Ciek lai ciri-ciri "budaya" urang awak nan kuang elok adolah, *Mada*.
Dari Haluan kito baco salah satu contoh "manukua kapalo koncek", tambah 
ditukua tambah kareh:

Kelok 9 Belum Bebas PKL 
<http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/42337-kelok-9-belum-bebas-pkl>
 [image: 
PDF] 
<http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/42337-kelok-9-belum-bebas-pkl?format=pdf>
 [image: 
Cetak] 
<http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/42337-kelok-9-belum-bebas-pkl?tmpl=component&print=1&layout=default&page=>
 [image: 
Surel] 
<http://www.harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=989bc05a5bc226fd2f091602e83f4b04b75cf591>
 Kamis, 
06 Agustus 2015 02:38 

*LIMAPULUHKOTA, HALUAN — *Meski sebagian masyarakat di Nagari Ulu Aia warga 
Ulu Aia, Kecamatan Harau telah mem­bebaskan areal *Fly Over* Kelok Sambilan 
sebagai lokasi ber­jualan dengan kesadaran sendiri, upaya tersebut belum 
100 persen dilakukan.

Buktinya saja, setelah puluhan lapak dan pondok jualan milik warga 
setempat yang berjejer di sepanjang tebing jalan layang Kelok Sambilan di 
bongkar be­berapa hari yang lalu. Kini lokasi tersebut tetap dimanfaatkan 
oleh pedagang kaki lima (PKL). 

Sebagaian pedagang setempat malah mendirikan tenda-tenda di lokasi yang 
sama untuk berjualan. Meski terbebas dari lapak dan pondok, tetapi areal 
Kelok Sem­bilan sudah berdiri belasan tenda yang berjejer di pinggir jalan 
tersebut. Jagung bakar serta minuman hangat seperti kopi, susu dan air teh 
yang dijual pedagang,  turut menarik per­hatian pengguna jalan untuk 
berhenti berbelanja di pinggir jalan layang Kelok Sambilan.

Meski pembeli tidak seramai waktu masih adanya lapak dan pondok di pinggir 
jalan, tetapi keberadaan tenda-tenda yang berjeler setidaknya telah 
meng­ganggu arus lalulintas dan juga mengancam terjadinya kece­lakaan di 
jembatan bernilai mil­yaran rupiah itu.

Sementara, pedagang lainnnya yang telah rela pindah berjualan ke lokasi 
jalan Kelok Sambilan yang lama, tengah berusaha untuk menata kembali lapak 
dan pon­dok mereka yang sudah di­bong­kar.

Jembatan Kelok Sambilan yang lama, saat ini disibukkan oleh aktifitas warga 
un­tuk mem­bangun kembali lapak dan pon­dok yang sebelumnya berdiri di 
areal jalan layang. Tonggak-tong­gak kayu yang berjejeran di tebing jalan 
Kelok Sambilan lama  sebagai tiang penyanggaah dalam  mendirikan kembali 
lapak dan pondok berjualan kuliner atau cendar mata bagi pedagang setempat. 
*(h/ddg)*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke