Sistem kehidupan yang bebas menyebabkan timbul dan berkembangnya ketidak-adilan. Munculnya ketidak-adilan ini memang mengharuskan pengekangan disana-sini. Jika tidak, ketimpangan, kesembrawutan dan pengrusakan yang terjadi akibat kebebasan yang melewati batas tersebut akan semakin terasa menyulitkan kehidupan bersama.
Lihat saja Amerika, negara yang mengaku sebagai poros kebebasan dunia, malah memiliki peraturan hukum yang juga terbanyak di dunia. Dampak buruk dari suatu kebebasan terpaksa dibatasi oleh suatu aturan. Namun kemudian, dampak buruk dari aturan ini juga pelu dibatasi oleh aturan berikutnya. Akibatnya tercipta aturan hukum yang berlapis-lapis dan tidak kunjung selesai. Pola pikir orang-orang dari agama dan budaya jahiliyah terdahulu memang demikian adanya, "gali lobang untuk tutup lobang". Namun, mereka tetap saja bangga dengan nilai-nilai “kebebasan” yang mereka anut, tanpa betul-betul mengerti dengan slogan yang mereka agungkan tersebut. Kehidupan “surgawi” hanya bisa tercipta jika keADILan di praktekkan dalam sistem kehidupannya. Misalnya, dalam konteks ekonomi, sistem yang saling memperbudak atau merampok perlu diluruskan kembali. Perlu aturan main agar orang kota tidak lagi “merampok” orang desa. Atau sekelompok kecil manusia merampok harta bersama atau harta anak yatim (kebanyakan penduduk dewasa berstatus yatim). Tidak boleh lagi yang kuat memperbudak yang lemah, meski meyebut yang lemah sebagai partner. Jika keadilan diterapkan dalam sistem kehidupan, tidak perlu pengekangan apa-apa lagi karena keseimbang akan terkontrol secara otomatis oleh sistem. Namun, bagaimana keadilan bisa diterapkan jika nyaris tidak pernah dibahas dan dipelajari di dunia pendidikan? Mata pelajaran apa yang membahas tentang keadilan? Psikologi, ekonomi, sosial, politik, antropologi atau lainnya? Bahkan kelihatannya, sekolah tinggi hukumpun tidak membahas tentang "keadilan". Negara-negara Eropa memiliki system kehidupan yang relatif lebih adil. Ini yang menyebabkan lingkungan hidup mereka lebih asri dari kebanyakan negara lain di dunia. Sepertinya, dulunya mereka mengcopy sistem dan nilai-nilai tersebut dari negara Islam di Kordoba, Andalusia di Spanyol atau Turki Usmani. Omong kosong jika ada yang mengatakan bahwa sistem dan nilai-2 yang adil itu awalnya adalah ciptaan mereka sendiri, kerena sebelum kedua kerajaan itu, mereka masih sangat jahiliyah. Tidak ada buku atau kitab yang dengan konsisten dapat menunjuki mereka untuk membentuk dan menumbuhkan sistem kehidupan yang adil. Memang. tidak ada aturan main kehidupan yang dapat mengungguli keadilan Islam atau Al Qur’an sampai sekarang. Aturan main negara, agama, ideologi, adat, lembaga, perusahaan dsb yang lainnya tidak akan pernah mampu menyaingi keadilan Islam. http://www.gettyimages.com/detail/video/view-of-lower-simmen-valley-with-village-of-stock-video-footage/181842632 2015-10-03 16:52 GMT+07:00 Ahmad Yadi yadiah...@gmail.com [SMA2PDG-81] < sma2pdg...@yahoogroups.com>: > > > ---------- Pesan terusan ---------- > Dari: "Ahmad Yadi" <yadiah...@gmail.com> > Tanggal: 1 Okt 2015 16:50 > Subjek: hutan beton dan kitab suci > Kepada: "yus minarti" <yusmina...@gmail.com> > Cc: > > *HUTAN BETON DAN KITAB SUCI* > > > > Ada sebuah pendekatan yang bisa menjadi tolak ukur makmur atau nyamannya > suatu kawasan perkotaan. Disebut dengan Capability Approach, yakni : > > Rakyat yang berdaya berarti memiliki kebebasan memilih cara yang > terjangkau untuk mengakses kesempatan sosial, ekonomi, dan demokrasi. > Termasuk di dalamnya keberdayaan untuk melakukan mobilitas (dalam frame > prasarana transportasi perkotaan sebagai salah satu item permasalahan > perkotaan). > > Ada dua syarat keberdayaan : > > - Kebebasan memilih jenis transportasi. > > - Ketersediaan pilihan jenis transportasi. > > > > Seandainya ditiadakan satu jenis ketersediaan sarana transportasi, > misalnya jenis transportasi mobil pribadi (saat ini sangat getol-getolnya > dianjurkan untuk tidak menggunakan mobil pribadi dengan membuat > aturan-aturan pengekangannya). Tentulah syarat keberdayaan tidak tercapai, > karena tidak ada kebebasan untuk memilih. > > Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan, jika menggunakan > pendekatan keberdayaan ini (Capability Approach), maka sebuah kawasan > perkotaan tidak akan nyaman/makmur jika pilihan menggunakan mobil pribadi > ditiadakan/dibatasi. > > > > Dewasa ini, perencanaan kawasan perkotaan lebih terlihat kearah memecahkan > masalah yang timbul ketimbang merencanakan dari awal yang lebih baik. > Sampai kapankah batasnya gedung-gedung itu dibangun tidak lebih tinggi > lagi, dan jalan layang tidak bersileweran? > > > > Jika kita melihat konsep penataan perkotaan di dalam salah satu kitab > suci, maka terlihat bahwa kota-kota di surga itu mengalir sungai-sungai > dibawahnya, dan kota-kota di surga itu berwarna hijau tua > (tumbuh-tumbuhan), serta banyak naungan-naungan yang nyaman. Meskipun > konsep ini tidak akan sempurna kita capai namun paling tidak visi kita > tentang sebuah kota adalah seperti yang disampaikan oleh kitab suci > tersebut. > > > > Para pengamat mengatakan, kapitalisme yang menguasai dunia dewasa ini > telah membuat kawasan perkotaan seperti sekarang ini, gedung-gedung yang > menjulang tinggi (hutan-hutan beton), dan jalan-jalan layang yang > bersileweran. Tidak meratanya pembangunan ke daerah-daerah adalah cerminan > dari konsep kapitalisme itu sendiri yang kurang (jika bukan dikatakan > tidak) dalam hal pemerataan dan keadilan. > > > > Wallahu’alam. > > __._,_.___ > ------------------------------ > Posted by: Ahmad Yadi <yadiah...@gmail.com> > ------------------------------ > Reply via web post > <https://groups.yahoo.com/neo/groups/SMA2PDG-81/conversations/messages/10199;_ylc=X3oDMTJxY3JsZzc0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzI3MjEzNTcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDA3NzA5BG1zZ0lkAzEwMTk5BHNlYwNmdHIEc2xrA3JwbHkEc3RpbWUDMTQ0Mzg2NTkyOA--?act=reply&messageNum=10199> > • Reply to sender > <yadiah...@gmail.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20hutan%20beton%20dan%20kitab%20suci> > • Reply to group > <sma2pdg...@yahoogroups.com?subject=Re%3A%20Fwd%3A%20hutan%20beton%20dan%20kitab%20suci> > • Start a New Topic > <https://groups.yahoo.com/neo/groups/SMA2PDG-81/conversations/newtopic;_ylc=X3oDMTJlMWUxYWNmBF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzI3MjEzNTcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDA3NzA5BHNlYwNmdHIEc2xrA250cGMEc3RpbWUDMTQ0Mzg2NTkyOA--> > • Messages in this topic > <https://groups.yahoo.com/neo/groups/SMA2PDG-81/conversations/topics/10199;_ylc=X3oDMTM2cnN0ZGE0BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzI3MjEzNTcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDA3NzA5BG1zZ0lkAzEwMTk5BHNlYwNmdHIEc2xrA3Z0cGMEc3RpbWUDMTQ0Mzg2NTkyOAR0cGNJZAMxMDE5OQ--> > (1) > )><((('>��� )><((('>��� )><((('>��� )><((('> � )><((('> > > Kalau ado kawan nan ka mandaftar ka palanta ko , kirimkan pasan dari > emailnyo ka : > > sma2pdg-81-subscr...@yahoogroups.com > > Kalau dunsanak ingin kalua dari palantako, kirimkan pasan dari email > dunsanak ka : > > sma2pdg-81-unsubscr...@yahoogroups.com > Visit Your Group > <https://groups.yahoo.com/neo/groups/SMA2PDG-81/info;_ylc=X3oDMTJlYTFwc3Z2BF9TAzk3MzU5NzE0BGdycElkAzI3MjEzNTcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDA3NzA5BHNlYwN2dGwEc2xrA3ZnaHAEc3RpbWUDMTQ0Mzg2NTkyOA--> > > > [image: Yahoo! Groups] > <https://groups.yahoo.com/neo;_ylc=X3oDMTJkbTdsN3Q0BF9TAzk3NDc2NTkwBGdycElkAzI3MjEzNTcEZ3Jwc3BJZAMxNzA1MDA3NzA5BHNlYwNmdHIEc2xrA2dmcARzdGltZQMxNDQzODY1OTI4> > • Privacy <https://info.yahoo.com/privacy/us/yahoo/groups/details.html> • > Unsubscribe <sma2pdg-81-unsubscr...@yahoogroups.com?subject=Unsubscribe> > • Terms of Use <https://info.yahoo.com/legal/us/yahoo/utos/terms/> > > . > > __,_._,___ > -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi: * DILARANG: 1. Email besar dari 200KB; 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 3. Email One Liner. * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta mengirimkan biodata! * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ --- Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google Grup. Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com. Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.