REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Berdasarkan hasil hitung cepat sementara (quick
count) sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut satu Prabowo
Subianto-Hatta Rajasa menang telak di Sumatra Barat. Bahkan, Sumatra Barat
menjadi lumbung suara terbanyak dari provinsi lainnya yang dimenangkan
pasangan tersebut.

Pengamat politik dari Universitas Negeri Padang (UNP) Nora Eka Putri
menilai ada banyak faktor yang menyebabkan Prabowo-Hatta meraih suara
terbanyak di Sumatra Barat. Pertama, solidnya kerja tim sukses
partai-partai pendukung Koalisi Merah Putih yang mengusung Prabowo-Hatta.

"Jajaran tim sukses diisi oleh elite-elite penguasa. Mulai dari gubernur
hingga ke kepala daerah tingkat kabupaten/kota," kata Nora saat dihubungi
Republika, Senin (14/7).

Menurut Nora, hampir semua kepala-kepala daerah di Sumatra Barat berasal
dari partai pendukung koalisi merah putih seperti PKS, Golkar, dan Demokrat.

Sebaliknya, partai pendukung Jokowi-JK seperti PDIP dan PKB sudah sejak
lama tidak pernah mendapatkan suara yang banyak di Tanah Minang tersebut
baik dalam pemilu legislatif maupun presiden.

Kedua, lanjut Nora, warga Sumatra Barat adalah pemilih rasional yang sulit
tertipu oleh pencitraan yang dilakukan capres. Mereka memilih pemimpin itu
selain berdasarkan ketokohannya, juga berdasarkan kualitasnya.

"Jadi citra Jokowi yang dinilai sebagai pemimpin sederhana itu tak mempan
bagi warga Sumbar. Mereka memilih pemimpin berdasarkan visi, misi, dan
kinerjanya," ujar staf pengajar Ilmu Politik UNP tersebut.

Tayangan televisi yang menyiarkan secara langsun acara debat
capres-cawapres sangat membantu tingkat rasionalitas warga Sumatra Barat.
Mereka bisa menilai para kandidat itu berdasaekan visi dan misinya.

"Selain itu, katakanlah JK memiliki kedekatan dengan warga Sumatra Barat
karena istrinya berasal dari Kabupaten Tanah Datar, tapi kedekatan ini tak
berpengaruh. Karena pemilih di Sumatra Barat sangat rasional. Di kabupaten
tersebut saja JK kalah," tambah Nora.

Ketiga, psikologis warga Sumatra Barat yang budayanya terkenal religius.
Menurut Nora, pernyataan kubu Jokowi-JK yang akan menghapus perda bernuansa
syariah di setiap daerah jika menjadi presiden, kecuali Aceh, membuat
masyarakat Sumatra Barat berpikir panjang jika harus memilih Jokowi-JK.

Karena, kebanyakan tingkat pemerintahan daerah di Sumatra Barat menerapkan
perda syariah tersebut dan didukung oleh masyarakat. Karena, falsafah adat
Minangkabau di Sumatra Barat yakni "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi
Kitabullah", sangat diresapi oleh warga.

Keempat, faktor sejarah PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia)
dan Masyumi.  Menurut Nora, warga Sumatra Barat masih memiliki emosional
yang kuat jika mengingat hubungan antara PRRI dan pusat di masa lalu.

Di mana, Sumatra Barat yang pada waktu era Presiden Sukarno, menjadi basis
massa Masyumi mendukung PRRI. Sedangkan pada waktu itu Sukarno terkait erat
dengan penumpasan PRRI yang menjadi catatan kelam sejarah Sumbar.

"Bung Karno itu kan terkait dengan PNI dan pada akhirnya juga berkaitan
dengan PDIP sebagai partai pengusung utama Jokowi," kata Nora.

Apalagi, ayah Prabowo yakni Sumitro Djodjohadikusumo juga sebagai tokoh
pendukung PRRI pada waktu itu. Sehingga, hal ini sedikit banyaknya memiliki
pengaruh bagi pemilih di Sumatra Barat untuk mendukung Prabowo.

Seperti diketahui, Pasangan Prabowo-Hatta menang telak di Sumatera Barat
dalam pemilihan presiden (pilpres), Rabu (9/7). Versi real qount PKS, suara
Prabowo-Hatta 78,53 persen dan Jokowi-JK 21,47 persen. Sedangkan hitung
cepat (quick count) RRI,  Koalisi Merah Putih meraih kemenangan 78,06
persen. Persentase tertinggi kemenangan Prabowo-Hatta di Sumatera Barat.

Persentase kemenangan Koalisi Merah Putih itu tertingga diraih di Provinsi
Sumatra Barat (Sumbar) dengan torehan 78,06 persen. Adapun, kemenangan
Jokowi-JK tertinggi didapat di Sulawesi Barat *Sulbar) dengan koleksi 82,54
persen

Sementara itu Ketua Tim Kampanye Daerah Jokowi-JK Sumatra Barat Alex Indra
Lukman menyatakan, kalahanya pasangan Jokowi-JK di Sumatra Barat tidak
masalah.

"Memang untuk Sumatra Barat capres-cawapres kami kalah suara, tapi secara
nasional kami menang. Dan perlu diketahui bahwa pencoblosan yang dilakukan
masyarakat Sumbar pada siang tadi adalah pemilihan pilpres, bukan pilgub
atau pileg," katanya, Kamis (10/7).

m.republika.co.id/berita/pemilu/menuju-ri-1/14/07/14/n8okff-4-faktor-prabowohatta-menang-telak-di-tanah-minang

Wassalam dan terimakasih
dedi suryadi

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke