Buku Roman Soewardi Idris Jadi Dokumen Budaya
Senin, 18 Februari 2008 PADANG - Budayawan Sumbar Wisran Hadi menyatakan, dua roman karya Soewardi Idris, Perjalanan dalam Kelam dan Antologi Cerpen Pergolakan Daerah, Senarai Kisah Pemberontakan PRRI, diharapkan bisa menjadi dokumen budaya bagi masyarakat yang dilanda kepiluan atas tindakan politik pada tahun 1950-an. "Kendati masalah Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) tidak sepopuler persoalan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) dan pengkhianatan PKI pada 30 September, pergolakan PRRI merupakan satu representasi politik rakyat Sumbar untuk memperkuat kesatuan bangsa," kata Wisran Hadi, seperti dikutip Antara di Padang, Sabtu. Dua roman karya Soewardi Idris yang baru diluncurkan itu ialah Perjalanan dalam Kelam setebal 276 halaman dan buku keduanya, yakni Antologi Cerpen Pergolakan Daerah, Senarai Kisah Pemberontakan PRRI, setebal 313 halaman. Menurut Wisran, perjuangan PRRI merupakan satu momentum besar walaupun dalam pandangan skeptis yang kemudian dianggap sebagai pemberontak. "Kita perlu mencoba menyimpulkan bahwa pergolakan itu merupakan satu peristiwa tragedi kemanusiaan yang besar sepanjang sejarah Sumbar," katanya. Lalu, apakah para tokoh dalam PRRI itu, katanya lagi, tidak dapat dianggap sebagai tokoh Sumbar yang perlu diberi penghormatan yang wajar? Ia menyatakan tidak seharusnya kita bungkam dan memalingkan muka terhadap para tokoh PRRI itu, yang mencoba memberikan alternatif politik dalam sebuah negara demokratis yang mulai bergerak menuju otoriter. Kendati Soewardi Idris tidak mengusulkan siapa pemenang dalam perang PRRI (saudara) itu, ia pun tidak mengusulkan siapa yang harus dijadikan pahlawan dari pergolakan tersebut. "Soewardi Idris telah meninggalkan catatan-catatan kemanusiaan yang berharga untuk dicermati, untuk tidak mengulangi kesalahan bahwa kondisi Indonesia saat ini hampir tidak ada bedanya pada pratimbulnya PRRI 50 tahun yang lalu," katanya pesimistis. Cerpen-cerpen Soewardi Idris, katanya, adalah cerpen yang bernapaskan Indonesia dan akan lebih terasa kental Minang-nya jika angle-nya lebih dipertajam.` "Karya Soewardi Idris, yang polos, jujur, dan sederhana dapat dirasakan bagaimana seorang Minang dalam konteks budayanya telah menyentak pikiran, kecerdasan, serta rasa humor menghadapi berbagai persoalan hidup," katanya. Buah karya Soewardi, tuturnya melanjutkan, bisa dijadikan dokumen budaya Minangkabau. (Antara/Ami Herman) <http://www.suarakarya-online.com/aboutus.html> _____ Copy Right ©2000 Suara Karya Online Powered by Hanoman-i <http://www.hanoman-i.com/> --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet. - Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting. - Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi. - Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku. =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---