Doktor Kehormatan buat Rendra
  
  AHLUWALIA

                 WS Rendra
(Istimewa)   
INILAH.COM, Yogyakarta - WS Rendra mendapat gelar Doktor Kehormatan dari 
Universitas Gajah Mada, Selasa (4/3). Ia menyambutnya dengan orasi 'Megatruh 
Kambuh, Renungan Seorang Penyair dalam Menanggapi Kalabendu'.   
  Rendra memang alumnus Fakultas Sastra UGM. Ia sempat belajar di Harvard 
University, Cambridge, AS. Sosok dramawan dan budayawan besar Indonesia ini 
terbilang sudah menginternasional. 
   
  Acara penganugerahan gelar buat Rendra dipimpin langsung Rektor UGM Prof 
Soedjarwadi MSc PhD disaksikan anggota Majelis Guru Besar UGM. 
  Hadir dalam acara itu Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) UGM Prof Dr HM Amien 
Rais, Prof Dr Ahmad Syafii Maarif, sederet seniman dan budayawan seperti Butet 
Kertaredjasa, Djaduk Ferianto, Emha Ainun Nadjib, dan Slamet Gundono. 
   
  Ketika menerima gelar kehormatan itu, Rendra didampingi istrinya, Ken 
Zuraida, dan anak-anaknya. 
  Dalam orasinya, 'Si Burung Merak' ini menyinggung syair Ronggowarsito soal 
zaman kemakmuran. Suaranya terbata-bata dan sempat tercekat saat mengungkapkan 
rasa hormatnya kepada Ronggowarsito, penyair besar Jawa abad 19. Orasinya 
berlangsung hampir 1 jam. 
   
  Rendra mengkritik model pemerintahan zaman Kerajaan Mataram Islam. Ia 
mengutip Ronggowarsito mengenai tiga zaman, yakni zaman Kalatida, Kalabendu, 
dan Kalasuba. 
  Kalatida adalah zaman ketika akal sehat diremehkan. Kalabendu adalah zaman 
hancur dan rusaknya kehidupan karena tata nilai dan tata kebenaran 
dijungkirbalikkan secara merata. Kalasuba adalah zaman stabilitas dan 
kemakmuran.
   
  Anjuran Ronggowarsito agar manusia selamat di masa Kalatida adalah selalu 
sadar dan waspada. Tidak ikut permainan gila. Di era Kalabendu, manusia harus 
berani prihatin, sabar, tawakal, dan selalu di jalan Allah. "Zaman Kalasuba 
ditandai adanya Ratu Adil," tukas Rendra. 
  Rendra yakin zaman Kalasuba bakal datang. Menurutnya, dalam setiap chaos 
pasti akan ada potensi untuk stabil dan teratur. Tapi, kestabilan belum tentu 
baik untuk kelangsungan kedaulatan rakyat. Di masa Lalasuba, manusia harus 
tetap berusaha, tidak sekadar sabar dan tawakal.
  Tapi, situasi semacam itu (zaman Kalasuba) tidak tergantung pada hadirnya 
Ratu Adil, melainkan tergantung pada hukum yang adil, mandiri, dan terkawal. 
[Herry Nugroho/I3]

       
---------------------------------
 Yahoo! Toolbar kini dilengkapi dengan Search Assist.   Download sekarang juga.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke