VISI-MISI DIMMochtar NaimDisampaikan pada Kopi Darat Wakil Masyarakat 
Minang diRantau,4 Okt 2015, di Gedung Balairung Pemda Sumbar,Matraman, Jakarta 
*   
|  P  |

ERTANYAAN mendasar pertamayang perlu kita jawab adalah: Kenapa harus dirubah 
dari Provinsi Sumatera Baratyang ada sekarang ke Provinsi Daerah Istimewa 
Minangkabau (DIM) itu? Jawabannyaadalah: Dengan Provinsi Sumbar sekarang ini 
kita telah meluncur habis, daridaerah ternama di Indonesia ini yang mampu 
menghasilkan banyak tokoh-tokohterkenal di Indonesia ini, sekarang dari cakupan 
indeks pencapaiannya yangtercatat di BPS telah sampai pada  tingkat ketiga, 
bukan dari atas, tapi daribawah, dari 34 Provinsi di Indonesia ini. Tinggal 
hanya Provinsi NTT dan Papuayang berada di bawah kita; selebihnya di atas kita. 
           Salah satu dari penyebab utamanya adalah karena kitamengabaikan 
nilai-nilai luhur yang kita miliki sendiri, yaitu yang menggandakansecara 
sintetis-harmonis nilai-nilai adat kita dengan nilai-nilai agama yangkita 
miliki, yang kita ungkapkan dalam motto: ABS-SBK (Adat Bersendi Syarak,Syarak 
Bersendi Kitabullah). Sekarang motto ABS-SBK itu hanya sekadar diucapkantetapi 
tidak diamal dan dipraktekkan dalam berbagai sisi kehidupan kita. Sekarang 
dariberbagai penyakit sosial yang merasuk dan merusak di tanah air kita, 
sekarangsemuanya ada di ranah kita sendiri; dan semua dalam bentuk yang 
mengenaskan.Praktek korupsi, kolusi dan nepotisme, jangan disebut, karena semua 
telahmenjadi barang biasa, dari atas sampai ke bawah, dari tingkat Provinsi 
keKabupaten dan Kota, dari Kecamatan sampai ke Nagari-nagari. 
Praktek-praktekimmoral dalam hubungan sosial antara laki-laki dan wanita, yang 
tadinya pantangdan aib dilakukan, sekarang sudah dianggap sebagai barang biasa. 
Tempat-tempatrekreasi di tepi pantai, di taman-taman, jangan disebut di 
hotel-hotel dantempat-tempat penginapan lainnya, telah menjadi obyek yang 
diminati dalammelepaskan selera dan hawa nafsu.Belum pulasukanya kita 
membiarkan tanah ulayat yang tadinya terkembang luas di seratanegeri, berikut 
hutan-rimba, lereng-lereng bukit dan bujuran pantai yangmemanjang dari Utara ke 
Selatan,  bagianterbesarnya sekarang sudah jatuh ke tangan para konglomerat 
yangmemanfaatkannya untuk kepentingan usaha mereka dengan perkebunan sawit, 
penebangankayu, galian gas dan mineral dll, yang kita sendiri hanya jadi kuli 
diperusahaan-perusahaan itu. Belum pula jalur ekonomi dan perdagangan 
yangtadinya sebagian masih berada di tangan kita, sekarang bagian terbesarnya 
sudahmereka yang kuasai dan kendalikan. Dan mereka yang mengendalikan 
lalu-lintasperedaran barang yang masuk dan keluar di NKRI  dan di ranah kita 
ini. Mereka sekarang tengahberusaha merebut dan mematikan pasar eceran kita 
anak-pribumi dengan membangunmal-mal, maret-maret, hotel-hotel, rumah sakit dan 
sekolah-sekolah, yang kalauperlu memakai nama pengusaha dan penguasa pribumi 
yang mau bergandengan denganmereka dan menjadi antek-antek 
mereka.MerubahProvinsi Sumbar menjadi Provinsi DIM, oleh karena itu, adalah 
sesuatu yangmendesak, yang tujuan utamanya adalah mengembalikan nilai-nilai 
luhur yangtadinya kita miliki dan berlaku aktif dalam sisi kehidupan kita, 
kembaliberperan dan berfungsi efektif, dalam membentuk diri dan keribadian kita 
secarabersama, yang sekaligus menyelamatkan kita dari situasi yang sudah di 
luarkendali ini.Jalan keluaryang kita tempuh adalah seperti yang ditunjukkan 
oleh Konstitusi danperundang-undangan negara kita sendiri, yang, seperti 
dikatakan dalam Pasal 18ayat 1 dan 2 UUD1945:  “Negara mengakuidan menghormati 
satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus ataubersifat istimewa 
yang diatur dengan undang-undang, dst…” Kecuali filosofibudaya ABS-SBK yang 
kita utamakan itu, yang menempatkan adat sebagaibergandengan secara 
sintetikal-harmonis dengan syarak, sejumlah sifat-sifatkhusus dan istimewa 
lainnya yang kita miliki, yang hanya ada pada kita diNusantara ini, termasuk 
prinsip budaya matrilineal yang menempatkan wanitaMinangkabau dalam posisi yang 
dihargai tinggi, dengan laki-laki tetap dalamposisi kepemimpinan TTS (Tungku 
nan Tiga Sejarangan, Tali nan Tiga Sepilin),yang mengurus kaum, suku, jorong 
dan nagari, menurut profesinya masing-masing.Sistempemilikan harta yang membagi 
ke dalam yang bersifat pribadi dan milik bersama,adalah juga kekhasan budaya 
yang perlu dipelihara. Hanya harta pribadi yangdengan meninggalnya seseorang, 
dibagi secara hukum faraidh, sementara hartabersama berupa tanah ulayat dan 
harta pusaka tinggi lainnya, dihibahkan secarakolektif turun-temurun ke 
generasi berikutnya dalam kaum, suku, jorong dannagari itu. Dan ini tidak 
bertentangan dan malah sejalan dengan hukum faraidhyang harta bersama itu 
diperlakukan sebagai hibah atau wakaf bersama.Untukmelestarikan budaya khas 
Minangkabau ini, sendirinya kita perlu memanfaatkanfasilitas hukum yang 
tersedia seperti bunyi Fasal 18 UUD1845 itu, dengansekaligus kita 
melestarikannya dengan merubah nama Provinsi Sumatera Baratmenjadi Provinsi 
Daerah Istimewa Minangkabau (DIM) itu. Dengan DIM itu makanilai-nilai budaya 
ABS-SBK yang selama ini sifatnya non-formal, sekarangdiformalkan. Adat dan 
Syarak yang berorientasi kepada Kitabullah Al Qur’anulKarim, sendirinya akan 
menjadi petunjuk secara formal-spiritual yang akanmembina masyarakat Minang 
menuju kegemilangan masa depannya.Segi-segiyang berkaitan dengan upaya 
perubahan menuju DIM itu tentu saja denganmengikuti ketentuan-ketentuan yang 
ada di NKRI ini, karena DIM, seperti jugadengan provinsi-provinsi lainnya yang 
sudah berbentuk istimewa, seperti Aceh,Yogya, Jakarta dan Papua, tetap berada 
dalam pangkuan NKRI dengan jugamengikuti sepenuhnya ketentuan-ketentuan yang 
ada di NKRI itu.Untuk itu,sebuah Naskah Akademik tentang apa itu DIM yang kita 
inginkan itu, perlu segerakita siapkan – yang sekarang tinggal mendekati 
penyelesaiannya --, yang sebelumkita serahkan kepada instansi-instansi terkait 
di Pusat, melalui Pemda ProvinsiSumbar sendiri, perlu kita bawakan ke Kongres 
Minangkabau di Padang untuk kitasepakati secara bersama terlebih dahulu. 
Kesepakatan bersama antara yang diranah dan di rantau inilah yang juga 
merupakan kekuatan kita secaraberminang-minang yang juga khas Minang. Orang 
Minang, sebanyak yang ada diranah, mungkin sekarang ini lebih banyak lagi yang 
di rantau yang kawasannyamencakup wilayah Nusantara dan Asia Tenggara dan 
bahkan dunia ini.Dengankerjasama Ranah dan Rantau kita membangun masa depan 
negeri kita Minangkabautercinta ini. Semoga Allah memberkati dan memberi 
peluang untuk itu, amin!Untuk itu mari kita bergandengan tangan dan 
bekerjasama, baik di ranah maupundi rantau, agar niat baik ini direstui dan 
dirahmati oleh Allah swt. Mari jugakita hindari silang-selisih yang akan 
menghambat kita dalam menujuterealisasinya cita bersama ini. Mari kita buktikan 
kepada diri kita sendiridan kepada siapapun, bahwa kita orang Minang mampu 
bersatu dalam menegakkancita bersama kita dalam naungan cita budaya: ABS-SBK 
kita, amin, amin, yarabbal ‘alamin!Wassalamu’alaikumw.w.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke