Situsnya pkspuyengan hehheh, nama A, 

Berarti hacker bisa merubah formulir c1 yg di tps yg masih manual. Hebat ya, yg 
direkap berjenjang dari tps, ppk, kpu kota/kab, propinsi dan pusat.
Terima lah sementara kekalahaan dan gugat lah ke mk, jika mk memutuskan ulang 
semua pun, yuk kita nyoblos lg

Ali
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-----Original Message-----
From: Ephi Lintau <ephi.lin...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Thu, 24 Jul 2014 16:25:18 
To: <rantaunet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] Hacker Beberkan "Kecurangan" Sistem IT KPU Menangkan
 Capres Tertentu

"Tidak ada sistem yang sempurna"

Yuhefizar aka Ephi Lintau

sumber : 
http://www.pkspiyungan.org/2014/07/hacker-beberkan-kecurangan-sistem-it.html

*Security Audit Sistem IT KPU Pilpres 2014*

Perkenalkan. Nama saya A. Tanpa nama belakang.

Saya lahir di Indonesia. Sebagai CEH, profesi saya konsultan keamanan 
jaringan komputer.

Baru tahun ini saya mengikuti berita-berita dan ikut memilih di Pemilu 
Presiden Indonesia.

Hari ini 23 Juli 2014. Saya membaca berbagai tulisan orang. Banyak yang 
bertanya: Apakah Pemilu Presiden 2014 berlangsung dengan jujur dan adil?

Saya mungkin punya jawabannya. Mungkin. Tulisan saya mungkin menjawab 
pertanyaan. Mungkin juga malah membuka banyak pertanyaan baru.

Namun sebelumnya mohon maaf. Saya bukan penulis. Mohon maaf jika bahasa 
saya kurang baik. Saya coba sampaikan dengan singkat dan efektif.

Tulisan ini saya tujukan untuk anda-anda yang penasaran.

Juga untuk calon presiden terpilih, pak Jokowi. Agar nanti sistem IT Pemilu 
2019  bisa lebih baik dari sekarang. Agar tidak ada lagi yang teriak curang.

Juga untuk calon presiden tidak terpilih, pak Prabowo. Karena anda pasti 
penasaran. Juga untuk presiden sekarang, pak SBY. Siapa tahu, bapak juga 
penasaran.

Juga untuk para perancang dan admin sistem IT Pemilu 2014: Raden Santoso, 
Nanang Indra, Utian Ayuba, Andy Nugroho, Yoga Dahirsa, Muhammad Hafidz dkk.

Tentunya juga untuk pada anggota KPU: Husni Kamil Malik, Ferry Kurnia 
Rizkiyansyah, Ida Budhiati, Sugit Pamungkas dkk.

Anggap saja ini sumbangan saya. Untuk bahan pelajaran bersama. Agar 
Indonesia lebih aman. Indonesia hebat. Indonesia bangkit.

 *7 April 2014*

Di 7 April 2014. Saya mengamati ada fenomena menarik.

Hacker dan cracker juga punya hak pilih. Punya hak berpolitik. Juga punya 
hak berkampanye mendukung nomor satu atau nomor dua.

Begitu besar semangat para hacker dan cracker dalam Pemilu Presiden 2014 
ini. Sebagian besar dukung nomor dua. Walau juga ada yang dukung nomor satu.

Ini kesimpulan saya setelah melihat begitu banyak iklan capres di Google 
dan YouTube. Iklan yang baik-baik saja. Juga iklan yang tidak baik-baik 
saja.

Padahal tidak boleh ada iklan capres di kedua situs ini. Google melarang 
iklan politik di Indonesia. Dalam bentuk apapun. Namun...

Mereka pasti menyadari kemampuan Google dalam menyaring dan memblokir iklan 
terbatas. Celah ini yang diekploitasi.

Ada juga yang begitu bersemangat, banyak situs orang diretas, diubah jadi 
halaman untuk promosi atau menjelekkan yang tidak didukungnya.

Mereka berusaha untuk mempengaruhi persepsi. Persepsi mempengaruhi hasil.

Usaha mereka membuat saya bertanya. Selain menyebarkan informasi untuk 
mempengaruhi presepsi, apa lagi yang bisa mereka lakukan?

Dapatkan hacker dan cracker simpatisan capres meretas sistem IT KPU? Dan 
mempengaruhi hasil secara langsung? Saya mencobanya.

 *Celah Keamanan # 1: Email Anggota KPU*

Untuk memahami bagaimana cara kerja sistem IT KPU saya perlu informasi dari 
dalam. Saya mulai dari mencari alamat email anggota-anggota KPU.

 
<http://1.bp.blogspot.com/-ln_QqMNasXA/U9BQjVB2SNI/AAAAAAAAvrY/wEEWIJcKFKQ/s1600/kpu1.jpg>


Saya menemukan dokumen ini semua alamat email komisioner KPU yang aktif 
digunakan ada di dokumen ini. Enam dari tujuh menggunakan email gratisan.

Saya jadi bertanya. Mengatur pemilu bukan pekerjaan main-main. Kenapa 
gunakan email gratisan yang mudah diretas? Apa mungkin disengaja?

Ferry Kurnia sepertinya adalah yang paling muda dari tujuh anggota KPU. 
Biasanya yang paling muda adalah yang paling terlibat untuk urusan IT.

Saya kirimkan satu email phishing ke Ferry. Tidak sampai dua jam, saya 
sudah bisa akses dan membaca semua email yang pernah diterima dan 
dikirimkan.

Apa yang saya temukan membuat saya bingung. Saya yakin para anggota KPU, 
dan para perancang sistem IT KPU bukan orang sembarangan.

Namun mereka seperti membuat semuanya begitu mudah untuk seorang yang punya 
niat seperti saya untuk masuk ke sistem IT KPU.

 *Celah Keamanan # 2: Berkirim Username dan Password di Email*

Hal pertama yang saya lakukan ketika membuka boks email salah satu anggota 
KPU adalah mencari kata "password".  Saya sungguh terkejut.

Saya langsung dapat password ke SILOG. Sistem Logistik.

 
<http://3.bp.blogspot.com/-iFbwIEeCEvI/U9BQzh65ofI/AAAAAAAAvrg/aHFU1EPDvIs/s1600/kpu2.jpg>


Saya juga dapat password ke Dropbox yang dipakai untuk simpan copy data 
pemilih seluruh Indonesia.

 
<http://2.bp.blogspot.com/-CNuSXCvveIA/U9BQ61r74nI/AAAAAAAAvro/fNldzyCLDYE/s1600/kpu3.jpg>


Dapat juga password ke sistem real count KPU. Ya. Ternyata KPU memiliki 
sistem real count yang entah mengapa tidak ditampilkan di websitenya 
sehingga publik harus menghitung sendiri seperti di website kawalpemilu.org.

 
<http://3.bp.blogspot.com/-rcuJoHP77CQ/U9BRFTv7N7I/AAAAAAAAvrw/LopfRmGi584/s1600/kpu4.jpg>


Dapat juga password untuk mengelola website KPU. Dapat juga password untuk 
SIDALIH, sistem data pemilih. Dapat juga password untuk banyak sistem 
lainnya.

Ini juga membuat saya bingung. Berbagai password dikirimkan begitu saja 
oleh admin melalui email. Apakah ingin memudahkan hacker untuk masuk sistem?

Catatan: Banyak password di screenshot ini masih digunakan... Jadinya saya 
hidden ya... Maaf kalau jadi penasaran.

 *Celah Keamanan # 3: Ada Google Docs Daftar Username dan Password*

Betapa terkejutnya saya. Email ini benar-benar di luar logika dan cara 
berpikir saya. Saya temukan satu email yang dikirimkan oleh admin sistem IT 
KPU kepada semua anggota KPU. Isinya GOOGLE DOCS dengan daftar semua 
password sistem IT KPU.

Saya jadi benar-benar curiga, para admin dan anggota KPU memang ingin 
memudahkan hacker dan cracker untuk masuk ke sistem IT KPU.

Apalagi...

 *Celah Keamanan # 4: Pola Password Mudah Ditebak*

Sebagai contoh, ini password SSH ke website KPU yang pernah digunakan: 
4dm1n80njol@w1w1k. Username: kpuadmin.

Password root shell/MySQL: m3rd3k41945!

Banyak password sistem IT KPU menggunakan pola yang sama. Apakah agar mudah 
diingat... Atau agar mudah diretas. Maaf jika saya berpikir yang 
tidak-tidak, karena saya dilatih untuk mencermati pola.

 *Celah Keamanan # 5: Semua Anggota KPU Bisa Edit Daftar Pemilih Sesuka 
Hati*

Ini adalah Sistem Data Pemilih (SIDALIH) KPU. Dengan sistem ini KPU 
mengatur nama-nama yang masuk ke Daftar Pemilih Sementara (DPS) dan Daftar 
Pemilih Tetap (DPT).

 
<http://3.bp.blogspot.com/-9dQs8sL7d1o/U9BRgaI4F0I/AAAAAAAAvr8/yPPiaF0eNfQ/s1600/kpu5.jpg>

 
<http://2.bp.blogspot.com/-mybo5dhuNyg/U9BRfmk8WVI/AAAAAAAAvr4/nPARBEWBVHE/s1600/kpu6.jpg>

Penambahan atau pengurangan nama-nama pemilih dapat dilakukan dari sistem 
ini. Ini krusial karena di Indonesia pemilih dapat memilih cukup berbekal 
undangan tanpa perlu KTP.

 
<http://1.bp.blogspot.com/-HGZ6sSjAsXE/U9BRxNXeu3I/AAAAAAAAvsI/7cVXerUfvJc/s1600/kpu7.jpg>

Saya orang awam. Namun jadi pertanyaan besar untuk saya. Jika mau aman: 
Kenapa semua anggota KPU bisa edit DPT sesuka hati? Kenapa akses yang 
diberikan oleh admin tidak hanya read only?

Keputusan hak edit ini, tentu saja keputusan disengaja, tidak mungkin 
kecelakaan, memberikan kewenangan sangat besar untuk setiap anggota KPU 
untuk bermain dengan jumlah pemilih. Mengurangi atau menambahkan.

Bisa saja jika ada anggota KPU yang komunikasi dengan tim sukses calon 
presiden tertentu, atau jika ada hacker atau cracker pendukung calon  
presiden tertentu yang masuk ke sistem seperti saya... Bisa saja 
menambahkan pemilih baru... atau mengurangi pemilih di daerah-daerah 
tertentu.

Mereka yang belum bisa memilih, bisa diberikan hak untuk memilih. Mereka 
yang diketahui akan memilih calon tertentu, bisa dicabut hak memilihnya... 
Dengan mudah. Sangat mudah.

Apalagi untuk setiap entri... Tidak ada info atau log secara terbuka, siapa 
yang terakhir melakukan edit apalagi edit history.

Celah yang membahagiakan... Bagi siapapun yang punya niat tidak baik.

 *Celah Keamanan # 6: Semua Anggota KPU Bisa Edit Jumlah Pengiriman Kertas 
Suara Sesuka Hati*

Sistem Logistik (SILOG) KPU. Dengan sistem ini KPU mengatur distribusi 
surat suara ke semua daerah / TPS. Penambahan atau pengurangan pengiriman 
kertas suara dapat dilakukan dari sistem ini.

 
<http://3.bp.blogspot.com/-mT6OJpkRzFk/U9BSFfZIhoI/AAAAAAAAvsU/7ZXybJ6vqn0/s1600/kpu8.jpg>

 
<http://1.bp.blogspot.com/-SY8gPyzYr0U/U9BSFJoI-pI/AAAAAAAAvsQ/mFmqrYCzimo/s1600/kpu9.jpg>

Pertanyaan saya mengenai SILOG ini sama dengan SIDALIH.

Saya orang awam. Namun jadi pertanyaan besar untuk saya. Jika mau aman: 
Kenapa semua anggota KPU bisa edit logistik pemilu seperti kertas suara 
sesuka hati? Kenapa akses yang diberikan oleh admin tidak hanya read only?

Maaf kalau ini seperti mengulang. Keputusan ini, tentu saja keputusan 
disengaja, tidak mungkin kecelakaan, memberikan kewenangan sangat besar 
untuk setiap anggota KPU untuk bermain dengan jumlah kertas suara.

Bisa saja jika ada anggota KPU yang komunikasi dengan tim sukses calon 
presiden tertentu, atau jika ada hacker atau cracker pendukung calon  
presiden tertentu yang masuk ke sistem seperti saya... Bisa saja 
mengirimkan kertas suara lebih ke daerah-daerah tertentu. Sangat mudah.

Apalagi seperti di SIDALIH... Untuk setiap entri... Tidak ada info atau log 
secara terbuka, siapa yang terakhir melakukan edit apalagi edit history.

*Apresiasi: Sistem Scan Formulir C1*

 
<http://1.bp.blogspot.com/-qcrfSdzoE_I/U9BSRgKR--I/AAAAAAAAvsg/ii-XWvArtiI/s1600/kpu10.jpg>

Dalam membuat tulisan ini, saya merasa saya harus adil. Jika ada celah 
keamanan, saya sampaikan. Jika ada best practice yang dilakukan, saya 
apresiasi.

Sistem scan formulir C1 yang dibuat oleh tim KPU menurut saya sangat bagus. 
Antarmuka aplikasi didesain sederhana, tidak banyak isian. Ini pastinya 
membantu meningkatkan penggunaan sistem.

Presentasi C1 di web pilpres2014.kpu.go.id juga bagus. Sederhana dan mudah 
digunakan oleh siapapun.

Pengelolaan C1 ini membuat persepsi kalau pemilu berlangsung dengan jujur 
dan adil. Hampir tidak mungkin mempengaruhi hasil pemilu jika scan C1 sudah 
terkumpul semua di server KPU.

Namun saya punya pertanyaan. Pertanyaan cukup besar. Admin membuat aplikasi 
real count, khusus untuk pada anggota KPU di alamat 
http://103.21.228.33/internal - kenapa data ini tidak dibuka ke publik?

Kenapa memaksa publik untuk melakukan gotong royong entri data dari ratusan 
ribu formulir C1? Padahal real count nya sudah ada...

Sekedar pertanyaan selewat saja. Mungkin ada penilaian sendiri...

 *Kesimpulan*

Kembali ke pertanyaan awal: Apakah Pemilu Presiden 2014 berlangsung dengan 
jujur dan adil?

Saya tidak tahu. Terlalu banyak daerah, terlalu banyak TPS, terlalu banyak 
nama pemilih untuk dapat mengetahui permainan dengan SILOG atau SIDALIH.

Namun dua hal yang pasti: 

Pertama: Siapapun yang bisa punya akses ke SILOG dan SIDALIH dan punya niat 
untuk memenangkan calon nomor satu atau nomor dua, terutama sebelum bulan 
Mei 2014, dan punya kemampuan koordinasi dengan tim sukses di lapangan (TPS 
TPS, desa-desa mana saja yang perlu dilebihkan kertas suara... Nama-nama 
apa saja yang perlu ditambahkan atau dikurangi dari sistem) dapat sangat 
mempengaruhi hasil Pemilu Presiden 2014.

Kedua: Sama sekali tidak sulit untuk mengakses semua sistem IT KPU. Malah 
saya curiga... Seperti dibuat begitu mudah bagi hacker dan cracker yang 
ingin masuk. Ada apa?

Semoga bukan kenapa-kenapa. Semoga celah-celah keamanan yang saya tulis 
disini... Adalah kesalahan yang tidak disengaja.

Karena siapa yang punya akses ke sistem IT KPU... Bisa mempengaruhi siapa 
yang terpilih jadi presiden.

Presiden yang punya kuasa akan negara 250 juta penduduk. Anggaran 2.000 
triliun. 600.000 tentara. Perputaran uang hampir 10.000 triliun.

Karena kalau memang disengaja...

Sangat mudah... Bisa ada ratusan... Ribuan... Mungkin jutaan pemilih 
"baru". Hasil kreasi dari mereka yang punya akses ke SIDALIH.

Bisa juga ada ratusan... Ribuan... Mungkin jutaan kertas suara yang 
"kebetulan lebih". Hasil kreasi dari mereka yang punya akses ke SILOG.

Maaf jika tulisan ini jadi menimbulkan pertanyaan baru.

Demikian tulisan saya. Semoga ini bermanfaat.

A.

*Catatan kaki: Saya seorang hacker. Bukan cracker. Saya melakukan audit ini 
karena penasaran. Bukan karena ada niat tidak baik.

Namun undang-undang Indonesia tidak membedakan. Untuk menghindari 
kemungkinan pidana... I wish to remain anonymous.

juga bisa dibaca di : 
http://blog.ephi.web.id/hacker-beberkan-kecurangan-sistem-it-kpu-menangkan-capres-tertentu/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke