Ass.w.w
Pemimpin yang berkualitas banyak muncul saat dilaksanakan dengan Pilkada 
Langsung.

Disaring oleh Rakyat pemilih, bukan hanya oleh segelintir orang, kalau kembali 
seperti semula maka dikhawatirkan terjadi dagang sapi, " elu jual, ente beli.."

Faktanya begitu, semoga asumsi ini keliru.

Salam,
Tb 
  ----- Original Message ----- 
  From: Asmardi Arbi 
  To: rantaunet@googlegroups.com 
  Sent: Monday, September 15, 2014 7:51 AM
  Subject: Re: [R@ntau-Net] Re: BUPATI DAN WABUP SOLSEL: RUU Pilkada Kemunduran 
Demokrasi



  Sanak dipalanya n.a.h,

  Soal PILKADA lansung atau melalui DPRD rancak disimak ulasan Mahfud MD mantan 
Ketua MK.di TV-ONE tadi pagi 15 Sep .
  Beliau termasuk yang memperjuangkan PILKADA lansung pada proses RUU 2002 dan 
berhasil menjadi UU. Setelah berjalan 10 tahun tahun 2012 beliau mengadakan 
evaluasi PILKADA lansung dan membandingkannya dengan PILKADA DPRD sebelumnya 
maka didapat kesimpulan bahwa manfaat dan mudharat  dari kedua macam pemilihan 
tsb ternyata lebih banyak diperoleh mudharatnya secara kualitatif pada PILKADA 
lansung..Hasil evaluasi itu sudah ditulisnya dalam bentuk  buku . Sekarang 
terserah kepada anggota DPR mau memutuskan yang mana. .

  Wassalam,
  AA


  On 13/09/2014 22:15, Maturidi Donsan wrote:

    Nakan Nofend, Andri, Ronald dan sanak dipalanta n.a.a 





    Menyisir PILKADA di pilih oleh DPRD dan PILKADA dipilih langsung oleh 
rakyar banyak.

    Kedua-duanya sudah kita tempuh.



    PILKADA langsung 

    Kita lihat didaerah, Pilgub dan PILbup/Pilwakot

    Pada saat PILKADA  mau diadakan, didahului dulu dengan bagi permen.

    Bagi rakyat banyak yang penting permennya.

    Jutaan orang dirusak moranya dalam waktu hanya  3- 6 bulan (PLKADA+PILPRES).

    Kepolisian apalagi KPK tak mungkin akan  menyadap /mengusut jutaan orang itu



    Kita bukan mendidik rakyat sadar politik, malah meididik rakyat panen 
politik (mereka panen permen waktu pemilu).



    Pilkada melalui DPRD.

    KPK bisa menyadap,  berapalah DPR-DPRD-DPD paling 15 ribuan. yang disuruh 
pasang badan 10% , 1500 orang ini bisa disadap KPK.



    DPR harus robah UU.

    Yang sudah tersandung kasus harus didiskwalifikasi.

    Selama ini sudah dipertontonkan ke jutaan  anak  didik bahwa Negara ini 
memang bobrok, sudah dikandang situmbin diangkat juga jadi pejabat, negara apa 
ini. Jangan terlalu diikuti HAM yang tak cocok dengan NKRI.



    Jadi kalau rusak yang 15 ribu itu sajalah, tidak jutaan.



    Wass,



    Maturidi (L/76) Talang, Solok, Kutianyia, Duri Riau

    -- 
    .
    * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
    * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
    ===========================================================
    UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
    * DILARANG:
    1. Email besar dari 200KB;
    2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
    3. Email One Liner.
    * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
    * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
    * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
    * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & 
mengganti subjeknya.
    ===========================================================
    Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
    --- 
    Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
    Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, 
kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
    Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.




  -- 
  .
  * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
  * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
  ===========================================================
  UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
  * DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
  * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
  * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
  * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
  * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
  ===========================================================
  Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
  --- 
  Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google Grup.
  Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
  Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke