Kito baco pulo ciek barito dari Okezone.
-- MakNgah

Ratusan Rumah Warga Bukittinggi Terendam Banjir - Nusantara :: Okezone News 
<http://news.okezone.com/> 

Jum'at, 6 November 2015 - 18:51 wib
Ratusan Rumah Warga Bukittinggi Terendam Banjir
[image: (Foto: BPBD Bukittinggi)] 

(Foto: BPBD Bukittinggi)

Rus Akbar
Jurnalis 

*PADANG *- Akibat curah hujan yang tinggi, ratusan rumah warga di wilayah 
Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, 
tergenang banjir sejak pukul 14.30 WIB sampai sekarang.

Kasi Kedaruratan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) 
Bukittinggi Syuerman mengatakan banjir terparah melanda Kelurahan Pulai 
Anak Air. Di daerah tersebut air merendam 60 rumah dengan ketinggian 1,5 
meter.

“Jumlah kepala keluarga 60 atau 150 jiwa, kita sudah melakukan evakuasi di 
pos ronda dan rumah Pak RW, evakuasi itu dilakukan oleh BPBD Bukittinggi 
dan warga lainya, kita mengevakuasi khususnya balita dan lansia, sebab 
mereka terjebak bajir,” katanya kepada Okezone, Jumat (6/11/2015).

Selain di daerah Mandiangin Koto Selayan, di lokasi Kelurahan Tarok Dipo, 
Kecamatan Guguk Panjang yang pernah banjir beberapa hari lalu sekaligus 
kena angin puting beliung, hari ini juga terkena banjir, termasuk di 
kawasan By Pass Bukittinggi. “Namun tidak separah di Kelurahan Pulau Anak 
Air.

“Anggota kita sudah kita sebarkan disana, untuk daerah Tarok Dipo ini ada 
juga 60 rumah tergenang banjir termasuk di wilayah By Pass Bukittinggi, 
kini kita masih sedang mendata,” pungkasnya.
*(ful)* 


On Friday, November 6, 2015 at 4:42:02 PM UTC-8, Sjamsir Sjarif wrote:
>
>
> Bukittinggi Dikepung Banjir 
> <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/44853-bukittinggi-dikepung-banjir>
>
> Mungkin kito nan banyak indak picayo. Kalau dahulu pernah tabaiak hoax Jam 
> Gadang dilando banjir, yah itu barito barito palasu buek-buek.
> Tapi banjir nan iko iyo bana mah, indah bagarah doh.
> -- MakNgah
>
> Dari Haluan kito baco:
> Bukittinggi Dikepung Banjir 
> <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/44853-bukittinggi-dikepung-banjir>
>  [image: 
> PDF] 
> <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/44853-bukittinggi-dikepung-banjir?format=pdf>
>  [image: 
> Cetak] 
> <http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/sumbar/44853-bukittinggi-dikepung-banjir?tmpl=component&print=1&layout=default&page=>
>  [image: 
> Surel] 
> <http://www.harianhaluan.com/index.php/component/mailto/?tmpl=component&link=0a442a0fbf5639fdc88347387215bbd49617b202>
>  Sabtu, 
> 07 November 2015 02:48 
>
> *RATUSAN RUMAH TERENDAM, WARGA DIEVAKUASI*
>
> Berada di ketinggian tak menjamin kawasan Bukittinggi bebas banjir. Perlu 
> evaluasi apa yang menjadi penyebab begitu cepatnya air meluap, seiring 
> dengan tingginya curah hujan
>
> *BUKITTINGGI, HALUAN —* Ratusan warga Kota Bu­kittinggi, tepatnya di 
> kawa­san RT 1 RW I Kelurahan Pulai Anak Aia, serta di kawasan RT 7 RW 1 
> Kelu­rahan Cimpago Ipuh Keca­matan Mandiangin Kota Bukittinggi dievakuasi 
> ke tempat yang aman, setelah rumah mereka terendam banjir setinggi dada 
> orang dewasa, Jumat (6/11). 
>
> Untuk RT 1 RW I Kelu­rahan Pulai Anak Aia, ada sekitar 125 Kepala 
> Kelua­rga (KK) yang tinggal di kawasan tersebut, sementara di kawasan RT 7 
> RW 1 Kelurahan Cimpago Ipuh terdapat 70 KK yang ber­mukim di kawasan itu.
>
> Menurut keterangan Su­si (39) salah seorang warga Pulai Anak Aia, genangan 
> air itu mulai memasuki rumahnya sekitar pukul 14.30 WIB. Hujan lebat tanpa 
> henti yang mulai meng­guyur Bukittinggi sekitar pukul 12.55 WIB membuat 
> genangan air itu cepat meninggi, dan pun­caknya sekitar pukul 15.00 WIB, 
> ketinggian banjir tersebut telah mencapai dada orang dewasa.
>
> “Dalam dua minggu terakhir, ini banjir ketiga yang kami alami. Pertama 
> saat malam Minggu lalu, setelah itu pada hari Rabu, dan terakhir hari Jumat 
> ini. Tapi banjir kali ini lebih parah dari yang sebelumnya,” ujar Susi.
>
> Susi mengatakan, semua pera­latan elektronik miliknya telah diselamatkan 
> ke lantai dua. Ha­nya saja, seluruh pakaian yang ada dalam lemari tidak 
> sempat dise­la­mat­kan, karena banjir juga ikut merendam lemari pakaiannya.
>
> “Air cepat sekali tingginya, sehingga tidak sempat kami menyelamatkan 
> pakaian. Kami sudah menutup rumah, agar semua barang yang ada dalam rumah 
> tidak hanyut dibawa arus, karena arusnya sangat deras sekali,” ucap Susi.
>
> Susi mengaku telah tinggal selama 30 tahun di kawasan itu. Menurutnya, 
> selama 30 tahun itu, rumahnya sudah tiga kali me­ngalami kebanjiran 
> terparah se­tinggi dada orang dewasa. “Ka­lau banjirnya setinggi tumit atau 
> betis, itu sudah tak terhitung. Sudah sering kami alami,” lanjut Susi.
>
> Sementara itu, banjir yang melanda kawasan ini membuat Badan 
> Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bukit­tinggi mengerahkan satu 
> unit perahu karet untuk mengeva­kuasi warga. Evakuasi ini diprio­ritaskan 
> bagi bayi dan anak-anak, ibu hamil, lanjut usia (lansia) dan ibu-ibu.
>
> Meski demikan, tak sedikit kalangan ibu-ibu enggan untuk dievakuasi dan 
> lebih memilih mendekam di rumah mereka ma­sing-masing, meski rumahnya 
> digenangi banjir. Mereka ber­alasan, dengan menjaga rumah, maka mereka bisa 
> mengontrol isi rumah serta barang berharga mereka, serta bisa mengawasi 
> jika ada binatang melata yang masuk rumah.
>
> Sementara untuk pria dewasa lebih tampak sibuk membantu petugas BPBD untuk 
> meng­eva­kuasi warga. Sebagian lagi pria dewasa tampak sibuk member­sihkan 
> sampah-sampah yang terbawa arus, serta tetap berupaya menyelamatkan 
> barang-barang berharga mereka.
>
> Sebenarnya, kawasan RT 1 RW I Kelurahan Pulai Anak Aia dan kawasan RT 7 RW 
> 1 Kelu­rahan Cimpago Ipuh saling berse­belahan, sehingga tidak menyu­litkan 
> petugas untuk menyisir korban yang masih terjebak dalam rumah. Hanya saja, 
> deras­nya arus membuat petugas harus bekerja lebih keras lagi untuk 
> mengontrol perahu karet yang dibawa.
>
> Suyerman, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bukittinggi menyebutkan, 
> hujan lebat yang mengguyur Kota Bukittinggi dari siang hingga sore telah 
> membuat sejumlah kawasan di Kota Bukit­tinggi digenangi air.
>
> “Ada enam titik banjir yang merendam tempat ibadah dan rumah warga di Kota 
> Bukittinggi, diantaranya di kawasan Simpang Tarok, Pakan Kurai, Gurun 
> Pan­jang, Jalan Melati Simpang Sta­siun, Jangkak, serta kawasan Pulai Anak 
> Aia dan Cimpago Ipuh ini. Yang terparah memang dialami Pulai Anak Aia yang 
> bersebelahan dengan Kelurahan Cimpago Ipuh samping Ma­polsek Bukittinggi,” 
> ujar Su­yerman.
>
> Menyikapi permasalahan banjir yang terus melanda Kota Bukittinggi, 
> khususnya di ka­wasan Pulai Anak Aia dan Kelurahan Cimpago Ipuh ini, Ketua 
> DPRD Bukittinggi Benny Yusrial ketika meninjau lokasi banjir mengatakan, 
> pihaknya telah mendesak petugas PU untuk turun tangan menyelidiki penyebab 
> utama banjir tersebut.
>
> “Kami telah berkomunikasi dengan masyarakat, telah meng­himpun informasi 
> dan telah menerima aduan jika ada bangu­nan yang menghambat aliran air. 
> Tapi kami belum bisa mengklaim itu penyebabnya, karena harus diselidiki 
> terlebih dahulu. Kami sudah meminta PU untuk me­nyelidiki itu,” ujar Benny.
>
> Menurut Benny Yusrial, DPRD Bukittinggi nantinya tidak akan mentolerir 
> siapa saja yang telah membuat aliran air tidak lancar, karena menurutnya, 
> ulah orang itu telah membuat dampak yang lebih besar bagi ratusan warga di 
> kawasan Pulai Anak Aia. *(h/wan)*
>
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Reply via email to