkoar di media massa, menuding dan kecam pengusaha
Tapi takut bertindak tegas mencabut izin usahanya dan
pidanakan perbuatannya
Karena itu, pantas saja tuan presiden belum berani berkunjung
ke sumatera
Karena biasanya baru datang jika sudah banyak korban jiwa
dan harta benda
Mau datang dengan apa, pesawat saja didelay terus dan tak
berani mengudara
Mau jalan darat, tak mungkin pula karena memakan waktu lama
Jalan lintas sumatera jelek rupa, dan sudah sejak lama
Karena pejabat di daerah belum sempat ambil muka
Mau jalan laut, jarak pandang terbatas adanya
Kabut asap pun bukan main tebalnya, nanti bisa celaka
Oleh sebab itu, tuan presiden tetap sajalah di istana
Membaca laporan, membaca koran, dan menonton televisi swasta
Kalau tuan presiden berani, jewerlah pengusaha kita dan
pengusaha negara tetangga
Karena lahan dan hutan terbakar milik perkebunan dia
Tahun 2013 lalu sudah dipastikan 14 perusahaan membakar
hutan dengan api membara
Enam perusahaan di antaranya milik pengusaha malaysia
Kasusnya dipetieskan, kini di 2014 muncul lagi musibah yang
sama
Penegak hukum purapura lupa
Kalau ditanya; “bla bla bla...,” jawabnya.
Batin ini berkata, “Eeeee bala!”
Hati nurani tak bisa terima apapun alasannya
Mereka sudah bermain mata
Mulutnya sudah disuapin uang puluhan juta hingga beratus
juta
Ops pampam...media massa larut dalam tradisi lapan enam pula
Tuan presiden, sudah sebulan lebih api itu nyala membara
Si gubernur tua minta warga pasrahkan diri pada Yang Maha
Kuasa
Yang berlangsung sekarang pembiaran tanpa berbuat apa
Asap telah berubah menjadi azabNya
Hutan telah berubah menjadi neraka satwa langka;
gajah dan harimau sumatera
Tanaman obat hutan sumatera telah tandas
sebelum tuntas diteliti kandungan kimianya
Puluhan hak paten milik peneliti kita menjadi percuma
Padahal kalau temuan itu diusahakan,
indonesia tak perlu berhutang 2.023 triliun rupiah kepada
tiga negara
dan tiga lembaga perbankan terkemuka dunia
Ini data per april 2013 yang kusimpan dan kugarisbawahi
Sebaliknya, jika hak paten itu diusahakan pengusaha
Yang setia menjaga kelestarian dan keseimbangan hutan
lingkungan kita
Malah bisa melunasi
utang dan sejahterakan anak bangsa
Tuan presiden mungkin tak yakin dan tak percaya
Karena tuan tak pernah ajak para pakar biokimia bertatap
muka
Mendengar gagasangagasan brilian darinya
Tak ada lagi acara kelompecapir seperti era repelita
Di mana penguasa dan warga anak bangsa bersilaturrahim
untuk lebih memajukan pembangunan bangsa dan negara
Tidak seperti di era reformasi tuan presiden berkuasa
Hutan yang jadi paruparu dunia diizinkan dibabat dan dibakar
pengusaha
Hutan dijadikan sumber peningkatan pertumbuhan ekonomi
bangsa
Sementara kekayaan bahari yang jauh tak terkira dibiarkan
begitu saja
Indonesia kehilangan pendapatan 40-500 triliun rupiah per
tahun, luar biasa...
Wakil rakyat tuan presiden diam dan terlelap di kursi
empuknya
Mungkin karena terlanjur dibilang tuan presiden sebelumnya,
sebagai anak teka
Tuan presiden,
Sebagai anak bangsa kalau boleh saya meminta
Tolong larang anak buah tuan keluarkan izin pemanfaatan
hutan
dan izin usaha industri primer hasil hutan kayu mulai dari
sekarang
Sebab ujung-ujungnya si pengusaha selalu membakar hutan
membuka lahan
Apa tuan tidak sadar, data yang dirilis oleh badan planologi
kehutanan kementerian kehutanan tahun 2008 menyatakan bahwa Indonesia merupakan
negara yang melakukan deforestasi tercepat di dunia.
Apa tuan belum juga sadar Setiap hari sekitar 51 km persegi hutan di Indonesia dihancurkan, sedangkan jumlah hutan yang hilang setiap tahunnya mencapai
2,76 juta hektar
atau sekitar 3 persen dari total luas kawasan hutan di
Indonesia.
Begitu dahsyatnya
Begitu parahnya
Begitu gilanya
Tapi tuan presiden tetap begitubegitu saja
Mana tindakan nyata menjelang masa akhir berkuasa?
Apa sudah mati rasa?
Atau hilang aka?
Maaf, tuan presiden, saya cuma bercanda...
Canda inilah yang kini menghibur saya selama 24 jam,
selama seminggu, sebulan dan entah sampai kapan
disandera kabut asap kategori sangat berbahaya
Tak bisa ke manamana
Kota lengang, bersuhu sampai 36 derajad celsius badan bagai
terpanggang
Lemas dibuatnya
Para balita di pangkuan bundanya mengerang sejadijadinya
Tak ada air susu ibu yang bisa menenangkannya
Tak ada susu bantu yang melelapkan boboknya
Tak ada makanan yang mengenyangkan perutnya
Kecuali kabut asap, tuan presiden
Dumai, 13-14 maret 2014
*Yurnaldi (L/48), rang solok, atau lengkapnya Yurnaldi Paduka Raja, adalah
penyair yang juga wartawan dengan kompetensi wartawan utama. Mantan wartawan
Kompas ini, sekarang pemimpin redaksi harian Riau Hari Ini. Telah menulis banyak buku, terakhir buku seri jurnalistik wartawan hebat; “Jurnalisme
Kompas” (2013) dan “Jawara Menulis Artikel” (2013). Akan terbit “Jurnalisme
Seni-Budaya”.
. * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout. |
- [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untuk tuan presid... nal naldi
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untuk tu... rahyussalim
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untuk tu... elthaf03
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untu... Maturidi Donsan
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untu... tasrilmoeis
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untuk tu... Hanifah Damanhuri
- Re: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja untu... Zaid Dunil
- RE: [R@ntau-Net] surat terbuka paduka raja ... Tasrilmoeis