Angku Saaf, Mungkin rancak Pasukan tu diagiah namo Pasukan Induak-induak Siti 
Manggopoh buliah ado nuansa Lubuak Basuangnyo saketek.

-- Nyiak Sunguik

April 22, 2010 at 11:56am ยท 
Siti Manggopoh, Singa Betina dari Minang

Ada yang terlupakan dari catatan sejarah Indonesia. Siti Manggopoh. Nama 
perempuan asal Minang ini memang tidak bergaung, seperti RA Kartini yang 
dianggap sebagai tokoh pahlawan Indonesia. Padahal, jika ditelusuri lagi, Siti 
Manggopoh merupakan pahlawan perempuan dari Minangkabau yang mampu 
mempertahankan marwah bangsanya, adat, budaya dan agamanya. Bagaimana tidak, 
Siti Manggopoh tercatat pernah melakukan perlawanan terhadap kebijakan ekonomi 
Belanda melalui pajak uang (belasting).

Ketika itu, perempuan-perempuan Indonesia yang berpendidikan tinggi sedang 
mengibarkan bendera perjuangan gender, dan pada saat itu Siti Manggopoh, 
perempuan pejuang dari desa kecil terpencil di Kabupaten Agam, Sumatera Barat 
muncul sebagai perempuan dengan semangat perlawan terhadap penjajahan yang 
terjadi di negerinya.

MASA LAHIR
Siti Manggopoh, merupakan perempuan Minang yang memiliki nama Siti. Ia lahir 
bulan Mei 1880. Nama Manggopoh dilekatkan pada dirinya, karena ia terkenal 
berani maju dalam perang Manggopoh. Manggopoh itu sendiri merupakan nama 
negerinya.

Siti merupakan anak bungsu dari enam bersaudara. Kelima kakaknya dengan senang 
hati menyambut kelahiran Siti, karena Siti adalah anak perempuan pertama 
sekaligus terakhir yang dilahirkan dalam keluarga mereka. Kelima kakak 
laki-laki Siti pun selalu mengusung Siti ke mana-mana. Ia membawa Siti ke 
pasar, ke kedai, ke sawah, dan bahkan ke gelanggang persilatan.

Siti pun pernah bermain sangat jauh dari kenagarian Manggopoh, bahkan sampai ke 
daerah Tiku, Pariaman. Tak hanya itu, ketika kakaknya belajar mengaji ke surau, 
Siti juga diajak dan mengecap pendidikan di surau. Sebagai perempuan Minang, 
Siti memiliki kebebasan. Ia membangun dirinya secara fisik dan nonfisik. Ia 
belajar mengaji, bapasambahan dan juga persilatan. Inilah kiranya yang 
menyebabkan Siti berani maju ke medan perang untuk melawan penjajahan Belanda 
di negerinya.

SITI MENIKAH
Siti menikah dengan Rasyid. Pernikahan mereka ternyata tidak membuat Siti 
terikat dengan tugas perempuan di dalam rumah tangga. Justru bersama suaminya, 
Rasyid, Siti memiliki semangat dan arah perjuangan yang setujuan. Mereka bahu 
membahu melepaskan penderitaan rakyat Minangkabau. Kesadaran ini muncul ketika 
Siti dan Rasyid merasakan bahwa telah terjadi penindasan di negerinya oleh 
pemerintahan Belanda.
... Dst...

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke