Tuapejat, Padek—Kasus dugaan penjualan empat orang warga Desa Madobak,
Kecamatan Siberut Selatan ke Brunei Darussalam, disikapi serius oleh Bupati
Mentawai Yudas Sabaggalet dengan membentuk tim khusus.
diduga menjadi korban perdagangan manusia ke Brunei Darussalam.
”Sore ini (kemarin, red), kita akan buat tim khusus untuk menangani kasus
ini. Kita akan telusuri dan jemput mereka hingga ke Brunei Darussalam,”
tegas Yudas kepada Padang Ekspres, kemarin, (2/5).

Yudas menjelaskan, berdasarkan informasi yang didapatnya, empat TKI dari
Mentawai tersebut sekarang masih berada di Brunei Darussalam. ”Dua di
antara mereka, sudah melarikan diri dari rumah majikannya,” ungkapnya.

Berdasarkan fotokopi visa di pihak keluarga, masa berlakunya hingga 5 April
2014. Secara prosedur, lanjut Yudas, masa tinggal di negara itu sudah habis
karena izinnya sudah kedaluwarsa. Mereka menjadi TKI melalui calo, karena
tidak mengerti prosedur menjadi TKI. “Meski begitu, mereka adalah
masyarakat Mentawai, mereka juga adalah warga Negara Indonesia yang patut
dilindungi oleh negara,” ucapnya.

Oleh karena itu, tambah Yudas, hal itu bukan saja menjadi permasalahan
daerah atau masyarakat saja, tapi sudah menjadi persoalan nasional atau
negara. Makanya, hal itu juga menjadi penanganan serius bagi pemerintah.
“Kita sudah berkoordinasi melalui Kementerian Luar Negeri dan pihak Kedubes
RI di Brunei Darussalam untuk penanganan lebih lanjut,” ucapnya.

Di sisi lain, Yudas juga mengapresiasi dan merasa bangga dengan adanya
upaya dua orang warganya yang melarikan diri dari tempat majikannya di
Brunei Darussalam. ”Ini menunjukkan adanya upaya dan tidak mau menerima
begitu saja perlakuan semena-mena dari orang lain,” tambahnya.

Dia juga berharap ke depan, hal serupa tidak terulang lagi. Dia mengakui,
bahwa kejadian tersebut, karena kurangnya pengetahuan atau pendidikan yang
dimiliki masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai. Apalagi, kata dia, di
daerah-daerah pedalaman, yang minim pengetahuan. “Kalau tidak paham hal-hal
seperti ini (prosedur menjadi TKI), tanyakan kepada orang-orang yang lebih
tahu, kepala dusun, desa, atau pun camat tempat kita berada. Jangan mudah
begitu saja percaya dengan orang lain,” ingatnya.

Sebelumnya diberitakan, empat warga asal Dusun Kulukubuk, Desa Madobag,
Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, yang hilang sejak
awal Januari 2014 diduga menjadi korban perdagangan manusia (human
trafficking) di Brunei Darussalam.

Keempat warga tersebut adalah, Marsiti Sapojai, 39, Lidya Samaranggure, 37,
Susakkerei, dan seorang lagi masih belum diketahui identitasnya. Hal itu
disampaikan Paulus Sapailoat, kakak Marsiti Sapojai saat melaporkan
hilangnya keluarganya tersebut ke kantor DPRD Sumbar, di kota Padang, Kamis
(1/5). ”Mereka ada empat orang, dan kabar terakhir yang saya peroleh mereka
sekarang berada di Brunei Darussalam,” sebutnya.

Ia menjelaskan saudara perempuan dari istrinya tersebut sudah pergi
meninggalkan kampung halamannya sejak awal Januari 2014. Sebelumnya,
seorang pria meminta dirinya mencari perempuan yang bersedia menjadi
pembantu rumah tangga di luar negeri.
“Saya menawarkan itu kepada si Marsiti, dan ia bersedia. Kemudian kami
bertemu Datuak untuk mengurus paspor. Tetapi si Datuak mengatakan agar dia
saja yang mengurusnya, sedangkan kami tinggal terima beres, tanpa harus
membayar,” jelasnya mengulang perkataan calo yang disebutnya bernama Datuak.

Pada akhir Januari 2014, Datuak kembali lagi menemui mereka dan langsung
membawa Marsiti setelah membawa fotokopi paspor yang telah diurus. Akan
tetapi, Paulus tidak sempat bertemu dengan Marsiti maupun Datuak. Saat
Marsiti dihubungi melalui telepon genggamnya, dapat kabar kalau ia sudah
berada diJakarta. ”Setelah itu, kami tidak bisa lagi komunikasi. Karena itu
lah kami meminta bantuan kepada DPRD,” katanya. (cr1)

[ Red/Administrator ] Padang Ekspres • Sabtu, 03/05/2014 11:00 WIB • Redaksi
http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=50827

-- 



*Wassalam*



*Nofend St. Mudo37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok
SelatanTweet: @nofend <http://twitter.com/#!/@nofend> | YM: rankmarola *

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke