Pak Andri,

Terkait rasio yang seringkali dipakai dek pemerintah Indonesia tentang
hutang= Hutang / Produk Domestik Bruto, ambo mancaliak ado unsur kurang
pasnyo.

Baa kok kurang pasnyo, ambo cubo analogikan dengan pendekatan rasio yang
umum di dunia keuangan.

Kalau di ilmu akuntansi jo keuangan, ado rasio lancar, rumusnyo = aset
lancar  / kewajiban lancar. Aset lancar ko kurang labiah adalah kas
dan/atau aset yang bisa dikonversi jadi kas dalam periode setahun.
Kewajiban lancar kurang labiah sebaliknyo, kewajiban yang mesti dipenuhi
dalam jangko setahun. Nah rumus rasio lancar ko menurut ambo relatif
konsisten, pembilang adalah sumber daya yang ado untuk mambayia, sedangkan
penyebut adalah hal-hal yang paralu dibayia.

Kalau awak pakai rasio hutang (hutang / PDB), hutang adalah nan ka dibayia,
sedangkan PDB ko bukanlah sumber daya yang bisa dipakai untuk mambayia
(tapi mungkin ado korelasinyo jo kemampuan mambayia).

Mungkin bapak ibu ado pandapaik lain.

Salam

Meyru, 31 Jkt






2015-10-28 7:36 GMT+07:00 Andri Satria Masri <andri.ma...@gmail.com>:

> Bicara soal hutang, berita ini perlu dibaca. Rasio hutang Indonesia pada
> akhir 2014 masih belum mengkuatirkan. Bandingkan dengan 7 negara besar ini.
> Namun, bukan berarti Indonesia merasa aman aman saja. Perlu tekanan pakar
> ekonomi, akademisi dan politisi di Senayan untuk mengingatkan pemerintah
> untuk tidak gegabah mengambil keputusan berutang.
>
> Senin, 13/07/2015 10:09 WIB
>
> *Ini Dia 7 Negara dengan Rasio Utang Besar*
>
> *Wahyu Daniel* - detikFinance
>
> *Jakarta *- Setiap individu memiliki batas untuk berutang. Utang harus
> disesuaikan dengan kemampuan individu untuk membayar, sehingga tidak
> bangkrut.
>
> Kita bisa melihat, bagaimana utang besar bisa merusak perekonomian negara
> di Eropa pasca krisis 2008 lalu.
>
> Kemampuan pembayaraan utang suatu negara, biasanya dilihat dari rasio
> jumlah utang pemerintah dibandingkan dengan pendapatan domestik bruto
> (PDB). Selain untuk membiayai proyek, utang juga biasanya ditarik
> pemerintah suatu negara untuk menstimulasi perekonomiannya, saat kelesuan
> melanda.
>
> Bila ditarik dengan kondisi saat ini, Yunani jadi negara yang terlilit
> utang dan tidak bisa membayarnya, sehingga bisa dikatakan negara ini
> berstatus bangkrut. Utang selama ini digunakan Yunani untuk hal yang
> bersifat konsumtif, seperti membayar uang pensiun yang besar, dan membiayai
> anggaran kurang penting seperti pertahanan. Jumlah utang Yunani sudah
> melebihi PDB-nya.
>
> Untuk Indonesia, rasio utang pemerintah hingga akhir 2014 mencapai 25,9%
> dari PDB. Hingga Mei 2015, total utang pemerintah pusat tercatat Rp
> 2.843,25 triliun. Naik Rp 62,28 triliun dibandingkan posisi bulan
> sebelumnya, yaitu Rp 2.780,97 triliun.
>
> Dilansir dari *Forbes*, Senin (13/7/2015), di dunia ini ada 7 negara
> dengan rasio utang terhadap PDB yang di atas 100%. Itu berarti, jumlah
> utangnya sudah melebihi nilai perekonomiannya. Namun dari 7 negara ini,
> hanya satu negara yang saat ini berstatus bangkrut, yaitu Yunani. Berikut
> daftarnya berdasarkan data 2014:
>
> Jepang, dengan rasio utang 227,2%. Dari rasio di 2014 165,5$ Yunani,
> dengan rasio utang 175,1%. Dari rasio di 2014 98,6% Italia, dengan rasio
> utang 132,6%. Dari rasio di 2014 103,9% Portugal, dengan rasio utang 129%.
> Dari rasio di 2014 57,6% Singapura, dengan rasio utang 105,5%. Dari rasio
> di 2014 98% Amerika Serikat (AS), dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di
> 2014 62,7% Belgia, dengan rasio utang 101,5%. Dari rasio di 2014 94,2%.
> Apakah utang ini akan menjadi bom waktu? Hanya waktu yang akan
> mengatakannya.
>
> *(dnl/ang)*
>
> --
> .
> * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain
> wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~
> * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
> ===========================================================
> UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
> * DILARANG:
> 1. Email besar dari 200KB;
> 2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi;
> 3. Email One Liner.
> * Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta
> mengirimkan biodata!
> * Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
> * Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
> * Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama &
> mengganti subjeknya.
> ===========================================================
> Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di:
> http://groups.google.com/group/RantauNet/
> ---
> Anda menerima pesan ini karena berlangganan grup "RantauNet" di Google
> Grup.
> Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini,
> kirim email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
> Untuk opsi lebih lanjut, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke