Kanda Akmal n.a.h,

Setiyardi - mantan wartawan Tempo yang mengelola tabloid "Obor Rakyat".
Mungkin kanda Akmal kok lai kenal atau punyo catatan atau membantah aritkel
dibawah ko?

Tarimo kasih

https://id.berita.yahoo.com/darmawan-setyardi-komisaris-ptpn-xiii-pengelola-obor-rakyat-070000391.html
Darmawan: Setyardi, Komisaris PTPN XIII, Pengelola "Obor Rakyat"*MERDEKA.COM
<http://MERDEKA.COM>.* Tak tahan menanggung beban dihujat sendirian,
kolomnis portal berita inilah.com, Darmawan Sepriyossa akhirnya angkat
bicara. Pria yang selama ini dituding berada di balik terbitnya kampanye
hitam lewat Tabloid Obor Rakyat mengungkap pelaku sebenarnya. Sang pelaku
adalah Setiyardi, salah satu Komisaris PTPN XIII. Dan bukan kebetulan jika
Setiyardi adalah kawan dekat Darmawan. Mereka sama-sama bekas jurnalis di
Majalah TEMPO.


Dalam testimoninya di inilah.com, Darmawan berkisah.

Suatu hari di akhir April 2014, setelah Pemilihan Legislatif 2014 yang
memunculkan PDI Perjuangan sebagai pemenang ia ditelepon Setiyardi. "Dia
bilang, sedang coba-coba membuat tabloid politik, dan meminta saya
mencarikan pengamat politik yang bisa menuliskan artikel," tulis Darmawan.

Untuk setiap artikel pendek itu, Darmawan meminta honor Rp 2 juta yang
harus dibayar dua hari setelah tulisan diterima. Darmawan kemudian
menghubungi penulis yang juga dosen ilmu komunikasi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, Gun Gun Heryanto. Gun Gun inilah yang
belakangan berang setelah tahu tulisannya muncul di Tabloid Obor Rakyat.

Lihat pengakuan Darmawan di sini : (Link:
http://nasional.inilah.com/read/detail/2109274/tentang-obor-rakyat-dan-saya#.U5qNAPl_tVm
)

Dua hari kemudian, Darmawan dan Setiyardi bertemu di sebuah rumah makan.
Mereka berdiskusi dalam sikap yang sama: cari cara untuk turut andil
menghambat naiknya Joko Widodo jadi presiden. Sebagai bekas jurnalis di
media ternama, Setiyardi telah datang dengan sebuah konsep: menerbitkan
tabloid, Tabloid Obor Rakyat.

Semula Darmawan kaget dengan kenyataan bahwa tabloid itu tak dikelola
sebuah tim kerja. "Waktu saya tanya soal tabloid itu, siapa saja
pengelolanya. Setiyardi mengatakan belum ada, hanya dirinya. Tentu saja
saya kaget. Meski bukan tidak mungkin, itu pekerjaan yang teramat sulit,"
kisah Darmawan.

Tapi Setiyardi sudah punya jalan keluarnya. "Kita ambil saja
tulisan-tulisan kritis yang berseliweran di Facebook, Twitter, kan banyak,"
kata Setiyardi, seperti ditulis Darmawan.

Menurut Setiyardi, tak semua orang punya akun di Facebook dan bahkan tidak
mengakses internet dalam kesehariannya. Untuk itulah dibutuhkan sebuah
media cetak untuk meneruskannya ke khalayak yang tak membaca laman-laman di
dunia maya. Darmawan terbujuk. Ia bersedia mengelola tabloid itu dengan
nama samaran, sementara Setiyardi memampangkan namanya di kotak redaksi,
tapi dengan nama panjang Setiyardi Budiono.

"Dia bahkan berkata akan menambahkan nama almarhum ayahnya dalam mashead,
menjadi Setiyardi Boediono," tulis Darmawan.

Nama Setyardi Budiono ini memang terpampang sebagai Pemimpin Redaksi Tablod
Obor Rakyat yang beredar di pesantren belakangan ini.

Darmawan juga sempat bertanya, dari mana dana pembuatannya. Setiyardi
menjawab dananya sendiri lebih dari cukup untuk membiayai penerbitan.
Darmawan percaya. Bukan sekali dua Setiyardi bikin media cetak. Pada
sekitar 2005-2005 lalu, misalnya, perusahaannya, Senapati Media, sempat
membuat majalah bulanan luks bernama 69+, yang dia bagikan gratis. Biaya
produksi dll semuanya ditutup oleh iklan.

Setiyardi sendiri di halaman Facebook-nya benar-benar lantang memuja
Prabowo dan menghujat Joko Widodo. Dalam banyak status, ia mendorong
Kejaksaan Agung untuk menyatakan Joko Widodo sebagai tersangka dalam kasus
Trans Jakarta. Pada Rabu 11 Juni lalu, ia menulis status ini: "Ya Allah,
jangan biarkan pemerintah kami dikuasai orang-orang PDI Perjuangan.... "

Beberapa kali pula Setiyardi menyatakan kemarahannya akan informasi bahwa
PDI Perjuangan mengajukan mayoritas calon anggota legislatif non-muslim.

Lalu siapa Setiyardi? Lelaki asal Lampung ini lulusan STT Telkom Bandung.
Ia berpindah jalur jadi wartawan Majalah TEMPO sejak majalah berita itu
terbit kembali pasca bredel tahun 1998. Sebuah skandal keuangan kecil
membuat ia diminta keluar dari majalah tersebut.

Pada saat Pilkada DKI tahun 2012, Setiyardi aktif sebagai anggota tim media
di tim sukses Fauzi Bowo yang kemudian dikalahkan oleh Joko Widodo.

Kendati kalah, Setiyardi telah punya cantolan hidup langsung di pusat
kekuasaan: Andi Arief, staf khusus Presiden RI bidang bencana. Setiyardi
adalah kawan sekampung Andi Arief, sama-sama dari Lampung. Tapi entah
bagaimana prosesnya, Setiyardi kemudian jadi asisten Velix Wanggai, staf
khusus Presiden RI bidang otonomi daerah.

Tahun 2013, Setiyardi diangkat menjadi Komisaris PT. Perkebunan Nasional
XIII -- sebuah BUMN perkebunan yang mengelola perkebunan dan pabrik
pengolahan kelapa sawit dan karet di Pulau Kalimantan. Ayah tiga anak ini
kini bermukim di Komplek PWI di kawasan Cipinang, Jakarta Timur.

Bagaimana pun, pengakuan Darmawan dan juga bukti keterlibatan Setiyardi
masih menyisakan pertanyaan: siapa penyandang dana penerbitan tabloid
kampanye hitam yang menyebar masif itu? Untuk itu kita menunggu investigasi
penegak hukum. (skj)
-- 
Wassalam,
JG
37th, Jkt

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke