MENUJU SEABAD INDONESIA NO 4 SEDUNIA
Oleh: Christianto Wibisono, Pendiri PDBI 

Majalah The Economist June 2015 malah percaya Indonesia bisa jadi ekonomi nomor 
4 sedunia sementara elite kita pesimis dan kurang percaya diri sehingga  
Presiden Jokowi nyaris seolah the only person yang assertive terhadap optimisme 
The Economist.

Memang ironis, sebab istilah Indonesia  adalah ciptaan James Richardson Logan 
1850 yang kemudian di adopsi oleh elite nasional Indonesia untuk menyebut 
satuan geopolitik yang sekarang dikenal sebagai nation state Indonesia.

Ironis juga bahwa Indonesia adalah 

satu satunya Negara bekas jajahan yang membayar ganti rugi utang kepada 
pemerintah kolonialnya senilai US$1,1 milyar (atau 4,3 milyar gulden) sesuai 
perjanjian KMB .Pada 1950 kurs rupiah setara dengan kurs dollar Malaya (waktu 
itu belum merdeka dan Malaysia baru lahir 1963, kemudian hanya dua tahun 
Singapura pecah dari Malaysia 1965. Sekarang S$ melejit 3 x lipat Ringgit 
Malaysia dan nyaris 10.000 kali Rupiah kita!.Selama 70 tahun masyarakat 
Indonesia telah memberikan pinjaman nasional 1946 hampir 318 juta gulden dari  
Jawa dan 208 juta gulden dari Sumatra serta 8 kali mengalami sanering devaluasi 
dan redenominasi (SDR) serta pinjaman paksa yang dilakukan oleh 2 presiden 
serta ketidakberdayaan 5 presiden mempertahankan nilai tukar yang bermartabat 
untuk mata uang  Rupiah.

Kelas menengah dan rakyat Indonesia telah 8 kali dipinjam paksa oleh Pemerintah 
melalui gebrakan SDR2.0 ini. Istilah ini diciptakan oleh PDBI untuk membedakan 
dari SDR 1.0 Special Drawing Right,istilah  IMF untuk cadangan devisa global 
sekeranjang 4 valuta (Dollar, Euro, Poundsterling dan Yen).

Pada 4 Agustus 2015 IMF mengumumkan bahwa Yuan belum dimasukkan dalam keranjang 
SDR dan akan ditinjau 1 Oktober 2016. Dalam seminggu Pemerintah Tiongkok 
melakukan retaliasi atas “pelecehan” IMF, malah mendevaluasikan Yuan. Padahal 
cadangan devisa Tiongkok US$ 4 trilyun adalah yang terbesar sedunia. Gebrakan 
devaluasi hanya 1,9% ini bertentangan dengan “pakem ekonomi klasik” mirip jurus 
drunken master (kungfu mabok). Tiongkok menolak dipaksa oleh AS merevaluasi 
Yuan karena belajar dari sejarah Jepang yang dipaksa oleh G5 dalam Plaza Accrod 
1985 untuk merevaluasi Yen berdampak stagnasi ekonomi Jepang selama dua 
dasawarsa (1985-2005).

Indonesia sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang kontra produktif selalu 
mengalami deficit APBN sejak 1953. Tahun 1951 dan 1952 RI surplus Rp.1,185 
milyar dan Rp 7.271 milyar karena rezeki pemasok karet untuk Perang Korea 
(25Juni 1951-22 Juli 1953)  Mulai 1963 APBN akan selalu deficit sampai 1968 
Presiden Soeharto memperkenalkan istilah anggaran berimbang, dengan deficit 
dibeayai dari utang luar negeri yang diberni nama “penerimaan pembangunan”.

Dalam era kepresidenan Bung Karno, 3 Menteri Keuangan yang berbeda “ideology” 
semuanya melakukan pelbagai jurus dari gunting uang, sanering sampai 
redenominasi. Menteri Keuangan Syafrudin Prawiranegara dari Masyumi menggunting 
uang Rp. 5 keatas pada Maret 1950. Kemudian Menteri Keuangan Djuanda yang juga 
menjadi Perdana Menteri dan tidak berpartai karena Presiden Sukarno dan 
masyarakat menilai cabinet  partai politik hasil pemilu 1955 pimpinan PM Ali 
Sastroamijojo

Gagal. Menkeu Djuanda didamping Menteri muda keuangan Notohamiprojo, tokoh AJB 
Bumiputera pada 1959 menurunkan nilai Rp. 1000 (bergambar gajah) dan Rp. 500 
bergambar macan menjadi hanya Rp. 100 dan Rp. 50 penghapusan satu angka nol 
yang simple bagi menteri tapi menyakitkan bagi rakyat. Deposito diatas 
Rp.25.000 dibekukan diganti obligasi 30 tahun. Menjelang akhir pemerintahannya, 
Bung Karno kembali menggebrak dengan redenominasi. Menteri Keuangan Sumarno 
(ayahanda Menteri Rini Sumarno) mengeluarkan Rp. 1uang baru setara Rp. 1.000 
uang lama. Inflasi dan harga barang langsung meroket, dalam 3 bulan Bung Karno 
harus memberi mandate Supersemar kepada Jendral Soeharto yang akan menggantikan 
sebagai presiden kedua Maret 1967.

Presiden Soeharto akan melakukan 5 x devaluasi, pada 1970, 1971, 1987, 1983 dan 
1986.  Menkeu terlama 15 tahun (1968-1983) Prof DR Ali Wardhana, tehnokrat 
Berkeley menurunkan nilai rupiah 3 kali dalam 8 tahun dari Rp. 290 ke 378 – ke 
415-ke- 625  Menkeu Radius Prawiro, alumni Rotterdam dalam 3 tahun melakukan 
dua kali devaluasi 30Maret 1983 dari 702,50 ke 970 dan 12 Sep 1986 dari 1.134 
ke 1.664 . Menkeu Sumarlin dipesan wanti wanti oleh Presiden Soeharto untjuk 
tidak melakukan devaluasi sebab sebagai raja, Soeharto malu bolak bolak pidato 
tidak aka nada devaluasi, malah 5 kali devaluasi dalam 16 tahun (1970-1986). 
Karena itu dalam Perang Teluk 1991 Menkeu Sumarlin melakukan TMP tight money 
policy , kebijakan uang ketat Gebrakan Sumarlin.

Ketika krisis Baht merebak 2 Juli 1997, berdasarkan data hisotirs linear PDBI 
langsung mengusulkan kepada Pemerintah agar segera menyerah dengan mendevaluasi 
Rupiah dari Rp. 2.250 ke Rp. 5.000 langsung. Hal ini untuk mencegah terulangnya 
skenaro Soros menggebuk Bank of England dan menjatuhkan Poundsterling di tahun 
1992. Usulan PDBI yang sejak liberalisasi sektor keuangan 1988 juga mengusulkan 
pembentukan LPS model FDIC (lembaga penjamin deposito di AS) tidak digubirs.

Malah kurs rupiah diambangkan atau di Unpeg tidak di pegged lagi. Kemudian IMF 
secara ceroboh menutup 16 bank tanpa sadar bahwa Indonesia belum memiliki LPS, 
maka rupiah jatuh bebas bahkan hingga Rp. 17.000 ketika Presiden Soeharto 
mengumumkan Habibie sebagai cawapres. 

Akhir Februari menjelang Sidang Umum pengangkatan kembali Soeharto sebagai 
presiden unutk ketujuh kalinya, Soeharto mengundang Steve Hanke yang 
menyarankan penerapan sistim Cuurency Board System (CBS) dan mematok dollar 
pada Rp. 5.500. Suatu resep yang terlambat 7 buian yang harus dilakukan segera 
Juli 1997 bukan Februari 1998.

Meskipun demikian Harmoko tetap ngotot mengangkat Soeharto sebagai presiden 
pada 10 Maret 1998 tapi hanya 72 hari Ketua MPR itu menjadi Brutus Ken Arok 
meminta Soeharto turun yang akan dipenuhi oleh Soeharto dalam siklus hokum 
karma yang “ajaib” Soeharto naik jadi presiden dengan menangkap 15 Menteri 
cabinet 100 menteri pada 18 Maret 1966. Soeharto akan ditinggalkan oleh 15 
menterinya pada 20 Mei 1998.  

Melalui transisi 3 presiden dalam 6 tahun hingga presiden keenam rupiah yang 
sempat terpuruk Rp.17.000 kembali menemukan Real Effective Exchange Rate” yang 
relative tidak meresahkan masyarakat.Tapi trend penurunan yang dialami Presiden 
ke-7 ini selalu biayangi ketakutan akan tepuruk ke kisaran Rp. 17.000 bahkan 
dibuat joke akan mencapai Rp 17.845 menyambut 70 tahun proklamasi.

Memantau perkembangan empiris historis kredibilitas dan kepercayaan masyarakat 
terhadap pemerintahnya, yang menjadi salah satu factor pemicu krismon adalah 
behavior masyarakat seperti kesimpulan KTT ekonom mazhab behavioris Oktober 
1985 pasca Yendaka.

Dapatkah kredibilitas dan kepercayaan kepada Presiden ketujuh ini memulihkan 
kepercayaan rakyat kepada Rupiah yang telah delapan kali di”sembelih” dan tidak 
dapat diselamatkan oleh 7 presiden 30 menteri keuangan dan 17 gubernur Bank 
Indonesia.

Dalam kaitan itulah PDBI mengusulkan gebrakan sinergis SDR 2.0  simultan 3-in-1 
. 

Pemerintah akan mengeluarkan obligasi pembeayaan infrastruktur nasional 
strategis jangka panjang 30 tahun jatuh tempo 2045 bertepatan dengan Seabad 
Indonesia. Pemerintah menetapkan kurs tetap 1 US$ setara dengan Rp.15.000 uang 
lama yang akan di redenominasi menjadi Rp. 1 Rupiah Seabad. Program Obligasi 
iTrust Nasional Seabad Indonesia ini akan merupakan capital expenditure dan 
investasi assets nasional strategis untuk membeayai Regular Liners Services 
Poros Maritim kawasan arkipelagik Indonesia Timur  Jalan raya dan kereta api 
Trans Jawa, Trans Sumatra Trans Kalimantan Trans Sujlawesi dan jalur jalur MRT 
di Jakarta dan 5 kotra metropolitan lain, investasi mendasar lain di sektor 
energy termasuk nuklir dan pendalaman industry manufacturing serta penyedlaan 
lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan armada perikanan secara besar 
besaran menuju kedaulatan pangan yang realistis.Kelas menengah Indonesia yang 
menyimpan dananya agar aman dari serial SDR presiden yang hanya bersifat 
reaktif konsumtif, pasti akan merelakan dananya memperoleh win win profit SDR 
2.0, menikmati bunga dan kemantapan kurs dan membeayai perekonomian nasional 
secara effektif. Jepang membangun negaranya dengan APBN 95 trilyun, hanya 50 
trilyun dari pajak, 45 trilyun dari obligasi.

‪
Christianto Wibisono
Founder Chairman
Pusat Data Bisnis Indonesia
Menara BCA 50th Floor
Jl. MH Thamrin no. 1 Jakarta 10310, INDONESIA
Tel: +62 21 2358 4675
Fax: +62 21 2358 4401
Email: cwibis...@pdbionline.com
Website: www.pdbionline.com‬


Andri Satria Masri, SE, ME | L | 43 | Koto | Sungai Sariak Kec. VII Koto Kab. 
Padang Pariaman

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke