Setelah sholat Jumat, kami sekeluarga berangkat, target liburan kali ini “ pulau sikuai”. si Ipah (panggilan buat kijang innova bagi teman teman di mailing list Toyota) melaju mulus . mamasuki merak kelihatan truk berjejer mananti menyebrang ke Sumatra. Hampir dua jam menunggu si Ipah kami merangkak mengisi perut ferry bernama “Royal Nusantara” aneh juga memang nama sang ferry bagi saya, tapi di negeri ini memang pusat keanehan so tak perlu dirisaukanlah, hampir tiga jam berlayar roda si ipah bergulir diatas tanah pulau sumatra. Setelah nonstop mendengar deru mesin si-ipah kesokan hari sekitar jam sembilan pagi kami memasuki kota Palembang kendali kemudi kuserahkan pada istriku aku pindah kebelakang anak perempuanku pindah kedepan jadi navigator . Mari kita lihat jembatan ampera sukarno tak berapa lama tiba tiba “Bruuuk” terdengar suara disamping kiri, ketika kulihat kebelakang, kelihat becak terbalik. Setelah membantu membalikan becak yang terguling kuperhatikan kondisi becak, pengalaman mendayung becak pada saat SMA , membuat ku faham betul setiap sudut becak. Everything OK, sang pilot pun tak terluka. Saya rogoh saku dan kuberi si Abang lima puluh ribu rupiah sambil berkata maaf bang kusalami tangannya yang dingin. Dia mengangguk kerumunan orang bubar. Saya kembali naik kemobil sambil melirik samping kiri si-ipah yang akan berusan dengan assuransi. Lanjuuu..t terus menuju jempatan Ampera. Setelah menghubungi pak Zainal wartawan Sriwijaya post kawan yang kukenal lewat cimbuak.net kami sepakat bertemu di bawah jembatan Ampera. Setelah bersilaturahmi dengan pak Zainal. Sekitar jam sebelas pagi kami meninggalkan Palembang. Deru mesin si ipah terhenti di Muaro bungo karena hampir semua pom bensin yang kami lalui kosong, antrian kendaraan dan sepeda motor dengan jirigen memenuhi stasiun pengisi bbm tsb. Minyak dijual eceran satu liter sepuluh ribu rupiah. Entah benar ukuran liternya siapa yang tahu. Kira kira 30 liter masuk tangki si Ipah yang biasanya minum pertamak kini diisi bensin pinggir jalan. Jam empat pagi masuk kota Padang. Lampu mati, sebagian daerah gelap tak berlampu mungkin Padang juga kebagian gilirian mati lampu. Berkeliling mencari hotel mulai dari yang berbintang sampai ke wisma wisma setelah satu jam setengah tak ketemu kamar kosong. Hampir disemua hotel dipenuhi oleh kendaraan BM (riau) dari hasil pembicaraan dengan para petugas beberapa hotel saya diberitahu bila waktu liburan tiba sangat sulit mencari kamar hotel di padang. Dalam perjalan mencari kamar hotel ini ditengah jalan ada beberapa anak muda naik motor bebek menyalip dan pura pura selip tepat didepan mobil saya. Dengan reflek saya rem sipah. Kemudian mereka tertawa dan jalan. Tiga rombongan motor tersebut terus jalan. Si-ipah yang ber cc 2000 saya pacu mendahului mereka kemudian saya sentak rem secara mendadak. Dua teman mereka dapat menghindar satu hampir terjungkal setelah berjuang mengendalikan bebeknya. Istri dan anak anak saya diam seribu bahasa, saya hanya bilang “terkadang orang belajar harus dengan kayu”. Kali ini saya tidak mendengar tertawa lagi. Kami sepakat terus menuju ke jembatan Siti Nurbaya karena kantor Wisata bahari ke pulau sikuai berlokasi pas dibawah jembatan itu . Dalam perjalanan kesana anak saya nyeletuk “Yah, kok ada yang jual beer dipinggir jalan?”. Dulu waktu ayah sekolah SMA di maninjau pada saat musim cengkeh itu beer kami buat untuk cuci tangan sebelum makan. Kalau kau mau keluar setiap malam di kota padang ini semua yang jelek2 akan kau lihat, di mana saja didunia ini selalu ada hitam dan putih tak ada yang semuanya putih atau sebaliknya. Setelah meninggalkan deposit sekitar empat juta rupiah untuk dua kamar serta tambah satu extra bed dan menitipkan mobil. Satu kamar seharga delapan ratus ribu rupiah satu malam. Dengan boat yang diberi tiga mesin tempel berlayar menuju p sikuai, 36 orang mengisi sang boat kecil, keluarga saya yang ras melayu serta beberapa crew, dua bule dan selebihnya cina padang yang mengikuti one day tour. Anak anak saya terheran heran mendengar cina berbahasa minang dengan lancar. Semakin seru dengan ramainya suara lengkingan khas cina yang tak mudah hilang. Sambil bercanda saya katakan sama anak anak kalau di Sumbar dan Jawa cina yang berbahasa minang dan jawa, tapi kalau Medan dan Riau melayu yang berbahasa cina istri saya senyum senyum saja. Life jacket diletakan didepan dan dibelakang boat. Sebelum berangkat saya beritahu keluarga saya, “just in case of emergency grab that jacket and stay together and don’t panic”. Kegembiraan anak anak menikmati ayunan gelombang membuat saya takut mereka akan kehilangan konsentrasi. Seharusnya life jacket tersebut dipakai sepanjang pelayaran tapi yaitulah kebiasaan peduli akan keselamatan di negeri yang berpenduduk ratusan juta ini kayaknya tak perlu perlu amat. Mungkin semangkin banyak orang mati semakin baik dan lahan kosong semakin luas lapangan pekerjaan semakin terbuka. Keindahan pulai sikuai sudah kelihatan pada saat boat merapat di dermaga. Anak anak langsung nyeletuk. “Yah, ini lebih cantik dari Dream Landnya Bali”. Air laut yang tembus pandang menghadirkan keindahan dasar laut pasir putih yang halus serta karang karang membuat kita tak mau beranjak dari tempat kita berdiri. Pada saat check in, kami diberi tahu bahwa listrik mati mulai jam sepuluh pagi sampai setengah lima sore setiap hari. kami diantar ke rumah yang berbentuk cotage. Sepanjang perjalan dari rumah induk ke rumah yang kami sewa saya mulai merasa tidak nyaman dengan suara sepeda motor yang dipacu kencang dijalan yang hanya selebar satu stengah meter. Bahkan lebih tidak enak lagi mendengar klakson menyuruh kami menepi karena motor jepang itu mau lewat. Kami tidak diberi tahu dimana tempat berkumpul bila terjadi keadaan darurat seperti kita ketahui bersama sepanjang pantai barat sumatra adalah daerah rawan gempa dan tsunami. Sekali lagi saya harus memberi tahu keluarga saya bila terjadi tsunami atau gempa dimana kita harus berkumpul dan stay calm don’t panic sudah banyak contoh yang membuat banyak orang kehilangan nyawa adalah kepanikan. Masalah kedua pada saat saya mau buang puntung rokok ditangan, saya tidak melihat tong sampah disediakan dipinggir jalan. Masuk ke kamar lumayan lah tapi tidak ada air panas. Tidak ada cerek untuk masak air dan bungkusan kopi atau teh tersedia seperti fasilitas hotel dengan harga lebih kurang 100 US. Yang ada hanya dua aqua gelas dikamar mandi itu pun hanya pada hari pertama, hari berikutnya tidak ada lagi. Jam makan siang berakhir pukul 15:00. Kami kehilangan kesempatan karena semua tertidur kelelahan akibat perjalan panjang dari Jakarta. Setelah magrib kami berlima keluar menuju Rumah induk tempat kami chek in yang berjarak rumah induk yang berjarak sekitar 200 meter. Makan malam, para waiters memberika menu masing masing memilih, si kecil minta steak ayam sperti yang tertulis dimenu yang kemudian waiter kembali dengan mengatakan maaf makanan itu tidak tersedia sekarang. Sebelum makanan datang ada petugas resto mendatangi kami meminta bukti bahwa kami sudah mendeposit uang di Padang. Saya lalu memandang anak gadis saya karena kami semua sepakat dia jadi koordinator segala sesuatunya. Rupanya slip tersebut ketinggalan di kamarnya. Saya bilang sama waiter tsb besok saja kami serahkan. Waiter ngotot dia bilang tidak bisa, ya sudah terpaksa si sulung kembali kekamarnya mengambil slip tsb. Sambil makan saya katakan sama anak anak saya, di negeri ini orang sudah kehillangan kepercayaan, trust itu sudah tidak ada lagi si Mbak itu pun tak percaya sama kita padahal waktu check in kita sudah memberikan kartu yang diberikan oleh petugas di padang dan kita sudah diberikan dua kamar dan plus extra bed dan untuk sampai kamaripun kita dibawa oleh boat mereka. Makananya menurut saya kurang enak, karena saya lebih suka nasi padang. Sering kritikan datang dari anak anak saya. “Ayah sudah merantau ke berbagai penjuru dunia kok yang dicari selalu nasi padang”. Kalau anak anak jalan jalan sama saya, tak ada tempat makan selain restoran padang. Harga untuk satu orang makan sekitar seratus ribu rupiah, Istri saya bilang mahal amat, tapi saya katakan just enjoy your life. Jangan dilihat bill itu lihatlah ikan berwarna warni di sela sela karang hidup besok. Istri saya sama dengan ibu ibu lain, uang disimpan saja kalau sudah terkumpul perbaiki rumah entah dibikin bertingkat atau apalah. Saya berprinsip lain hidup hanya sementara nikmatilah, ngapain kerja jungkir balik kalau nanti mati orang lain yang menikmati. Teringat kothbah Buya Hamka anak anak itu menangis hanya pada hari kematian, hari kedua mereka sudah mencari kunci dimana sang ayah menyimpan uang dan hari berikutnya mereka berkelahi sesama mereka dan lupalah berdoa untuk orang tua mereka. Tugas kita hanya menyekolahkan anak anak selagi mereka mau sekolah sampai selesai. Setelah itu mereka harus bisa berjalan diatas kaki mereka sendiri. Bila pasukan sudah kita latih dan dilengkapi dengan senjata yang up todate peluru yang cukup serta pemahaman akan medan pertempuran yang baik. Masalah menang atau kalah ada digaris tangan mereka masing masing. Sarapan pagi, yang tersedia hanya nasi goreng minuman kopi, teh dan jus jeruk. Yang jadi masalah adalah kopi dan teh disediakan dikotak plastik sama seperti tempat jus jeruk. Mendingan kalau kopi ditaruh didalam termos agar selalu panas. Bule belanda curhat dengan saya dia bilang saya telah membuat perbaikan kecil disini katanya. Lalu saya tannya apa itu?, Dia jawab saya sudah menyuruh waiter itu untuk melepas kain penutup TV itu berada di atas TV karena itu akan menggangu sistim pendinginan TV. Sambil mengangguk saya katakan “ a lot thing need to be improved here bro” but anyway obrigado senior. Kami sekeluarga benar benar menikmati liburan singkat ini. Terlepas dari segala kekurangannya. Pada suatu sore hari kedua saya sedang duduk duduk di ayunan yang dibuat diantara dua pohon kelapa dengan anak saya. Terdengar suara pembicaraan tak berapa jauh dari saya (sebuah proses transaksi protitusi sedang terjadi) ”capek lah kamari, si A lah disiko pailah kamuaro tamuilah si “B” naik boat kami tunggu dih urang taiwan tu lah disiko …dst dst ” Bersyukur saya anak saya tidak bisa berbahasa minang sambil berdiri saya ajak anak saya berkeliling pulau agar menjauh dari percakapan yang tidak baik didengar oleh anak anak.. Hanya tiga hari dua malam kami di pulau indah ini. Saya harus kembali ke pos di Angola dan anak anak pun harus kembali kesekolah… Jam dua siang kami mulai menyisiri seetiap travel agent karena anak saya nomor dua (Adam) ada kuliah praktek dan harus pulang hari itu juga. Semua travel sudah di kunjungi semua penerbangan ke JKT penuh, akhir nya ada satu tiket tersedia dengan Lion itupun bisnis class. Tak ada pilihan lain dua juta seratus lima puluh ribu rupiah melayang untuk sang tiket. Wooouw hebat sumbar sekarang semua penerbangan ke JKT full. Si Ipah melaju ke Bandara International Minangkabau dalam perjalanan terlihat restoran kapau. Wah nikmat sekali rasanya. Selesai makan kami mengantarkan sang gentleman kami ke BIM inilah pertama kali saya melihat lapangan terbang BIM. Menurut saya peribadi BIM ini cantik apalagi dengan gonjongnya… Keluar dari BIM kami belok kiri dan terus …menuju bkt, jalur pulang kali ini kami sepakat bukit tinggi – payakumbuh – pakanbaru – jambi – plb – lampung jkt. Dengan harapan tentunya diperbatasan riau jambi akan lebih mudah mendapatkan fuel dari pada perbatasan sumbar jambi… Singgah sebentar di tempat anak mamak antara padang dan bukit habis magrib terus lanjut ke bukit, beli karupuak sanjai dan terus ke payakumbuah singgah beli batiah dan kalamai dan terus ketempat bako setelah bernostalgia sekitar satu jam kami meluncur kali ini mengarah ke pekan baru teringat waktu kecil kalau lewat jalan ini harus melalui lubang kalam dan harus menyebrang dua kali dengan rakit. Sekarang sudah ada jembatan lubang kalam pun sudah tidak ada lagi… Jam enam sore dapat telpon dari anak saya mengatakan pesawatnya delay dua jam. Saya bilang mungkin ada yang rusak dari pada rusak diatas mendingan diperbaiki dulu dibawah. Istri saya langsung ngomel ngomel.. Nosnstop setelah bekeliling sebentar di Pekan baru lanjut terus ke selatan. Tangki besin isi enuh di pekan baru dan kembali di top up menjelang masuk pelalawan. Dan setelah itu hanya pompa bensi yang tutup atau penuh antrian kendaraan yang kelihatan. Terpaksa pula tangki diisi dengan bensin pinggir jalan kali ini lebih mahal dua puluh ribu rupiah satu liter. Menjelang masuk jambi si Ipah yang kuat minum ini mulai memberi sinyal haus haus ….) Saya bilang sama istri saya bila lampu itu berkedip maximum kita bisa jalan 10 kilo lagi agar everybody tidak panik. Akhirnya sampai juga di Jambi. Saya hubungi kawan yang kenal lewat Cimbuak Net. Henri, berkat bantuan beliau dengan menyedot bensin dari mobilnya dan ditambah dengan bantuan adik adiknya yang keliling jambi mencari bensin eceran yang kini sudah susah didapat akhirnya dapat juga lima belas liter tambahan, kali ini harga naik lagi jadi 25 ribu satu liter. Di kedinginan malam si ipah terus merayap dan semua pom bensin dipenuhi antrian mobil dan motor yang parkir karena tidak ada stok. Menjelang masuk sungai lilin kembali lampu minyak si ipah berkedip. Syukur Alhamdulliah di pom bensin sungai lilin si ipah bisa melepas dahaganya. Full tank dan lanjut – plb - lampung – jakarta – everybody happy . Terima kasih Henri, dan Pak Zainal … Luanda
Zulkarnain Kahar, 49th Welcome to the paradise island of sikuai for business and pleasure if Mauritius is to far from your place --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---