Senin, 24 Maret 2008 di Padang Ekpres Online


 

Fungsikan Mushalla Sebagai Pusat Kegiatan
Mendorong terwujudnya program pembangunan keagamaan di masjid dan mushalla,
Pemkab Limapuluh Kota membantu biaya honor bagi para Garin dan guru MDA di
daerah itu. Kebijakan itu mulai dilakukan sejak tahun anggaran 2006 lalu.
Sayangnya, bantuan itu dinilai belum maksimal, karena tidak diikuti dengan
program yang bersifat teknis. Yang ada saat ini, hanya bantuan untuk
kesejahteraan petugas yang  menjalankan belbagai kegiatan di masjid-masjid
itu. Sementara, tugas utama pemerintah yang paling penting adalah, sejauh
mana keberadaan masjid dan MDA itu dapat mencerminkan kembalinya pola hidup
banagari. Penggunaan masjid dan  mushalla  sebagai sentral kegiatan
sehari-hari bagi masyarakat diharapkan dapat terwujud dalam realitas
sehari-hari.

Sehingga dengan cara itu, pardigma, bahwa orang Minangkabau besar dan
belajar di mushalla akan kembali terlihat. Ketua Majelis Ulama
Indonesia(MUI), Raden Awaluddin melihat, komitmen Pemkab Limapuluh Kota di
bidang agama sudah mulai terlihat. Hanya saja, harus diakui, bahwa program
selama  ini, belum berdampak signifikan terhadap kehidupan beragama di
tengah masyarakat. ”Kita mengimpikan, banyak kegiatan-kegiatan yang dapat
dijalankan di dalam masjid atau mushalla. Sebab, hal itu menjadi sebuah
modal bagi masyarakat Minang tempo dulu, untuk mampu bangkit. Bahkan,
menjelang pergi merantau, sebagian besar orang Minang menimba berbagai ilmu,
terutama ilmu agama, ekonomi dan bela diri dengan tinggal dan beraktifitas
di mushalla. Kita  rindu dengan kondisi itu,” kata Raden.

Namun, harus kita akui, katanya, dengan perbedaan zaman dan kondisi
perkembangan zaman, maka hal-hal itu sulit dapat dilakukan. Karena itu ia
mencontohkan, bisa jadi, kini anak-anak  atau  remaja  tidak tinggal dan
tidur di dalam  masjid atau mushalla. Tapi  bagaimana mengajaknya, agar
aktivitas dan kegiatan sehari-hari dikerjakan dengan tujuan mendekatkan
diri dengan kepentingan mushalla itu. ”Bisa jadi, bagi anak-anak pelajar,
belajar bersama dimushollah. Sambil mengaji, mereka bisa bertukar pikir dan
berdiskusi. Sehingga dengan cara itu, secara bertahap, mereka  bisa lebih
dekat dengan rumah Allah itu,” terangnya lagi.

Tidak Ada Perubahan

Falsafah penggunaan masjid dan mushalla sebagai pusat kegiatan itu
sesungguhnya dapat menjauhkan anak-anak dan generasi muda dari prilaku yang
berbau kriminal. Setidaknya, dengan banyak berada dan beraktifitas di masjid
dan mushalla  menyita banyak waktu sehingga tidak ada kesempatan untuk
memikirkan hal lain, apalagi tindakan kriminal. Dari catatan pihak
Kepolisian Resort Limapuluh Kota, angka kriminalitas sejak diberlakukannya
program kembali ke surau itu tetap saja naik. Angka itu, tidak saja dari
sisi kuantitas, tapi juga dari sisi kualitas, tindakan yang dilakukan.
Kepala Kepolisian Resort Limapuluh Kota  AKBP Benny Setiawan  melihat,
penurunan angka kriminal belum terlihat secara nyata. Walau pemerintah telah
memprogramkan kembali ke masjid dan mushalla, namun tetap saja, tindakan
pencurian, penggunaan barang-barang narkotika dan tindak kriminal lainnya,
terjadi di tengah masyarakat. 

Melihat kondisi itu, Benny menganalisa, bahwa yang perlu diubah adalah
kebiasaan dan tradisi yang berkembang akhir-akhir ini. Dicontohkannya,
penggunaan televisi dan kecanggihan teknologi lainnya seperti internet
dengan layanan bebas tanp hambatan, dapat diakses anak-anak dari dalam kamar
tidurnya. “Sejauhmana orang tua akan dapat melakukan pengawasan, jika
penggunaan teknologi itu, dibiarkan sebebasnya. Apalagi, jika menggunakan
internet, maka banyak peluang-peluang yang mendekatkan anak-anak dan remaja
kepada tindakan kriminal. Kebebasan mengakses gambar-gambar porno, atau
membaca cara-cara melakukan pencurian yang menggunakan multi media, seakan
mendiktekan kepada anak-anak, bahwa mereka bebas melakukan apapun. ”Kami
rasa, kondisi inilah  yang menyebabkan, tidak ada pengaruh yang drastis
antara kegiatan keagamaan dengan perkembangan riil yang terjadi saat ini di
kalangan remaja, ”kata Benny.

Melihat kondisi itu, Benny berharap, adanya  inisiatif yang lebih besar dari
smeua kalangan, untuk memperbanyak kegiatan-kegiatan di Masjid atau
Mushalla. Ia mendukung, program pemerintah yang memberikan honor atau
memperhatikan kesejateraan petugas masjid. Namun ia berharap, terhadap
kemajuan itu, harus diikuti dengan upaya lain yang lebih menyentuh untuk
kepentingan masyarakat yang lebih luas. (*)

 


No virus found in this outgoing message.
Checked by AVG. 
Version: 7.5.519 / Virus Database: 269.22.0/1341 - Release Date: 24/03/2008
15:03
 

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tuliskan Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian yg tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Agar dapat melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke