Sepatu Si Bapak Tua
  Oleh : K Suheimi 
   
  Suatu ceritra yang menggelitik dan jadi bahan renungan adalah sewaktu saya 
mendengar Radio Classy dengan judul Sepatu Si Bapak Tua
   
  Ceritra ini di olah oleh Yanti, dia rajin. Dan saya minta izin untuk ini 
disampaikan pada pembaca saya, semoga ada hikmah dan manfaatnya, selamat 
menikmati.
    
  Dan saya tersentak sewaktu mendengar resonansi jiwa dari Radio Classy.  Yanti 
dengan manis mengubah satu kisah, dan kisah ni disampaikan oleh Adi dengan 
penuh perasaan. Saya kira ceritra ini bagus untuk kita simak bersama, begini 
kisahnya
    
   
   
   
  Seorang bapak tua pada suatu hari hendak bepergian naik bus kota,, Saat 
menginjakkan kakinya ke tangga, salah satu sepatunya terlepas dan jatuh ke 
jalan,, Sayang, pintu tertutup dan bus segera berlari cepat,, Bus ini hanya 
akan berhenti di halte berikutnya yang jaraknya cukup jauh sehingga ia tak 
dapat memungut sepatu yang terlepas tadi,, Melihat kenyataan itu, si bapak tua 
itu dengan tenang melepas sepatunya yang sebelah dan melemparkannya ke luar 
jendela,,
   
  Seorang pemuda yang duduk dalam bus tercengang, dan bertanya pada si bapak 
tua, ''Mengapa bapak melemparkan sepatu bapak yang sebelah juga?'' Bapak tua 
itu menjawab dengan tenang, ''Supaya siapa pun yang menemukan sepatuku bisa 
memanfaatkannya,,''
   
  Bapak tua dalam cerita di atas adalah contoh orang yang bebas dan merdeka,, 
Ia telah berhasil melepaskan keterikatannya pada benda,, Ia berbeda dengan 
kebanyakan orang yang mempertahankan sesuatu semata-mata karena ingin 
memilikinya, atau karena tidak ingin orang lain memilikinya,,
   
  Sikap mempertahankan sesuatu -- termasuk mempertahankan apa yang sudah tak 
bermanfaat lagi -- adalah akar dari ketamakan,, Penyebab tamak adalah kecintaan 
yang berlebihan pada harta benda,, Kecintaan ini melahirkan keterikatan,, Kalau 
Anda sudah terikat dengan sesuatu, Anda akan mengidentifikasikan diri Anda 
dengan sesuatu itu,, Anda bahkan dapat menyamakan kebahagiaan Anda dengan 
memiliki benda tersebut,, Kalau demikian, Anda pasti sulit memberikan apapun 
yang Anda miliki karena hal itu bisa berarti kehilangan sebagian kebahagiaan 
Anda,, 
   
  Kalau kita pikirkan lebih dalam lagi ketamakan sebenarnya berasal dari 
pikiran dan paradigma kita yang salah terhadap harta benda,, Kita sering 
menganggap harta kita sebagai milik kita,, Pikiran ini salah,, Harta kita 
bukanlah milik kita,, Ia hanyalah titipan dan amanah yang suatu ketika harus 
dipertanggungjawabkan,, Pertanggungjawaban kita adalah sejauh mana kita bisa 
menjaga dan memanfaatkannya,,
   
  Peran kita dalam hidup ini hanyalah menjadi media dan perantara,, Semuanya 
adalah milik Tuhan dan suatu ketika akan kembali kepadaNya,, Tuhan telah 
menitipkan banyak hal kepada kita: harta benda, kekayaan, pasangan hidup, 
anak-anak, dan sebagainya,, Tugas kita adalah menjaga amanah ini dengan baik, 
termasuk meneruskan pada siapa saja yang membutuhkannya,,
   
  Paradigma yang terakhir ini akan membuat kita menyikapi masalah secara 
berbeda,, Kalau biasanya Anda merasa terganggu begitu ada orang yang 
membutuhkan bantuan, sekarang Anda justru merasa bersyukur,, Kenapa? Karena 
Anda melihat hal itu sebagai kesempatan untuk menjadi ''perpanjangan tangan'' 
Tuhan,, Anda tak merasa terganggu karena tahu bahwa tugas Anda hanyalah 
meneruskan ''titipan'' Tuhan untuk membantu orang yang sedang kesulitan,, 
   
  Cara berpikir seperti ini akan melahirkan hidup yang berkelimpahruahan dan 
penuh anugerah bagi kita dan lingkungan sekitar,, Hidup seperti ini adalah 
hidup yang senantiasa bertambah dan tak pernah berkurang,, Semua orang akan 
merasa menang, tak ada yang akan kalah,, Alam semesta sebenarnya bekerja dengan 
konsep ini, semua unsur-unsurnya bersinergi, menghasilkan kemenangan bagi semua 
pihak,,
   
  Tapi, bukankah dalam proses memberi dan menerima ada pihak yang akan 
bertambah sementara pihak yang lain menjadi berkurang? Kalau Anda berpendapat 
demikian berarti Anda sudah teracuni konsep Zero Sum Game yang mengatakan kalau 
ada yang bertambah pasti ada yang berkurang, kalau ada yang untung pasti ada 
yang rugi, kalau ada yang menang pasti ada yang kalah,, Padahal esensi hidup 
yang sebenarnya adalah menang-menang,, Kalau kita memberi kepada orang lain, 
milik kita sendiri pun akan bertambah,,
   
  Bagaimana menjelaskan fenomena ini? Ambilah contoh kasus bapak tua tadi,, 
Kalau ia tetap menahan sepatunya maka tak ada pihak yang dapat memanfaatkan 
sepatu tersebut,, Kondisi ini adalah kalah-kalah (loose-loose),, Sebaliknya 
dengan melemparkannya, sepatu ini akan bermanfaat bagi orang lain,, Lalu apakah 
si bapak tua benar-benar kehilangan? Tidak,, Ia memperoleh kenikmatan batin 
karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain,, Betul, secara fisik ia 
kehilangan tetapi ia mendapatkan gantinya secara spiritual,,
   
  Perasaan inilah yang selalu akan Anda dapatkan ketika Anda membantu orang 
lain: menolong teman yang kesulitan, memberikan uang pada pengemis di jalan, 
dan sebagainya,, Kita kehilangan secara fisik tapi kita mendapatkan ganti yang 
jauh lebih besar secara spiritual,, 
   
  Sebagai penutup, ijinkanlah saya menuliskan seuntai puisi dari seorang bijak: 
   
  ''Engkau tidak pernah memiliki sesuatu 
  Engkau hanya memegangnya sebentar 
  Kalau engkau tak dapat melepaskannya, engkau akan
  terbelenggu olehnya,,
  Apa saja hartamu, harta itu harus kau pegang dengan
  tanganmu seperti engkau menggenggam air,,
  Genggamlah erat-erat dan harta itu lepas,, Akulah itu sebagai milikmu dan 
engkau mencemarkannya,, 
  Lepaskanlah, dan semua itu menjadi milikmu selama-lamanya'',,
   
  Lalu saya teringat pesasn Baginda Rasul;
  Mudahkanlah kamu akan dimudahkan, lapangkanlah kamu akan di lapangkan
  Irhammu fil ardh yarhamkum fissamaak. Kasihanilah yang didunia, yang dilangit 
pasti mengasihimu. Rasakanlah nikmatnya dalam memberi.
   
   
  ,Tulisan ini dapat dilihat di Website WWW.ksuheimi.blogspot.com 

       
---------------------------------
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply. 
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Reply via email to