BAGAI BAHTERA di TENGAH LAUTAN
   
   
  "MAKA  apabila mereka naik bahtera di  tengah  lautan  luas, mereka  berdoa 
kepada Allah dengan memurnikan ketaatan  kepada-Nya;  maka tatkala Allah 
menyelamatkan mereka sampai ke  daratan, tiba-tiba  mereka  kembali 
mempersekutukan  Allah,"  (Surat  Al Ankabuut ayat 65). Dengan  halus   dan 
manis sekali Tuhan mensitir kehidupan manusia dengan membuat perumpamaan 
bahtera  di  tengah  lautan luas.  Memang,  dalam mengharungi hidup ini  
bagaikan  bahtera  di tengah  lautan  yang   luas. Dihantam oleh  gelombang  
kiri  dan kanan, didera oleh hempasan ombak dari muka dan belakang. Ditiup oleh 
 badai dan topan, dipermainkan oleh riak dan  gelombang,  ditimpa  oleh hujan 
yang lebat, kilat sambung menyambung, halilintar menggelegar bagaikan membelah 
bumi. 
  Di tengah lautan, di  gelapnya hari,  tidak  satu pun bintang yang tampak, 
tidak  tentu  ke mana  arah hendak dituju. Di saat manusia tidak menampak 
jalan, kehilangan arah, dihantam  oleh kesulitan dan gelombang kehidupan, 
biasanya ketika  itu manusia bermohon  kepada Tuhan, dengan memurnikan  
ketaatan kepada-Nya. "Ya Allah, andaikan aku selamat sampai ke tanah tepi, Ya 
Tuhan,  aku  akan sungguh-sungguh menjalankan agama-Mu,  aku  akan taat   dan  
patuh,  semua  suruhan-Mu  aku  kerjakan  dan   semua larangan-Mu akan aku 
hentikan." 
  Tetapi begitu mereka menginjak tanah tepi, selamat sampai di daratan,  dengan 
enak saja mereka berkata:  "Untung  ada angin yang membawa bahtera  kita  ke  
tepi, kalau tidaklah karena angin, tentu kita masih terkatung-katung di tengah  
lautan."  Sebagian ada yang berkata: "Untung  ada  bintang, dengan  kelipan  
bintang kita tahu   ke mana arah  hendak  dituju, kalau  tidaklah karena 
bintang tentu kita tidak ada  pedoman."  Atau ada yang berkata: "Untung ada 
nakhoda, nakhodalah yang menggiring, sehingga bahtera bisa sampai di daratan." 
Kalau  kebetulan  mereka terkatung-katung di tengah lautan yang luas, kemudian 
datang kapal lain yang menyelamatkannya, lalu semua mereka akan berkata: 
"Untung ada kapal asing yang menolong." Saat itu mereka lupa akan janji yang  
pernah  dilafaskannya, mereka  tiba-tiba  kembali  menjadi musyrik,  mereka 
melupakan Allah. Tidakkah mereka tahu, siapakah yang mendatangkan angin? 
Siapakah yang menerbitkan bintang,  dan siapakah  yang  mengatur
 nakhoda dan kapal asing  itu?  
  Bukankah semua  itu  adalah karena Tuhan yang berkehendak  demikian?  Dan 
Tuhan  masih mendengar seruan serta doanya sewaktu  mereka  dalam kesulitan dan 
kesusahan. Lalu Tuhan mendengar doa itu dan mengabulkannya  dengan  mengirimkan 
angin,  menerbitkan  bintang  atau mendatangkan  kapal  asing. Tetapi semua itu 
dilupakan   dan  mereka  kembali  mempersekutukan Tuhan.  Dalam  kehidupan  
banyak sekali terjadi contoh-contoh yang demikian. Makanya dengan sangat halus  
dan  manis Tuhan mengungkapkannya dalam surat  Al  Ankabuut ayat 65. 
  Dalam  kehidupan sehari-hari, sering seseorang  berkata  pada saya,  sewaktu 
selesai melakukan  operasi atau  menolong  pasien. "Untung ada dokter, kalau 
dokter tidak datang tepat pada  waktunya, entahkan bagaimana jadinya." Kepada 
orang yang berkata  demikian selalu  saya  ingatkan,  bukan dokter,  bukan  
siapa-siapa,  tetapi barangkali,  sewaktu  dalam  kesakitan itu si ibu  
bermohon  dan berdoa,  lalu Tuhan mengabulkan permohonannya dengan  mengirimkan 
bantuan-bantuan.  Bukankah  Tuhan berkata, "Apabila  engkau  sakit maka 
Tuhanlah yang akan menyembuhkan." Maka senantiasa dan selalulah berharap kepada 
Tuhan, dan bersyukur hanya kepada-Nya.
  Bermacam-macam cara orang menyatakan kesyukurannya. Agaknya salah  satu cara 
bahwa kita bersyukur dan berterima kasih  adalah dengan memakai dan 
memanfaatkan apa yang diberikan oleh seseorang. Sebagai  contoh, sewaktu saya 
pulang dari luar negeri,  saya membawa oleh-oleh baju untuk anak saya. Ternyata 
baju yang  saya belikan   itu, selalu dipakai oleh anak saya ke mana pun ia  
pergi. Melihat  anak  itu selalu memakai hadiah yang saya berikan,  hati saya  
menjadi senang, dan kalau saya pergi lagi, tentu  tidak  lupa saya  akan  
membelikannya baju yang lebih bagus lagi.  Tetapi  jika baju   yang  saya  
belikan  itu,  disimpannya  saja,   tidak   dipakai-pakainya,  saya jadi 
berfikir, mungkin anak itu tidak  suka dengan  apa yang saya belikan. Atau 
kalau baju  itu  dijadikannya untuk melap sepeda atau mobil, atau dijadikannya 
untuk  pembersih lantai,  maka hati saya menjadi sedih dan pilu. Kalau nanti  
saya pergi lagi, anak itu tentu tidak akan saya belikan baju lagi. 
  Nah, Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dia telah beri  kita lautan,  
daratan,  gunung-gunung, hutan  rimba,  barang  tambang, di darat  di laut dan 
di gunung. Tuhan tentu akan senang jika  kita memanfaatkan  apa yang diberikan 
Tuhan itu. Kita  pergi  ke dasar laut  untuk  menggali  kekayaannya, kita daki  
gunung   untuk  dimanfaatkan,  kita  gali barang tambang,  dijadikan  hal-hal  
yang bermanfaat.    Sebaliknya Tuhan akan marah, jika  lautnya  dicemari, 
hutannya dibakar, gunung dan daratannya dirusak. Seperti  firman-Nya,  
"Kerusakan  di muka bumi ini  adalah  akibat  ulah tangan-tangan manusia." 
Tangan-tangan yang merusak yang membuat kezaliman  di atas  bumi  inilah yang 
dibenci  Tuhan.  Bagi  mereka disediakan azab yang pedih. Seperti firman-Nya: 
"Jika kamu mensyukuri nikmat-Ku pasti akan aku tambah-tambah nikmat itu.  
Sebaliknya apabila Engkau ingkari, ingatlah azab-Ku sangat pedih."
  Satu  kali  saya teringat akan nasib  seekor  serangga  yang terperangkap  
masuk  sarang laba-laba, mati-matian  serangga  itu berusaha melepaskan diri 
dari benang-benang kusut sebagai akibat dari perbuatannya sendiri, semakin dia 
bergerak semakin dia terikat dan  tertambat, sampai dia tidak berdaya lagi. Di 
saat dia sudah tidak  berdaya itu, datanglah laba-laba  akan menerkam mangsanya 
itu. Sebelum saat yang kritis itu datang, saya ambil sebuah lidi. Dengan lidi 
itu  saya putuskan satu persatu benang laba-laba itu, sehingga serangga itu 
terlepas  dan  dia terbebas dari cengkraman maut. 
  Tetapi  apa  kata serangga  yang  sudah terlepas itu? "Untung  ada  lidi,"  
katanya, "lidilah  yang  telah menyelamatkan jiwaku."  Dia  sujud  menyembah 
lidi, dan dia berterima kasih  kepada lidi. Sebagai  seekor serangga,  yang 
badannya kecil, kepalanya kecil dan matanya  juga kecil,  pandangannya  hanya  
terbatas pada lidi.  Dia  hanya yakin  lidi yang bergerak itulah yang 
menolongnya.  Pandangannya tidak  sampai  kepada  jari-jari yang  menggerakkan  
lidi itu,  bahwa jari-jari  itu digerakkan oleh otot dan syaraf, bahwa  jari  
itu tergantung  pada sebuah lengan, lengan itu tergantung  pada  bahu, dan  
bahu itu ada pada tubuh seorang manusia. Lebih-lebih pandangannya  tidak sampai 
 kepada otak yang memerintahkan, dan  otak itu sendiri ada sesuatu di atas sana 
yang memerintahnya. 
  Hidup  ini bagaikan seekor serangga, mula-mula kita  berpandangan  sempit, 
tetapi lama-lama kita tahu, bahwa sesuatu itu  bergerak  dan  sesuatu itu 
terjadi adalah  karena  kekuasaan  Allah. Kepada-Nyalah  kita  menyembah  dan 
kepada-Nya  pula  kita  minta tolong, bukan  kepada siapa-siapa. Untuk semua 
itu agaknya  perlu kita simak sebuah firman suci-Nya: "Maka  (yang sebenarnya) 
bukan kamu yang membunuh  mereka,  akan tetetapi Allahlah yang membunuh mereka, 
dan bukan kamu yang  melempar ketika kamu melempar, tetetapi Allahlah yang 
melempar. (Allah berbuat  demikian untuk membinasakan mereka) dan  untuk  
memberi kemenangan  kepada  orang-orang mukmin,  dengan  kemenangan  yang baik. 
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (Surat Al Anfal ayat 
17).
   
  ,Tulisan ini dapat dilihat di Website WWW.ksuheimi.blogspot.com 

       
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke