Assalamualaikum!

Dunsanak sapalanta nan dimuliakan!

Iko sangenek utk dukunyah-kunyah....

_____________________________________


::::::::::::::: " PERDJOEANGAN KITA BELOEM SELESAI " :::::::::::::::

@..INTERVENSI AMERIKA DALAM PERGOLAKAN POLITIK INDONESIA..@

Ada pertanyaan kenapa sipil selalu 'dikerjai' militer dalam setiap pergolakan 
sosial politik. Sebenarnya anggapan atau penilaian tentang sipil yang selalu 
'dikerjai' militer itu kurang tepat.. ada sesuatu atau latar belakangnya.

Sesuatu atau latar belakang itu, kita sering sebut dengan "intervensi" barat 
atau AS yang merupakan sebuah kekuatan politik dominan di dunia. Intervensi 
barat/AS itu bisa dalam bentuk intervensi langsung yaitu AS secara aktif dan 
terbuka memainkan peranannya dalam sebuah negara. Bisa juga AS memainkan 
perannya melalui lembaga internasional seperti PBB. Atau AS memainkan peran 
sebagai dalang dibelakang layar. Peran AS yang selalu ikut campur dalam urusan 
rumah tangga negara lain ini merupakan "kebiasaan" atau tradisi yang selalu 
diperankan oleh AS. AS "selalu merasa terpanggil" jika ada situasi politik 
suatu negara yang khaos/chaos, terjadi pergolakan, pergantian /transisi regim 
secara inkonstitusional, kudeta, perang saudara, konflik militer, pelanggaran 
HAM masif dan massal dan seterusnya disuatu negara. Konstitusi AS "mewajibkan" 
pemerintahnya untuk menjadi polisi dunia dan penegak keadilan, HAM dan 
demokrasi di seluruh dunia. "Kewajiban" dan tanggungjawab itu akan semakin 
besar jika AS menilai ada kepentingan AS dan sekutu-sekutunya yang terganggu 
atau terancam.

Berdasarkan konstitusi dan kepentingannya itulah (sosial, politik, ekonomi dan 
militer), AS akan melakukan intervensi terhadap suatu negara Standard operating 
procedure (SOP) intervensi AS sesuai mandat konstitusi sudah baku. Ada 
kriteria-kriteria dan prasyarat-prasyarat tertentu untuk masing-masing jenis 
atau tingkatan intervensi. SOP pertama tentu saja melalui mekanisme PBB. Modus 
ini dipakai utamanya jika negara yang sedang bergolak merupakan negara yang 
memiliki aliansi atau afiliasi politik atau militer dengan kekuatan politik 
lain selain AS. Misalnya negara tersebut merupakan anggota NATO, MEE, 
commonwealth, Liga Arab, uni afrika, dst. AS tidak bisa langsung masuk 
intervensi ke negara tersebeut untuk beraksi. Hal ini selain disebabkan 
khawatir intervensinya akan menyebabkan "kemarahan" pihak lain, mencegah 
eskalasi konflik yang meluas, juga menghindarkan AS dari kecaman dari 
pihak-pihK lain yANg tidak suka dengan intervensi AS itu. Juga terkait dengan 
biaya "perang/intervensi" yang akan ditanggung. AS tentu saja tidak mampu untuk 
menanggung beban biaya sendiri dalam menyelesaikan setiap konflik/pergolakan 
politik.

http://centurionline.blogspot.com/2012/12/intervensi-amerika-dalam-pergolakan.html

Sejarah membuktikan bahwa AS menglami kebangkrutan ekonomi dan utang yang luar 
biasa besar agar "intervensi militer" secara langsung ke Irak dan Afghanistan. 
Oleh sebab itu, intervensi AS ke negara-negara bergolak, harus dilakukan secara 
cerdas dan disesuaikan dengan banyak faktor. Analisanya komprehensif.

Khusus untuk RI, AS sudah punya pola atau modus yang teruji keberhasilannya. 
Untuk RI, AS pasti menggunakan strategi intervensi tak langsung. Strategi 
intervensi tak langsung atau dikenal dengan nama Asymetric Warfare strategy. 
Operasi ini bukan dikomandoi oleh pentagon tetapi CIA atau Central Intellegent 
Agency adalah salah satu badan intelejen AS yang boleh beroperasi di seluruh 
dunia di luar AS.

Satu lagi badan intelelejen AS yang sangat besar dan berkuasa adalan NSA atau 
National Security Agency. NSA lebih besar dari CIA tapi fokusnya untuk menjaga 
keamanan negara AS dari ancaman musuh atau kekuatan asing. Beda dengan CIA yang 
fokusnya untuk menjalankan kepentingan AS diluar. Kembali ke Asymetric Warfare 
Strategy (AWS) yang dijalankan CIA. Modus AWS ini telah terbukti berhasil di RI 
saat G30S dan reformasi 98.

Saat itu, AS melihat bahwa di RI sedang terjadi pergolakan politik yang 
berpotensi menjatuhkan regim yang berkuasa dan munculnya regim baru. Sebelum AS 
intervensi, akan ada analisa dulu terkait degan posisi regim berkuasa dan 
posisi regim yang berpotensi untuk menggantikannya. Tentu saja semua terkait 
dengan kepentingan AS. Mana yang lebih menguntungkan AS. Ikut membantu jatuhkan 
regim atau mempertahankannya.

Jika regim yang akan tumbang adalah sekutu AS, maka regim yang menggantikannya 
harus juga merupakan sekutu AS. Jika regim pengganti tidak sejalan dengan 
kepentingan AS, maka operasi AWS akan diperluas dgn membelokan "regim" yang 
akan berkuasa. AS akan mencari "tokoh" lain didalam pihak oposisi yang bisa 
"diorbitkan" untuk menyaingi "tokoh" oposisi terkuat yang dinilai tidak 
sejalan. Tokoh terkuat itu nantinya perlahan-lahan akan "dihabisi" baik secara 
langsung (dibunuh/ terbunuh) atau secara tidak langsung dengan menggerogoti 
legitimasi moral dan politiknya.

Hal ini terjadi pada di RI saat reformasi 98. Suharto yang merupakan sekutu 
terdekat AS di Asia Tenggara dinilai bakal jatuh. Sebenarnya AS punya kemampuan 
untuk mempertahankan Suharto. Tetapi, AS menilai Suharto bukan lagi "asset" 
yang layak dipertahankan. Suharto saat itu sudah terlalu dekat dengan kelompok 
Islam. AS menilai kedekatan dan hubungan Suharto dengan Islam sudah sangat 
dalam dan dapat membahayakan. Maka AS mengambil sikap untuk menyingkirkan 
Suharto dan mempercepat kejatuhannya. AS sangat paham bahwa kekuatan utama 
Suharto adalah ABRI. Menjatuhkan Suharto harus terlebih dahulu menghancurkan 
ABRI utamanya TNI AD. AS juga paham bahwa kekuatan inti TNI AD ada pada 
Kopassus.

Kopassus yang pada saat itu dikuasai oleh Prabowo Subianto yang juga menantu 
Suharto. Sebab itu AS pertama-tama melalui AWS akan hancurkan kopassus. 
Kesempatan AS menghancurkan Suharto qq. TNI AD qq Kopassus mendapatkan momentum 
yang tepat karena isu HAM terkait penculikan aktivis-aktivis kiri.

Saat itu tokoh-tokoh reformasi juga mengusung isu penegakan HAM melalui 
tuntutan proses hukum dan keadilan terhadap para pelakunya. Kita mengetahui 
bahwa yang menjadi sasaran tuntutan publik pada saat itu adalah Suharto cq. 
Kopassus cq. Prabowo cq. Ti, mawar sebagai pelaku. Meskipun faktanya adalah 
penculikan dan pembunuhan para aktivis radikal kiri itu sebenarnya policy tak 
resmi regim Suharto. TNI terlibat.

Namun, kepentingan AS dan operasi AWS CIA di RI tidak semata-mata hanya 
hancurkan Suharto tetapi juga TNI dan Prabowo. CIA tidak menghendaki Prabowo 
muncul ke permukaan dan menggantikan kedudukan Suharto. AS dan CIA sudah 
mengetahui persis orientasi politik Prabowo. Kedekatan dan hubungan mesra Islam 
dengan Suharto sejak era awal 90an dirintis dan pelopori oleh Prabowo sebagai 
menantu Suharto.

Prabowo yang berasal dari keluarga sekuler, bapak kejawen, ibu katolik, lebih 
memilih mendukung kelompok Islam utk mengimbangi kekuatan dan pengaruh LB 
Murdani yang menjadi rivalnya di tubuh TNI. Melalui seorang tokoh spritual 
islam, Prabowo berhasil mendekati ibu Tien suharto dan Suharto sendiri. Berkat 
bantuan Prabowo dan tokoh spiritual Islam itu Suharto dan Tien Suharto menjadi 
Islam. Hubungan yang mesra antara Suharto dan kelompok Islam menjadi pintu 
masuk untuk kekuasaan yang lebih besar bagi Habibie melalui ICMI nya. Sedangkan 
Prabowo sukses mendudukan jendral-jendral kelompok Islam dalam berbagai posisi 
strategis di tubuh TNI. Kekuasaan Prabowo berhenti membesar ketika Tien Suharto 
meninggal. Akses Prabowo ke suharto dihalang-halangi Tutut Suharto yang 
terpengaruh agenda Hartono cs. Singkatnya, Prabowo pada saat itu mendapatkan 
labeling pro Islam oleh AS dan CIA. Posisi Prabowo dinilai sama dengan posisi 
Suharto.

Sebab itu, ketika terjadi isu dan propaganda bahwa Prabowo berada dibalik 
kerusuhan Mei dan akan kudeta regim Habibie, Habibie yang naif secara politik 
langsung percaya dan tidak memberikan Prabowo akses atau kesempatan untuk 
mengklarifikasi. AH Nasution yang mencoba beri bantuan penjelasan kepada 
Habibie dan memberi dukungan penuh kepada Prabowo pun tidak dapat mempengaruhi 
sikap Habibie yang memang sudah "diracuni" oleh Wiranto cs & tokoh-tokoh 
politik yang cenderung "oposan" dengan Prabowo. Juga adanya alergi politik 
terhadap segala sesuatu yang berbau cendana.

Amin Rais sebagai pemimpin gerakan reformasi sebenarnya paham betul terhadap 
posisi Prabowo. Tapi Amin gamang tentukan sikap. Dia tak mau konfrontasi 
langsung denganWwiranto untuk menghindarkan front pertempuran yang terlalu 
lebar yang sulit dia kontrol nantinya. Amin main dua kaki.

Singkatnya, melalui asymetric warfare strategy, CIA atau AS berhasil 
menjatuhkan Suharto, menghancurkan Prabowo dan mendelegetimasi Amien. AS 
melalui CIA dan AWS nya berhasil juga mendudukan SBY sebagai presiden RI. 
Tokoh-tokoh yang kurang sejalan dengan AS tak akan direstui berkuasa.

AWS itu sendiri adalah bentuk intervensi AS ke negara-negara tertentu seperti 
RI dengan cara memanfaatkan, menunggangi dan memanipulasi kekuatan-kekuatan 
formal dan informal di Indonesia agar menjalankan agenda dan misi politiknya 
secara sadar dan sengaja ataupun secara tidak sadar. Infrastruktur politik 
seperti partai, ormas, kelompok profesi, ulama, kelompok penekan, kelompok 
kepentingan, pers/media, LSM, mahasiswa dst secara halus dan tidak disadari, 
CIA membuat opini, isu, penggalangan massa dan operasi gerakan tanpa disadari 
oleh para tokoh atau pelaku.

CIA melalui AWS ini membanjiri publik dengan hujan informasi-informasi yang 
campur aduk. Info benar, info salah dan info titipan sesuai dengan agenda AS 
secara tidak langsung CIA juga mendekati para tokoh-tokoh utama melalui 
tangan-tangan mereka disini. Tangan-tangan mereka bisa merupakan orang per 
orang. Lembaga-lembaga seperti, media, LSM, kedubes-kedubes dan 
diplomat-diplomat yang sengaja menjalankan agenda CIA tersebut. Dengan kepungan 
informasi dan penciptaan opini tersebut.

Para tokoh utama gerakan secara tidak sadar atau secara terpaksa ikut 
menjalankan agenda CIA. Rakyat pun terkecoh. Kunci dari AWS ini adalah 
penguasaan informasi dan pembentukan opini. Opini itu sendiri pengertiannya 
adalah pendapat atau persepsi publik thdp suatu isu. Tidak ada kekuatan lain 
yang dapat menglahkan opini kecuali kekuatan militer. Sedangkan kekuatan 
militer pada sistem demokrasi tidak diperkenankan atau diharamkan. Tindakan 
militer/ aksi polisionil yang represif malah akan menimbulkan masalah baru 
/kontraproduktif. Sebab itu, masyarakat/ publik harus diperkuat dalam skema 
pemberdayaan masayarakay sipil atau madani sehingga mampu skeptis terhadap 
opini.

Nah, kembali ke intervensi AS. Saat ini AS tidak melihat adanya urgensi dan 
kebutuhan untuk ikut campur/intervensi dalam politik domestik RI, regim SBY 
adalah regim sekutu AS. SBY sendiri sangat patuh dan selalu jaga kepentingan AS 
di Indonesia. Bahkan SBY akui AS sebagai negara keduanya. Oleh sebab itu, 
jangan bermimpi AS akan ikut mendorong kejatuhan SBY meskipun misalnya rakyat 
sudah sangat tidak puas atau kecewa pada SBY.

Gerakan-gerakan yang berkembang dimasyarakat sekarang ini murni dari kekuatan 
lokal dan akan sulit untuk menjatuhkan SBY meskipun ada isu BBM sebagai pintu 
Trigger atau pemicu eskalasi gerakan demo juga seperti jatuhnya korban dari 
pihak demonstran juga akan sulit, krn SBY sudah perintahkan kepada aparat agar 
menghadang gerakan demonstrasi tanpa senjata dan peluru.
Sekian, terima kasih.

AMERIKA SERIKAT GERAH PRABOWO MUNCUL DI PILPRES INDONESIA..@

http://www.tribunnews.com/internasional/2014/05/21/amerika-serikat-gerah-prabowo-muncul-di-pilpres-indonesia

@...JIKA PRABOWO PRESIDEN .. KENAPA AMERIKA YG GELISAH...@

http://politik.kompasiana.com/2014/04/04/haruskah-kita-pilih-prabowo-saja-645631.html

@..APA PUN ALASAN KALIAN...KAMI MENOLAK CAMPUR TANGAN PENJAJAH UTK MENGURUS 
NEGRI INI...!!! ..KONSPIRASI LICIK AKAN MEREKA LAKUKAN UTK MENGUASAI KEKAYAAN 
YG TERKANDUNG DI PERUT IBU PERTIWI INI..." NO FREE LUNCH "....TETAP WASPADA & 
BERSIAP SIAGA LAH..!!!...@

@...TUJUH NEGARA ASING DI BELAKANG MEGA & JOKOWI...@

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=650972261638941&set=pb.100001785186023.-2207520000.1400688963.&type=3&src=https%3A%2F%2Ffbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net%2Fhphotos-ak-prn1%2Ft31.0-8%2F10255162_650972261638941_3289425067987779029_o.jpg&smallsrc=https%3A%2F%2Ffbcdn-sphotos-d-a.akamaihd.net%2Fhphotos-ak-prn2%2Ft1.0-9%2F1378870_650972261638941_3289425067987779029_n.jpg&size=1024%2C768

--------------------------------------------------------









Pintas Tangkas

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke