Iko ambo ambiak sabagai contoh "Kawasan Industri Buton" di Riau.
Bandiangkan jo "Padang Industrial Park" nan makin lamo makin hilang gemanyo.
Disitu nampak karajo samo Pemkap jo Pemkab/ Pemko lain & Pemrov. 
NRM 
 

Siak Jadikan Tanjung Buton Kawasan Industri

Dikirim Oleh:  
<http://www.riau.go.id/index.php?module=roles&func=display&uid=3> Developer 
pada 20 Oktober 2003 7:29:36 PM
 
PEKANBARU (Riau Online): Pemerintah Kabupaten Siak menjadikan Tanjung Buton 
Kecamatan Sungai Apit sebagai Kawasan Industri (KI) yang akan menampung 
perusahaan industri yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak.

PEKANBARU (Riau Online): Pemerintah Kabupaten Siak menjadikan Tanjung Buton 
Kecamatan Sungai Apit sebagai Kawasan Industri (KI) yang akan menampung 
perusahaan industri yang berada di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Siak. 

Ditemui di Pekanbaru, Sabtu, Bupati Siak H Arwin AS SH mengatakan, pihaknya 
telah menetapkan daerah Buton sebagai daerah kawasan industri, hal ini 
dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerusakan terhadap Sungai Siak yang 
saat ini banyak terdapat industri. 

Dalam rancangannya, KI Pelabuhan Tanjung Buton merupakan pelabuhan umum yang 
akan melayani lalu lintas kontainer, pulp and paper, CPO, BBM, kebutuhan 
provinsi serta komoditas potensial lainnya di Riau. 

Alasan memindahkan industri yang berada di sepanjang DAS Siak ke KI Buton 
selain untuk menempatkan industri dalam satu kawasan juga untuk menjaga 
kelestarian Sungai Siak. 

"Kondisi sungai Siak kini semakin para tercemar tidak hanya pencemaran domestik 
tetapi juga industri dan sungai juga mengalami abrasi," katanya. 

Sedangkan sektor industri masih belum berkembang dan masih terbatas pada 
pengolahan hasil kehutanan (kayu) berupa kayu lapis, moulding dan pulp serta 
pengolahan kelapa sawit menjadi CPO. 

Ia mengakui, industri yang berada disepanjang DAS Siak menngandalkan sungai 
terdalam di Indonesia itu sebagai sarana transfortasi dan pembuangan limbah 
industri. 

Bahkan, di DAS Siak terdapat industri pengolahan kayu dan pulp yang hingga kini 
masih memanfaatkan keberadaan Sungai Siak sebagai sarana transportasi dan 
pembuangan limbah, selain itu juga ada puluhan industri lainnya baik yang 
bergerak dibidang perkayuan (plywood) juga perkebunan.(ms)
 
......................................................................................................
Selasa, 13 Mei 2003 
        
        
        


Kawasan Industri Buton Perlu Rp 4 Triliun 



Pekanbaru, Kompas - Pembangunan Kawasan Industri Buton (KIB) di Kabupaten Siak, 
Riau, memerlukan dana investasi sekitar Rp 4 triliun, khusus tahap pertama dari 
dua tahap pengembangan yang direncanakan. Pemerintah Kabupaten Siak menawarkan 
ke beberapa pemerintah kabupaten dan kota lain di Riau untuk ikut berinvestasi 
dalam pembangunan kawasan industri terpadu seluas 5.000 hektar itu.

Ketua Tim Penyiapan KIB Pemerintah Kabupaten Siak Hainin Kadir mengungkapkan 
hal tersebut saat mengikuti ekspos penawaran (proposal) kerja sama dan hasil 
kajian Tim Penyiapan KIB di Kantor Badan Promosi dan Investasi Riau, Pekanbaru, 
Senin (12/5).

Hainin menyebutkan, dana tahap pertama pembangunan KIB di pesisir timur 
Kabupaten Siak tersebut sekitar Rp 4 triliun. Pemerintah Kabupaten Siak tidak 
mampu menutupi seluruh kebutuhan dana pembangunan KIB tersebut.

"Oleh karena itu, dalam ekspos ini, kami bermaksud membuka kemungkinan kerja 
sama dengan Pemerintah Provinsi Riau maupun pemerintah kabupaten dan kota di 
sekitar kawasan KIB," kata Hainin.

Dalam proposal yang disusun Tim Penyiapan KIB Pemerintah Kabupaten Siak 
disebutkan, Siak menyiapkan lahan 1.500 hektar untuk pembangunan tahap pertama. 
Sementara jumlah keseluruhan rencana KIB mencakup kawasan 5.000 hektar.

"Untuk tahap pertama pengembangan KIB tersebut, kami membebaskan lahan 1.500 
hektar dari 5.000 hektar luas KIB seluruhnya. Kawasan ini terletak 112 
kilometer Internasional Marine Line dan merupakan salah satu kawasan yang 
paling dekat dengan kawasan paling sibuk di Singapura, yakni Selat Philips," 
kata Hainin.

Dalam dokumen yang sama disebutkan, pada tahap pertama pengembangan KIB 
tersebut, Pemerintah Kabupaten Siak merencanakan membangun lima fasilitas 
vital, yakni jalan penghubung 380 kilometer, sarana drainase dan air bersih, 
pembangunan fasilitas ekonomi lokal, pembangkit tenaga listrik, serta 
pembangunan pelabuhan internasional. Seluruh fasilitas tersebut diperhitungkan 
menelan dana Rp 3,920 triliun dalam waktu tujuh tahun.

"Kami membuka semua kemungkinan bentuk kerja sama dengan Build Operated 
Transfer, Build and Rent, atau Joint Venture. Untuk investor itu, kami tawarkan 
semua fasilitas yang memadai mulai dari perkantoran, pergudangan, hingga tangki 
penampungan minyak sawit mentah," kata Hainin.

Selain itu, Hainin menyebutkan, KIB akan memerlukan tenaga listrik 148 megawatt 
(MW) pada tahap pertama dan 459 MW pada tahap kedua. Pada saat yang sama, 
kebutuhan air bersih untuk konsumsi KIB 5,7 meter kubik per detik tahap pertama 
dan 19 meter kubik per detik tahap selanjutnya.

"Sementara itu, kapasitas pengolahan limbah cair yang kami perlukan empat meter 
kubik per detik tahap pertama dan 13,5 meter kubik tahap kedua," kata Hainin. 
(oin)

-----Original Message-----
From: RantauNet@googlegroups.com [mailto:[EMAIL PROTECTED] Behalf Of Ronal 
Chandra
Sent: Wednesday, April 16, 2008 10:19 AM
To: RantauNet@googlegroups.com
Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Komisi XI DPR Pertanyakan Penurunan Investasi di 
Sumbar (jawaban Sekda ko asa se)


Bob ambo pikir ancak awak hilangkan dulu untuk sementara peran FSSM, Perantau 
Minang dan IIF nyo Irman Gusman biar indak jadi pengharapan yang berlebihan.

Ambo mencaliek kalau berdasarkan penurunan angka nan tajadi mulai dari tahun 
2004 nan sekitar 600an milyard sampai tahun 2007 nan tingga 58 Milyard, 
tampaknyo dari tahun ke tahun indak ado upaya untuk mengatasi masalah iko.

Iyo batua keceik da Nanang ditulisan sabalun no bahwa "Kalau alah salah pilih 
iyo marasai sampai periode berikut no". Kalau angka angka diatas itu batua iyo 
paniang kepalo memikirkan no dek dipemerintahaan ada sekelompok urang nan 
bagaji tiap bulan untuk memikirkan masalah iko tapi hasia no tiap tahun trus 
merosot, edannnnn

Regards
Ronal Chandra

Boby Lukman <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke