*n D e s o
*
oleh : Ika S. Creech *)
*) Penulis adalah Putra Indonesia, kini bertempat tinggal di Paris, Perancis
dan bekerja sebagai Pembawa Acara di salah satu stasiun diPerancis.

Deso (baca ndeso) itulah sebutan untuk orang yang norak, kampungan, udik,
shock culture, Countrified dan sejenisnya. Ketika mengalami atau merasakan
sesuatu yang baru dan sangat mengagumkan, maka ia merasa takjub dan sangat
senang, sehingga ingin terus menikmati dan tidak ingin lepas, kalau perlu
yang lebih dari itu. Kemudian ia menganggap hanya dia atau hanya segelintir
orang yang baru merasakan dan mengalaminya. Maka ia mulai atraktif,
memamerkan dan sekaligus mengajak orang lain untuk turut merasakan dan
menikmatinya, dengan harapan orang yang diajak juga sama terkagum-kagum sama
seperti dia.

Lebih dari itu ia berharap agar orang lain juga mendukung terhadap
langkah-langkah untuk menikmatinya terus-menerus. Hal ini biasa, seperti
saya juga sering mengalami hal demikian, tetapi kita terus berupaya untuk
terus belajar dari sejarah, pengalaman orang lain, serta belajar bagaimana
caranya tidak jadi orang norak, kampungan alias deso.

Semua kampus di Jepang penuh dengan sepeda, tak terkecuali dekan atau bahkan
Rektorpun ada yang naik sepeda datang ke kampus. Sementara si Pemilik
perusahaan Honda tinggal di sebuah apartemen yang sederhana. Ketika beberapa
pengusaha ingin memberi pinjaman kepada pemerintah Indonesia mereka
menjemput pejabat Indonesia di Narita. Dari Tokyo mereka naik kendaraan
umum, sementara yang akan dijemput, pejabat Indonesia naik mobil dinas
Kedutaan yaitu mercy.

Ketika saya di Australia berkesempatan melihat sebuah acara ceremoni dari
jarak yang sangat dekat, dihadiri oleh pejabat setingkat menteri, saya
tertarik mengamati pada mobil yang mereka pakai Merk Holden baru yang paling
murah untuk ukuran Australia. Yang menarik, para
pengawalnya tidak terlihat karena tidak berbeda penampilannya dengan
tamu-tamu, kalau tidak jeli mengamati kita tidak tahu mana pengawalnya.

Di Sidney saya berkenalan dengan seorang pelayan restoran Thailand. Dia
seorang warga Negara Malaysia keturunan cina, sudah selesai S3, sekarang
lagi mengikuti program Post Doc, Dia anak serorang pengusaha yang kaya raya.
Tidak mau menggunakan fasilitas orang tuanya malah jadi pelayan. Dia juga
sebenarnya dapat beasiswa dari perguruan tingginya.

Satu bulan saya di jepang tidak melihat orang pakai hp communicator, mungkin
kelemahan saya mengamati. Dan setelah saya baca Koran ternyata konsumen
terbesar hp communicator adalah Indonesia. Sempat berkenalan juga dengan
seorang yang berada di stasiun kereta di Jepang, ternyata dia anak seorang
pejabat tinggi Negara, juga naik kereta. Yang tak kalah serunya saya juga
jadi pengamat berbagai jenis sepatu yang di pakai masyarakat jepang ternyata
tak bermerek, wah ini yang ndeso siapa yaa?

Sulit membedakan tingkat ekonomi seseorang baik di jepang atau di Australia,
baik dari penampilannya, bajunya, kendaraannya, atau rumahnya. Kita baru
bisa menebak kekayaan seseorang kalau sudah tahu pekerjaan dan jabatanya di
perusahaan. Jangan-jangan kalau orang jepang diajak ke Pondok Indah bisa
Pingsan melihat rumah segitu gede dan mewahnya. Rata-rata rumah disana
memiliki tinggi plafon yang bisa dijambak dengan tangan hanya
dengan melompat. Sehingga duduknyapun banyak yang lesehan.

Ketika Indonesia sedang terpuruk, Hutang lagi numpuk, rakyat banyak yang
mulai ngamuk, Negara sedang kere, banyak yang antri beras, minyak tanah,
minyak goreng dll. Maka harga diri kita tidak bisa diangkat dengan medali
emas turnamen olah raga, sewa pemain asing, banyak ceremonial yang
gonta-ganti baju seragam, baju dinas, merek mobil, proyek mercusuar, dll,
dsb, dst

Bangsa ini akan naik harga dirinya kalo utang sudah lunas, kelaparan tidak
ada lagi, tidak ada pengamen dan pengemis, tidak ada lagi WTS (di Malaysia
"Wanita Tak Senonoh") , angka kriminal rendah, korupsi berkurang, punya
posisi tawar terhadap kekuatan global. Maka orang Deso (alias norak) tidak
mampu mengatasi krisis karena tidak bisa menjadikan krisis sebagai
paradigma dalam menyusun APBD dan APBN. Nah karena yang menyusun orang-orang
norak maka asumsi dan paradigma yang dipakai adalah Negara normal atau
bahkan mengikuti Negara maju. Bayangkan ada daerah yang menganggarkan Sepak
Bola 17 Milyar sementara anggaran kesranya 100 juta, wiiieh!

Akhirnya penyakit norak ini menjadi wabah yang sangat mengerikan dari atas
sampai bawah :
- Orang bisa antri Raskin sambil pegang hp
- Pelajar bisa nunggak SPP sambil merokok
- Orang tua lupa siapkan SPP, karena terpakai untk beli tv dan kulkas
- Orang bule mabuk krn kelebihan uang, Orang kampung mabuk beli minuman
patungan
- Pengemis bisa pake walkman sambil goyang kepala
- Para Pengungsi bisa berjoged dalam tendanya
- Orang beli Gelar akademis di ruko-ruko tanpa kuliah
- harga Ijazah S3 luar negeri bisa buat beli sebuah rumah petakan gang
sempit di cibubur
- Kelihatannya orang sibuk ternyata masih sering keluar masuk Mc Donald
- Kelihatannnya orang penting, ternyata sangat tahu detail dunia
persepakbolaan.
- Kelihatan seperti aktivis tapi habis waktu untuk mencetin hp
- 62 tahun merdeka, lomba-lombanya masih makan kerupuk saja
- Agar rakyat tidak kelaparan maka para pejabatnya dansa dansi di acara
tembang kenangan.
- Agar kampanye menang harus berani sewa bokong-bokong bahenol ngebor
- Agar masyarakat cerdas maka sajikan lagu goyang dombret dan wakuncar
- Agar bisa disebut terbuka maka harus bisa buka-bukaan
- Agar kelihatan inklusif mk hrs bisa menggandeng siapa saja, kl perlu jin
tomang jg digandeng

Yang lebih mengerikan lagi adalah supaya kita tidak terlihat kere, maka
harus bisa tampil keren. Makin kiamatlah kalo si kere tidak tahu dirinya
kere.

-- 
Thanks & Best Regards
http://www.dr-net.biz
http://darulmakmur.wordpress.com
http://darultda.blogspotcom
http://parapatiah.multiply.com
http://candaung.wordpress.com

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke