Setelah berjalan jauh empat jam lima puluh menit lama nya, dengan semangat tinggi, bagaikan pejuang empat puluh lima, melintasi hembusan kencang badai gurun yang berkecepatan empat puluh lima kilometer per jam. Saat tengah hari lewat empat puluh lima menit dibawah terik mentari musim panas bersuhu empat puluh lima derajat celcius Istirahat sejenak, berteduh dibawah kerimbunan empat puluh lima ranting pohon kering berdaun rimbun yang tingginya empat setengah meter, yang tumbuh sebatang kara di tengah gurun pasir datar membentang ini Di tengah gurun pasir panas membara, pohon teduh ini menjadi tempat beristirahat di tengah perjalanan panjang. Jadi teringat kata pepatah jawa, “urip iku mung mampir ngombe”, hidup ini hanya bagaikan istirahat mampir minum sejenak, Begitulah pula tempat istirahat ini, bagaikan tempat berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan panjang, menelusuri sisa setengah jalan kehidupan Dalam pertandingan sepakbola empat puluh lima menit adalah batas waktu babak pertama,saatnya beristirahat, namun hanya sementara saja karena setelahnya pertandingan masih akan berlanjut ke babak selanjutnya. Begitu pula halnya saat berteduh di bawah pohon ini, bukan untuk selamanya, kita tidak tinggal lama, membuat rumah di bawah pohon ini, disini hanya untuk sementara waktu, perjalanan masih harus berlanjut. Bila di analogikan dengan perjalanan kehidupan, tempat ini adalah tempat beristirahat sejenak, sebelum melanjutkan sisa perjalanan kehidupan. Dalam perjalanan panjang kehidupan, suatu waktu kita perlu istirahat, perlu merenung sejenak, melihat diri sendiri mengambil pelajaran dari lika liku perjalanan di belakang dan menatap jalanan ke depan dengan penuh perencanaan. Dalam perjalanan panjang kita perlu memiliki perbekalan yang cukup, semisal dalama perjalanan di gurun pasir ini, haruslah cukup makanan dan minuman, bila tidak orang bisa mati kelaparan di tengah perjalanan melintas gurun luas ini, begitu pula lah halnya dalam perjalanan kehidupan kita perlu bekal juga. Dalam kitab Nashoihul Ibad yang pernah saya pelajari di pesantren dulu, ada diceritakan mengenai nasihat pesiapan dalam menempuh perjalanan jauh. “Perbaharuilah perahumu karena lautan itu sangatlah dalam, ambilah perbekalan secara sempurna (banyak) karena perjalanan itu sangatlah jauh, dan kurangilah beban bawaanmu karena tanjakan itu bagaikan gunung, dan ikhlaskanlah amal karena Dzat yang menilai baik dan buruk Maha Melihat “. Nasihat tersebut bila di analogikan dalam perjalanan kehidupan, kita perlu membawa bekal yg cukup, berupa ilmu, amal & ibadah. Rasulullah SAW bersabda, “Hidup ini hanyalah selintas saja, seperti seorang yang berjalan kemudian berteduh di bawah pohon rindang kemudian berjalan lagi”. ( Hadits Riwayat Shahih Bukhari) Dan pengembara yang sedang melakukan perjalanan yang panjang, perlu membawa bekal untuk kehidupan hari ini di dunia dan terlebih lagi, bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa. (QS. Al Baqarah, 2 : 197) Memandang jauh ke depan, gurun pasir datar luas membentang, bagai tak berbatas, Nun jauh di batas cakrawala sana, ujung gurun pasir bertepikan kaki langit biru, hamparan gurun pasir pun ada ujung nya. Begitu lah pula kehidupan ini, sejauh apapun perjalanan hidup, selama apa pun kita di dunia ini, tetap akan ada ujungnya juga, tiap manusia akan mati juga kelak. Kematian adalah pasti, yang penting bagi manusia sebenarnya ialah apa yang telah dilakukan, apa yg telah dihasilkan nya dalam perjalanan panjang tersebut, amal kebaikan apa yang telah diperbuat dalam kehidupan ini, dan apa yg dipersiapkanya untuk lanjutan perjalanan hidup selanjutnya setelah kematian, kehidupan di Akhirat kelak. Orang yang paling cerdas ialah orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati”. (Hadits nabi riwayat. Ibnu Majah) Renungan dari gurun pasir gayathi, Abu Dhabi, UAE Gurindam empat puluh lima Gurindam empat puluh lima Setelah berjalan jauh empat jam lima puluh menit lama nya, dengan semangat tinggi, bagaikan pejuang empat puluh lima, melintasi hembusan kencang badai gurun ya... View on wp.me Preview by Yahoo __._,_.___ ________________________________ __,_._,___ -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.